Perhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah

Saturday, April 23, 2016

BAB SHALAT

باب الصلاة

هي شرعاأقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة باتكبيرومختتمة بالتّسليم و سمّيت بذلك لاشتمالها على الصلاة لغة و هي الدّعاء والمفروضات العينيّةخمس في كلّ يوم وليلة معلومة من الدّين بالضّرورة فيكفر جاحدها و لم تجتمع هذه الخمس لغيرنبيّنا محمّدصلى الله عليه و سلّم



arti salat menurut istilah syara ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan,dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam,disebutkan demikian karena mencakup arti salat secara bahasa,yaitu "doa". salat hukumnya fardhu 'ain.ada lima waktu salat dalam sehari semalam,hal itu merupakan perkara agama yang harus diketahui.yaitu lohor,asar maghrib,isa,dan subuh.jumlah seluruhnya 17 rakaat.kafir hukumnya bagi orang yang mengingkarinya.selain bagi nabi kita muhammad s.a.w,kelima waktu salat tersebut tidak merupakan suatu ketentuan.(salat subuh adalah salat nabi adam a.s , salat lohor adalah salat nabi daud a.s , salah asar adalah salat nabi sulaiman a.s , salat maghrib adalah salat nabi ya'qub a.s dan isya adalah salat nabi yunus a.s)

وفرضت ليلة الإسراء بعد النّبوّة بعشر سنين وثلاثة أشهر ليلة سبع وعشرين من رجب ولم تجب صبح يوم تلك اللّيلة لعدم العلم بكيفيّتها

(salat mulai di fardukan pada malam isra , sepuluh tahun tiga bulan sesudah kenabian , tepatnya pada malam 27 rajab.salat subuh belum diwajibkan pada malam itu karena belum diketahui tata caranya.
salat lima waktu diwajibkan setelah lahir dan batin nabi muhammad s.a.w dibersihkan dari sifat - sifat yang kotor oleh malaikat jibril a.s dengan menggunakan air zam - zam . adapun hikmah rakaat salat yang 17 itu ialah waktu bangun rata - rata 17 jam , dengan rincian siang 12 jam dan malam 5 jam , jadi setiap rakaat merupakan kifarat dari kelalain setiap jam)

 إنّما تجب المكتوبة أي الصّلوات الخمس على كلّ مسلم مكلّف أي بالغ عاقل ذكر أو غيره طاهر فلا تجب على كافر أصليّ و صبيّ و مجنون و مغمى عليه و سكران بلا تعدّ لعدم تكليفهم و لا على حائض و نفساء لعدم صحّتها منهما و لا قضاء عليهما بل تجب على مر تدّ و متعدّ بسكر 



       shalat yang difardukan ada 5 , wajib dikerjakan oleh muslim yang mukalaf , balig , berakal , laki - laki atau yang lainnya (perempuan dan waria) yang suci . tidak diwajibkan kepada kafir tulen (belum membaca syahadat) , anak kecil , orang gila , orang yang berpenyakit ayan , dan orang mabuk yang melampui batas. mereka tidak dituntut untuk mengerjakannya (karena tidak berakal atau rusak akalnya) tidak diwajibkan pula atas perempuan yang haid atau nifas , salatnya tidak sah (karena kotor atau najis) bagi mereka tidak wajib qadha , tetapi bagi orang yang murtad dan menyengaja mabuk , wajib mengqadha salatnya.

ويقتل أي المسلم المكلّف الطّاهرحدّابضرب عنق إن إخرجهاأي المكتوبةعامدا عن وقت جمع لهاإن كان كسلامع اعتقاد وجوبها إن لم يتب بعد الإستتابة

orang muslim mukalaf yang suci kalau meninggalkan salat fardu dengan sengaja dari waktu jamaknya (umpamanya meninggalkan salat lohor dan asar),meninggalkan salat karena malas dan mengi'tikadkan bahwa salat itu wajib , kemudian ia tidak bertobat sesudah disuruh bertobat (oleh hakim atau pemerintah),maka ia harus dihukum mati dengan cara dipancung lehernya.(hukuman dilaksanakan sesudah matahari terbenam , kalau ia meninggalkan salat maghrib dan isya hukumannya dijatuhkan sesudah terbit fajar , tindakan pertama ialah ia harus diperiksa , dan diperintahkan kepadanya agar mengerjakan salat , kalau ia tidak mau mengerjakan salat sampai lewat waktu jamak yaitu 2 waktu salat , baru hukan itu dijatuhkan kepadanya , jadi tidak langsung dibunuh begitu saja , tanpa diproses oleh hakim islam terlebih dahulu.
sebagaimana sabda nabi muhammad saw :
أمرت أن أقا تل النّاس حتّى يشهدواأن لاإله إلّااللّه وأنّ محمّدارسول اللّه و يقيمواالصّلاة ويؤ تواالزّكاة فإذا فعلوا ذلك عصموامنّي دماءهم وأموالهم إلّابحقّ الإسلام و حسا بهم على اللّه  
"aku mendapat perintah memerangi manusia , sehingga mereka membaca 2 kalimat syahadat , mengerjakan salat , dan mengeluarkan zakat.kalau mereka mngerjakan perintah itu , maka darah dan harta mereka berhak dipelihara atau dilindungi dari hukumanku , kecuali karena hak islam dan hisaban mereka terserah kepada allah." (riwayat shakhikain)   
علامات البلوغ ثلاث فى حقّ الأنثى واثنان فى حقّ الذّكر
أحدها تمام خمس عشرة سنة قمريّة تحديديّة بإتّفاق فى الذّكر والأنثى وابتداؤهامن انفصال جميع البدان
tanda-tanda baligh itu ada tiga pada perempuan dan dua pada laki-laki.
tanda pertama yaitu telah genap usia 15 tahun dengan hitungan kalender bulan hijriah secara penentuan pasti dengan berdasarkan kesepakatan ulama pada laki-laki dan perempuan. dan permulaan penghitungan usia itu dari terpisahnya seluruh tubuh/awal kelahiran.
و ثانيها الإحتلام أى الإمناء وإن لم يخرج المنىّ من الذّكر كأن احسّ بخروجه فأمسكه وسواء خرج من طريقه المعتاد أو غيره مع الإنسداد الأصلىّ
وسواء كان فى نوم أو يقظة بجماع أو غيره
فى الذّكر والأنثى لتسع سنين قمريّة تحديديّة عند البيجوريّ والشّربيني والّذى اعتمده ابن حجروشيخ الإسلام أنّها تقريبيّة ونقل عبدالكريم عن الرّملى أنّهاتقربيّةفى الأنثى وتحديديّة فى الذّكر
dan tanda yang kedua yaitu mimpi keluar air mani yakni mengalami kondisi keluarnya air mani, meskipun tidak keluar air mani dari penis, seperti ia merasakan akan keluar air mani, lalu ia menahannya.
dan sama saja, keluar air mani itu dari caranya yang biasa alamiah atau dari selainnya disertai dengan mengalami tesumbatnya saluran keluar yang asli.
dan sama saja keluar air mani itu disaat tidur ataupun terjaga melalui persetubuhan ataupun lainnya.
(bagi laki-laki dan perempuan di usia 9 tahun) dengan hitungan kalender hijriah secara penentuan pasti menurut syeh al baijuri dan syeh asy-syarbini.
sedangkan pendapat yang dipegang kuat oleh syeh ibnu hajar al haitamai dan syaikhul islam syeh abi yahya zakaria al anshory bahwa hal itu secara perkiraan. 
dan syeh abdul karim menukil dari syeh ar-romli "sesungguhnya penghitungan itu secara perkiraan pada perempuan dan secara penentuan pasti pada laki-laki.

و ثالثها الحيض فى حقّ الأنثى لتسع سنين تقريبيّة بأنّ كان نقصهاأقلّ من ستّة عشر يوما ولوبلحظة وأمّاالخنثى فحكمه أنّه إن أمنى من ذكره وحاض من فرجه حكم ببلوغه، فإن وجد أحدهماأوكلاهمامن أحد فرجيه فلايحكم ببلوغه
وإنّماذكرالمصنّف أوّل مسألة فى الفقه علامات البلوغ لأنّ مناط التّكليف على البالغ دون الصبيّى والصبّيّة لكن يجب على سبيل فرض الكفاية على أصلهما الذّكور والإناث أن يأمرهمابالصّلاة وماتتوقّف عليه كوضوء ونحوه بعداستكمالهماسبع سنين إذاميّزا
dan tanda yang ketiga yaitu haidh bagi perempuan yang berusia 9 tahun dengan hitungan perkiraan. maksudnya yaitu dengan sekiranya ada berkurang usianya itu lebih sedikit dari 16 hari walaupun kurangnya itu dengan seukuran waktu yang sebentar. dan adapun kehamilan seorang anak perempuan maka hal itu bukan pertanda baligh. akan tetapi tanda balighnya adalah dengan sebab keluar air mani sebelum kehamilan itu.
dan adapun khuntsa (orang berkelamin dua jenis) maka hukum balighnya adalah bahwasanya jika ia mengeluarkan air mani dari penisnya dan haidh dari vaginanya maka dihukumi dengan baligh baginya. lalu jika ditemukan salah satunya yakni air mani pada penisnya atau haidh dari vaginanya atau kedua-duanya dari salah satu kelaminnya itu maka tidak dihukumi dangan baligh baginya.
sesungguhnya pengarang kitab safinatunajah syeh salim bin sumair menyebutkan masalah permulaan dalam ilmu fiqih akan tanda-tanda baligh hanyalah karena sesungguhnya tempat bergantungnya pembebanan hukum itu berotasi pada usia baligh bukan pada anak kecil laki-laki dan anak kecil perempuan.
akan tetapi wajib secara fardhu kifayah bagi orang tua kedua anak-anak itu baik berjenis kelamin laki-laki atau perempuan agar ia memerintahkan anak itu untuk sholat da hal-hal yang berkaitan atasnya seperti wudhu dan semacamnya , setelah kedua anak itu genak berusia 7 tahun, apabila kedua anak itu telah memasuki usia tamyiz


وعلى ندبا الإستتابةلايضمن من قتله قبل التّو بة لكنّه يأثم و يقتل كفراإن تر كهاجا حدااو جوبهافلايغل ولايصلّى عليه
(hukum memerintah seseorang bertobat itu sunat ,namun menurut pendapat lain hal itu wajib bagi hakim)..menurut kaul yang menyunatkan perintah tobat , orang yang memancungnya sebelum tobat , tidak dimintai pertanggung jawaban tapi melainkan pemancung itu berdosa (karena main hakim sendiri , sedangkan yang berwenang menetapkan hukum dan menindaknya adalah pemerintah).
orang yang meninggalkan salat karena ingkar terhadap kewajiban tersebut harus di bunuh (karena hukumnya kafir)karena itu jenazahnya tidak perlu dimandikan dan disalatkan.


 ويبادرمن مرّبفائت وجوبا إن فات بلاعذر فيلزمه القضاء فورا قال شخناأحمدبن حجررحمه اللّه تعالى ولّذي  يظهرأنّه يلزمه صرف جميع زمنه للقضاء ماعداما يحتاج لصرفه فيما لا بدّ منه

apabila seorang mukalaf meninggalkan salat tanpa uzur ia wajib segera mengqada salatnya.syeh ahmad bin hajar rahimahullah berkata " hukumnya jelas sesungguhnya orang yang meninggalkan salat tanpa udzur , wajib menggunakan seluruh waktunya untuk mengqada salatnya kecuali selain waktu yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang sangat penting baginya (seperti tidur , bekerja , dan sebagainya )

 و أنّه يحرم عليه التّطوّع ويبادر به ندباإن فات بعذر كنوم لم يتعدّ به ونسيان كذلك و يسنّ ترتيبه أي ألفا ئت فيقضى الصّبح قبل الظهر و هكذا و تقديمه على حاضرة لايخاف فوتها إن فات بعذر و إن خشي فوت جماعتهاعلى المعتمد

haram bagi orang tersebut (yang meninggalkan salat tanpa uzur) mengerjakan solat sunat sebab qada lebih penting dari pada solat sunat . sedangkan bagi yang mengerjakan mengqada solat yang tertinggal karena udzur hukumnya adalah sunat.misalnya karena tidur yang tidak disengaja atau pun karena hujan yang menyebabkan terjadinya musibah dan yang semisalnya.

cara mengerjakan qada salat :

1.sunat menertibkan qada salat yang tertinggalnya misalnya , mengqada salat subuh sebelum salat lohor , dan seterusnya . sunat pula mendahulukan qada yang tertinggal karena udzur sebelum salat ada (tepat waktunya) yang tidak dikhawatirkan kehabisan waktu.

menurut kaul yang mu'tamad , walaupun dikhawatirkan tertinggal solat berjamaah , qada tetap harus didahulukan.(sebagaimana sunat rasulullah saw pada waktu perang khandaq , belia mendahulukan qada solat asar sebelum solat fardu magrib,padahal waktu itu matahari sudah terbenam)

و إذافات بلاعذر فيجب تقديمه عليها أمّا إذاخاف فوت الحاضرة بأيقع بعضها و إن قلّ خارج الوقت فيلزمه البدء بها و يجب تقديم مافات بغير عذر على مافات بعذر و إن فقدالتّرتيب لأ نّه سنّة والبدر واجب ويندب تأخير الرّوتب عن الفوائت بعذر ويجب تأخيرها عن الفوائت بغير عذر
2.bila salat tertinggal bukan karena udzur , maka wajib mendahulukan qada sebelum salat hadir (ada)
3.apabila khawatir kehabisan waktu bagi salat hadir --baik karena sebagian rakaatnya--sekalipun sesaat diluar waktu yang telah ditentukan , ia wajib memulainya dengan salat hadir.
4.wajib mendahulakn qada salat yang tertinggal bukan karena udzur daripada salat yang tertinggal karena udzur , walaupun tidak tertib , sebab tertib itu hukumnya sunat, sedangkan menyegerakan qada tanpa udzur itu adalah wajib.
5.disunatkan mengakhirkan salat sunat rawtib daripada mengqada salat yang tertinggal karena udzur.
6.wajib mengakhirkan sunat rawatib dari pada mengqada salat yang tertinggal tanpa udzur


(تنبيه)
 من مات عليه صلاة فرض لم تقض و لم تفد عنه و فى قول إنّها تفعل عنه أوصى بها أم لا حكاه العباديّ عن الشافعيّ لخبرفيه وفعل به السّبكيّ عن بعض أقاربه
peringatan bagiu orang yang meninggalkan shalat :
barang siapa yang meninggal dunia dan ia meninggalkan salat fardhu (hukumnya adalah sebagai berikut)
1.salatnya tidak perlu diqadakan dan tidak perlu difidyahkan
2.menurut pendapatan yang lain , salatnya boleh saja di qadakan baik almarhum/almarhumah (mayat) itu berwasiat atai tidak , syaikh ubadi telah menceritakan pendapat ini dari imam syafi'i,berdasarkan hadis imam bukhari dan lainnya.syaikh subki pernah mengqadakan salat sebagian kerabatnya yang meninggal dunia.
menurut sebagian ulama boleh difidyahkan dengan satu mud bagi setiap salat fardu ,sebagaimana jawaban nabi muhammad saw kepada sahabatnya yang menanyakan cara berbuat baik kepada orang tua yang telah meninggal dunia,yaitu:

إنّ من البرّ بعد موتهما أن تصلّى لهما مع صلا تك و تصوم لهما مع صيامك

 (رواه الدّرقطنى)
berbuat baik kepada orang tua setelah mereka tiada hendaklah kamu salat (qhada) untuk keduanya beserta salatmu dan berpuasa (qhada) untuknya beserta puasamu.(riwayat imam daruquthni)

ويؤمر ذوصبا ذكر أو أنثى مميّز بأن صار يأكل ويشرب ويستنجي وحده أي يجب على كلّ من أبويه وإن علا ثمّ الوصيّ على مالك الرّقيق أن يأمره بهاأيّ الصّلاة ولوقضاء وبجميع شروتهالسبع أي بعد سبع من السّنين أي عند تمامها وإن ميّزقبلها وينبغي مع صيغةالأمرالتّهديد



orang tua (bapak dan ibu) , kakek serta orang yang diwasiati (mengurus anak) wajib memerintahkan anak lelaki dan perempuannya yang sudah tamyiz ---yaitu yang sudah bisa makan dan minum dan bersuci sendiri---untuk mengerjakan ibadah kepada allah (misalnya , salat , puasa , mengaji , dan sebagainya).demikian pula pemilik hamba sahaya , wajib memerintahkan salat kepada hamba sahayanya , termasuk qhada berikut persyaratannya , yaitu apabila mereka telah berumur 7 tahun atau sudah tamyiz sebelumnya (sebelum umur 7 tahun) apabila mereka tidak mengerjakannya , hendaklah perintah itu disertai dengan sedikit keras.


و لابدّ مع صيغة الأمر من التّهديد كأن يقول لهما صلّيا و إلّا ضربتكما 


dan tidak boleh tidak, disertai disertai dengan melontarkan bentuk kata perintah (sekalipun mesti melakukan) pengancaman/menakuti-nakuti,seperti ia mengatakan kepada kedua anak itu : "SHOLATLAH KALIAN BERDUA JIKA TIDAK , MAKA AKU AKAN MEMUKUL KALIAN" 


ويضربضرباغيرمبرّح وجوبا ممّن ذكرعليها أي على تركها ولو قضاء أوترك شرط من شروطها لعشرأي بعد استكما لهاللحديث الصّحيح مرواالصّبيّ بالصّلاة إذابلغ سبع سنين و إذ بلغ عشرسنين فاضربوه عليها


orang tua atau wali wajib memukul anak yang telah berumur 10 tahun dengan pukulan yang tidak melukai , bila anak tersebut meninggalkan salat , sekalipun qhada atau meninggalkan salah satu syarat dari syarat - syarat salat.hal ini berdasarkan dari hadis sahih berikut ,"perintahkanlah anak-anakmu bila mereka telah berumur 7 tahun , dan bila mereka telah berumur 10 tahun meninggalkan salat , maka pukullah ia.


كصوم أطاقه فإنّه يؤمربه لسبع ويضرب عليه لعشر كالصّلاة وحكمة ذلك التّمرين على العبادة ليتعوّدها فلا يتركها وبحث الأذرعيّ في قنّ صغير كافر نطق بشهادتين أنّه يؤمر ندبا بالصّلاة والصّوم يحثّ عليهما من غير ضرب ليألّف الخير بعد بلوغه وإن أبى القياس ذلك إنتهى


demikianlah puasa apabila ia sudah kuat.anak-anak harus diperintahkan berpuasa bila sudah berumur 7 tahun , bila sudah berumur 10 tahun masih tidak berpuasa , maka pukullah sebagaiamana perintah salat , hikmahnya ialah mendidik agar mereka membiasakan beribadah dan tidak meninggalkannya.imam adzra'i telah membahas masalah memerintah hamba sahaya yang masih kecil serta kafir namun pernah membaca dua kalimat syahadat , maka memerintahkan mereka untuk mengerjakan salat dan puasa hukumnya sunat . tetapi tuannya wajib untuk menganjurkan agar ia mengerjakan salat dan puasa, tanpa memukulnya.hal ini dimaksudkan supaya setelah balig anak itu dapat membiasakan diri beribadah , walaupun yang demikian itu bertentangan dengan qiyas .(menurut qiyas,hamba yang masih kecil dianggap kafir , kalau orang tuanya kafir)

ويجب أيضاعلى من مرّ نهيه عن المحرّمات وتعليمه الواجبات ونحوها من سائرالشّرائع الظّاهرة ولوسنّة كسواك وأمره بذلك ولا ينتهي وجوب مامرّ على من مرّ إلاببلوغه رشيدا وأجرة تعليمه ذلك كالقرأن والأدب في ماله ثمّ على أبيه ثمّ على أمّه

orang tua,orang yang diwasiati mengurus anak , tuan pemilik hamba sahaya , dan pemuka kaum muslimin wajib melarang anak-anak melakukan pekerjaan haram;wajib menganjurkan yang wajib dan sebagainya dari semua syariat islam yang bersifat lahiriyah ,walaupun hukumnya sunat .misalnya bersiwak , serta wajib pula memerintahkan atau mengerjakan yang tersebut tadi .
kewajiban mendidik anak bagi orang - orang yang telah diwajibkan di atas tidak boleh berhenti , kecuali anak - anak itu telah baligh daan cerdik , adapun biaya untuk mempelajari syariat islam , seperti membaca alquran dan ilmu adab (etika) , diambil dari hartanya jika ada , bila sianak itu tidak mampu , maka menjadi kewajiban bapaknya , jika bapaknya tidak mampu maka menjadi kewajiban ibunya.
(تنبيه)
ذكر السّمعانيّ في زوجة صغيرة ذات أبوين أنّ وجوب مامرّ عليهما فالزّوج وقضيّته وجوب ضربها ولوفى الكبيرة صرّح جمال لإسلام البزريّ قال شيخنا وهو ظاهر إن لم يخش نشوزا وأطلق الزّركشيّ النّدب
(peringatan dalam mendidik anak ):
imam sam 'ani menjelaskan perihal mendidik istri yang masih kecil tapi masih memiliki kedua orang tua .tetaplah kewajiban mendidiknya adalah kewajiban orang tuanya.(jika kedua orang tuanya meninggal) menjadi kewajiban suaminya . wajib memukulnya (jika ia meninggalkan shalat) , hal ini berlaku pula bagi istri yang sudah dewasa , demikianlah penjelsan dari syeh jamalul islam al-bazaari.
guru kami mengatakan bahwa hal (boleh memukul)itu jelas,kalau tidak dikhawatirkan nusyuz, menurut imam zarkasyih.'sunat mukulnya secara mutlak , baik terhadap istri yang masih kecil atau pun yang sudah dewasa

وأوّل واجب حتّى على الأمر باالصّلاة كما قلوا على الأباء ثمّ على من مرّ تعليمه أي المميّز أنّ نبيّنا محمّدا صلّى الله عليه و سلّم بعث بمكّة وولد بها ودفن بالمدينة و مات بها   

yang pertama berkewajiban (mendidik anak) , termasuk dalam hal melaksanakan perintah salat , sebagaimana perkataan ulama , yaitu para bapak , kemudian adalah orang - orang yang telah di kemukakan di atas , yaitu wali , agar mengajarkan anak yang sudah mumayiz , bahwa nabi kita muahmmad saw diutus dan dilahirkan di mekkah dan meninggal dikebumikan di madinah.

 ومثله الزّوج فى زوجته فله الأمر لا الضّرب إلّا بإذن الولىّ

dan sama seperti pendidik , suami terhadap isterinya , maka bagi suami boleh memberi perintah , bukan melakukan pukulan kecuali dengan seizin wali

 والسّواك كالصّلاة فى الأمر والضرب

dan masalah bersiwak sama seperti shalat , dalam hal memerintahkan dan memukul

 وحكمة ذلك التّمرين على العبادة ليعتادها فلا يتركها إن شاءاللّه تعالى

dan hikmah dari hal itu sebagai latihan beribadah , agar ia terbiasa melakukan ibadah , sehingga ia tidak akan lancang meninggalkan ibadah. insya allah ta'ala

واعلم  أنّه يجب على الأباء و الأمّهات على سبيل فرض الكفاية تعليم أولادهم الطّهارة والصّلاة و سائر الشّرائع ومؤنة تعليمهم فى أموالهم إن كان لهم مال
فإن لم يكن ففى مال آبائهم
  فإن لم يكن ففى مال أمّهاتهم
 فإن لم يكن ففى بيت المال
فإن لم يكن فعلى أغنياء المسلمين
ketahuilah bahwasanya wajib atas para bapak dan para ibu secara ketentuan hukum fardhu kifayah untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang bersuci dan sholat dan ketentuan syariatnya.
dan pembiayaan belajar anak-anak itu pada harta-harta anak-anak tersebut , jika mereka memiliki harta.
lalu jika tidak ada hartanya , maka pada harta bapak-bapak mereka.
lalu jika harta bapak tidak ada , maka pada harta ibu-ibu mereka.
lalu jika harta para ibu mereka tidak ada , maka pada baitul mal (kas negara)
lalu jika kas baitul mal tidak ada maka menjadi tanggungan orang-orang kaya kaum muslimin.
إذا قيل لك لم وجب علي الصّبيّ غرامة المتلفات وقد قال العلماء برفع القلم عنه
قلت الأقلم ثلاثة قلم الثوّاب وقلم العقاب وقلم المتلفات
فقلم الثّواب مكتوب له وقلم العقاب مرفوع عنه وقلم المتلفات مكتوب عليه ومنها الدّية
وكذلك المجنون والنّائم إلّا أنّ قلم الثّواب والعقاب مرفوعان عنهما
وأمّا القصاص والحدّ فلا يجبان عليهم لعدم إلتزامهم للأحكام  
apabila dikatakan kepadamu "mengapa wajib atas seorang anak membayar denda sesuatu yang dirusak olehnya ? padahal sungguh para ulama mengatakan mengenai diangkatnya pena dari anak kecil.
 katakan olehmu " pena-pena itu ada tiga macam yaitu
1.pena ganjaran
2.pena siksaan
3.pena perkara-perkara yang dirusak

adapun pena ganjaran tercatat baginya ganjarannya, dan pena siksaan diangkat darinya/tidak dicata dan pena sesuatu yang dirusak tercatat dalam tanggung jawabnya dan diantaranya adalah tanggungan diyat (membayar denda).
demikian pula bagi orang gila dan orang yang tidur , hanya saja pena ganjaran dan pena siksaan diangkat dari kedua orang itu. adapun qishos dan had, maka dua hal itu tidak wajib dilaksanakan kepada meraka (anak kecil,orang gila,orang tidur), karena tidak ada keniscayaan pembebanan terhadap mereka akan hukum-hukum.


فصل في شروط الصّلاة 
SYARAT-SYARAT SHALAT

الشّروط مايتوقفّ عليه صحّة الصّلاة وليس منها وقدّمت الشّروط على الأركان لأانّها أولى بالتّقديم إذشرط ما يجب تقديمه على الصّلاة وا وستمراره فيها 
Syarat shalat berarti sesuatu yang menentukan sahnya shalat , meskipun sesuatu itu bukan merupakan pekerjaan shalat , seperti bersuci dari hadas , menutup aurat dan menghadap kiblat dan lain-lainnya.penjelasan mengenai syarat didahulukan dari pada rukun sebab syarat merupakan sesuatu yang wajib dipenuhi sebelum mengerjakan shalat . oleh karena itu , lebih tepat didahulukan dadri pada rukun-rukunya dan wajib dipenuhi selama shalat .menurut kaidah ushul fiqih :


الشّرط ماوجب واستمرّ

Syarat ialah sesuatu yang wajib ada dan tetap 



شروط الصّلاة خمسة أحدها طهارة عن حدث وجنابة،الطّهارة لغة النّظافة والخلوص من الدّنس. وشرعارفع المنع المترتّب على الحدث أوالنّجس فالأولى أي الطّهارة عن الحدث الوضوء وهوبضمّ الواو استعمال الماء في أعضاء مخصوصة مفتتحا بنيّة وبفتحها مايتوضّأبه وكان ابتداء وجوبه مع ابتدء وجوب المكتوبة ليلة الإسراء
 
Syarat-syarat shalat garis besarnya ada lima .

1. SUCI DARI HADAS BESAR JUNUB DAN HADAS KECIL

Arti thaharah menurut bahasa ialah bersih dan bebas dari kotoran , sedangkan menurut istilah syara ialah menghilangkan setiap noda berupa hadas atau najis .
Cara bersuci yang pertama

Cara bersuci yang pertama adalah berwudu , untuk menghilangkan hadas kecil . lafaz wudu dengan dhammah wawu artinya menyiramkan air pada anggota tubuh tertentu yang dimulai dengan niat sedangkan dengan fathah wawu artinya air yang digunakan untuk berwudhu .pertama kali wudhu diwajibkan yaitu pada malam isra mi’raj nabi muhammad saw.

1.SYARAT-SYARAT WUDHU

وشروطه أي الوضوء كشروط الغسل خمسة أحدها ماء مطلق فلا يرفع الحدث ولا يزيل النّجس ولايحصل سائر الطّهارة ولو مسنونة إلّا الماء المطلق وهو مايقع عليه اسم الماء بلا قيّد

syarat-syarat wudu sebagaimana syarat mandi junub,yaitu ada lima


syarat wudu yang pertama ialah dengan air mutlak. tidak ada yang dapat menghilangkan hadas,najis,serta tidak pula menyucikannya walaupun sunat, kecuali dengan air mutlak.air mutlak ialah air yang disebut tanpa qayid (ikatan) apa-apa.(air yang berqayid,misalnya air kelapa,air tebu dan sebagainya,air tersebut tidak bisa disebut air saja tanpa qayid.jelasnya air tersebut tidak bisa dipakai untuk bersuci)


وإن رشح من بخار الماء الطّهور المغلّى أواستهلك فيه الخليط أوقيّد بموافقة الواقع كماء البحر بخلاف مالايذكر إلّا مقيّدا كماء الورد غير مستعمل في فرض طهارة من رفع حدث أصغر أو أكبر ولو من ظهر حنفيّ لم ينو أوصبيّ لم يميّز لطواف


macam-macam air mutlak ialah 
1. air yang mengendap,yang berasal dari uap air suci yang mendidih.
2. air yang rusak campurannya (air yang tidak berubah karena bercampur suatu barang, umpanya air dua kulah tercampur sirup setengah botol atau ja'faron,nama airnya tetap, namun sirupnya / ja'faron hilang)
3. air yang diqayidi (terikat) dengan keadaan tempat,seperti air laut,(air sumur,air sungai,air kendi dan sebagainya. air itu disebut air saja tanpa menyebut qayidnya pun sudah cukup.(keempat macam air itu suci lagi menyucikan). berbeda dengan air yang tidak cukup disebut tanpa qayid seperti air mawar (air kelapa,air tebu dan sebagainya).air tersebut suci tapi tidak menyucikan kalau dipakai untuk bersuci , misalnya wudu ataupun mencuci najis.(air mutlak bukanlah air yang telah dipergunakan untuk bersuci fardu,misalnya untuk menghilangkan hadas kecil atau hadas besar,walaupun bersuci menggunakan cara mazhab hanafi (yang tidak mewajibkan niat) atau anak kecil yang belum tamyiz untuk thawaf.(air itu disebut musta'mal)


و إزالة نجس ولو معفوّا عنه قليلا أي حال كون المستعمل قليلا أي دون القلّتين فإن جمع المستعمل فبلغ قلّتين فمطهّر كما لو جمع المتنجّس فبلغ قلّتين ولم يتغيّر و إن قلّ بعد بتفريقه   

air musta'mal bukan air bekas menghilangkan najis,walaupun najis yang di maafkan.serta jumlah air mustamal itu sedikit,yaitu kurang dari 2 kulah.kalau air musta'mal dikumpulkan hingga menjadi 2 kulah,maka air itu suci dan mensucikan.seperti halnya air mutanajis dikumpulkan hingga mencapai 2 kulah dan tidak berubah sekalipun jumlahnya berkurang karena terpisah-pisah (sesudah dikumpulkan)


فعلم أنّ الإستعمال لا يثبت إلّا مع قلّة الماء أي وبعد فصله عن المحلّ المستعمل ولو حكما كأن جاوز منكب المتوضّئ أو ركبته وإن عاد لمحلّه أوانتقل من يد لأخرى،نعم لايضرّ فى المحدث إنفصال الماء من الكفّ إلى السّاعد ولا فى الجنب انفصاله من الرّأس إلى نحو الصّدر ممّا يغلب فيه التّقاذف 

(dengan demikian) jelaslah bahwa sebutan musta'mal itu hanya terdapat pada air yang sedikit,yaitu sesudah terpisah dari tempat pemakaiannya ( anggota wudhu,pakaian yang di cuci dan sebagainya),walaupun secara hukum.misalnya air yang melewati belikat atau lutut orang yang berwudhu ( seperti dari usapan kepala atau yang jatuh dari mukanya),walaupun kembali ketempat semula (tetap musta'mal atau bekas terpakai),atau air yang pindah dari satu tangan ke tangan lainnya.memang demikian, tetapi tidak ap-apa bagi orang yang berhadas bila terpisah airnya dari telapak tangan ke ruas tangan, begitu juga orang junub bila berpisahnya air itu dari kepala ke anggota tubuh lainnya,misalnya ke dada.

(فرع)


لو أدخل المتوضّئ يده بقصد الغسل عن الحدث أو لا بقصد بعد نيّة الجنب أوتثليث وجه المحدث أو بعد الغسلة الأولى إن قصد الإقتصار عليها بلانيّة اغتراف و لا قصد أخذ الماء لغرض أخرصار مستعملا بانّسبة لغير يده فله أن يغسل بما فيها باقي ساعد ها

Cabang :
Seadainya seseorang berwudhu ( dengan cara sebagai berikut )
  •  Memasukan tangannya ke dalam air dengan maksud membersihkan hada
  • Tanpa maksud menghilangkan hadas , tetapi sudah berniat mandi junub .
  • Sesudah tiga kali membasuh mukanya
  •   Sesudah basuhan pertama , kalau bermaksud mempersingkatnya tanpa niat menyauk serta mengambil air untuk tujuan lain ( misalnya bukan untuk minum , mencuci baju dan sebagainya )
Air itu menjadi musta’mal dengan nisbat selain pada tangannya , oleh karena itu dia boleh membasuh siku serta kedua tangannya dengan menggunakan air itu ( sebab masih dalam anggota wudhu , jika air itu berpindah ke anggota tubuh lain , misalnya ke kaki dan ke bagiannya , maka hukumnya menjadi musta’mal )


وغير متغيّر تغيّراكثيرابحيث يمنع إطلاق اسم الماء عليه بأنتغيّر أحد صفاته من طعم أو لون أوريح ولو تقديريّا أو كان التّغيّر بما على العضو المتطهّر فى الأصحّ
 
Keadaan air tidak berubah secara drastis atau mencolok , sehingga air tersebut tidak dapat disebut air mutlak ( air itu tidak cukup disebut air saja , tetapi harus ada tambahannya / qayid ) misalnya :

  • a)    Berubah salah satu sifatnya – rasa , rupa , atau baunya – walaupun secara taqdir –perkiraan—(  misalnya air mutlak bercampur dengan air musta’mal )
  • b)    Air itu berubah karena sesuatu yang berasal dari anggota tubuh orang yang bersuci , menurut kaul yang lebih benar . ( umpamanya karena ja’faron )
وإنّما يؤثّر التغيّر إن كان بخليط أي مخالطا للماء و هو ما لا يتميّز في رأي العين طاهر وقد غني الماء عنه كزعفران وثمر شجر نبت قرب الماء وورق طرح ثمّ تفتّت لاتراب و ملح ماء وإن طرحا فيه

Perubahan itu tampak jelas ( sehingga airnya tidak dapat dipakai untuk bersuci ) , jikalau air itu berubah karena sesuatu yang mencampurnya dan tidak dapat dibedakan oleh mata , sedangkan sesuatu itu suci , akan tetapi tidak dibutukan oleh air itu ( karena sesuatu tersebut tidak berada pada tempa air atau salurannya ) , misalnya bercampur ja’faron , buah kayu yang tumbuh disekitar  tempat air                                                                                                                                                                       atau daun yang jatuh kedalam air lalu hancur sehingga airnya berbau busuk , ( maka air itu tidak dapat dipakai bersuci . jika daun atau buah itu tidak hancur , maka airnya boleh dipakai bersuci. Air yang bercampur lumut , yang tumbuh disekitar tempat air itu boleh dipakai bersuci ) demikian pula air yang berubah karena tanah atau garam yang sengaja dilemparkan padanya, boleh dipergunakan bersuci

ولايضرّ تغيّر لا يمنع الإسم لقلّته ولواحتمالا بأن شكّ أهو كثير أوقليل

Perubahan yang tidak mencolok karena sedikit bercampur , tidak berpengaruh apa-apa , meskipun masih disangsikan banyaknya atau sedikitnya 

وخرج بقولي بخليط المجاور وهو ما يتميّز لنّاظر كعود ودهن ولومطيّبين ومنه البخور وإن كثروظهر نحورحيه خلافالجمع ومنه أيضا ماء أغلي فيه نحوبرّ وتمر لم يعلم إفصال عين فيه مخالطة بأن لم يصل إلى حدّ بحيث يحدث له إسم أخر كالمرقة ولوشكّ في شيء أمخالط هو أم مجاور له حكم المجاور

kecuali kata " khalith " ( bercampur menjadi satu ) , ada pula yang dikatakan mujawir , mujawir adalah air yang bercampur dengan sesuatu , namun dapat dibedakan oleh mata . misalnya ud ' ( kayu yang harum baunya ) atau duhnun ( minyak oles ) ,meskipun keduanya sama - sama wangi.demikian pula kemenyan , sekalipun banyak dan berbau semerbak . berbeda dengan paham banyak ulama . yang termasuk mujawir ialah air bekas merebus gandum atau kurma , tanpa diketahui dengan jelas apakah bercampur atau tidak dengan zat lain , namun tidak menimbulkan nama baru , misalnya sayur . seandainya kita merasa ragu apakah suatu perkara termasuk mukhalith atau mujawir , maka anggaplah termasuk mujawir .



وبقولي غنى عنه مالا يستغنى عنه كما في مقرّه و ممرّه من نحوطين وطحلب متفتّت و كبريت وكالتّغيّر بطول المكث أو بأوراق متناثرة بنفسها وإن تفتّتت وبعدت الشّجرة عن الماء

kecuali air yang tidak tercampur oleh sesuatu yang lain , ada perkara yang berkaitan erat dengan air , yaitu tempat air dan salurannya , misalnya tanah , lumut yang hancur atau belerang . demiukian pula air yang berubah karena lama tergenang atau disebabkan oleh dedaunan yang jatuh alami , kendati daun tersebut sudah hancur , sementara pohonnya jauh dari genangan air , ( maka air itu dapat dipergunakan untuk bersuci )




أو بنجس وإن قلّ التّغيّر ولوكان الماء كثيرا أي قلّتين أو أكثر في صورتي التّغيّر بالطّاهر والنّجس والقلّتان بالوزن خمسمائة رطل بغداديّ تقريبا وبالمساحة فى المربّع ذراع وربع طولا وعرضا وعمقا بذراع اليد المتعدلة 
atau air yang sedikit berubah karena najis , walaupun air itu melimpah hingga mencapai 2 kulah atau lebih . ada dua macam perubahan , yaitu air yang berubah karena sesuatu yang suci dan yang berubah karena sesuatu yang najis . air yang mencapai dua kulah adalah , jika diperkirakan dengan timbangan banyaknya mencapai 500 kati baghdad , sedangkan bila menggunakan ukuran siku pada bidang yang persegi adalah satu seperempat siku , dengan catatan antara panjang , lebar , dan tinggi harus sama dengan siku pada bidang yang persegi adalah satu seperempat siku , dengan catatan antara panjang , lebar , dan tinggi harus sama dengan siku yang sedang (  + 6x6x6 dm3 = 216 dm3 ).
1 kati baghdad adalah 128 4/7 dirham.

dan ukuran dua qullah dengan timbangan mekkah adalah 412 kati dan 13 5/7 dirham , berdasarkan perhitungan bahwa 1 katinya adalah 156 dirham. demikian faedah itu diberikan oleh al allamah syekh muhammad soleh ar rois.

sabda nabi saw :
الماءطهور إلّا إن تغيّرريحه أوطعمه أولونه بنجاسة تحدث فيه
 
" air itu suci dan mensucikan , kecuali kalau berubah bau , rasa , atau rupanya karena tercampur najis "




وفى المدوّر ذراع من سائرالجوانب بذراع الأدميّ وذراعان عمقا بذراع النّجّار وهو ذراع وربع
 
pada bidang yang bulat , satu siku dari semua sisi dengan ukuran siku manusia , dan dua siku dalamnya dengan ukuran siku tukang kayu , yaitu satu seperempat siku  
ولاتنجس قلّتاماء ولواحتمالاكأنشكّ في ماء أبلغهما أم لاو إن تيقّنت قلّته قبل بملاقاة نجس مالم يتغيّربه و إن استهلكت النّجاسةفيه ولايجب التّباعد نجس في ماء كثير

Air dua kulah walaupun masih disangsikan apakah telah mencapai  dua kulah atau belum , tidak najis , sekalipun sebelumnya yakin bahwa air itu sedikit , asal tidak berubah setelah bercampur najis yang sudah melarut dengan air itu . tidaklah wajib menghindari air melimpah yang bercampur najis .


ولوبال فى البحرمثلافارتفعت منه رغوة فهي نجسة إن تحقّق أنّهامن عين النّجاسة أو منالمتغيّرأحدأوصافه وإلّافلاولوطرحت فيه بعرة فوقعت من أجل الطّرح قطرةعلى شيء لم تنجّسه
وينجس قليل الماء وهو مادون القلّتين حيث لم يكن واردابوصول نجس إليه يرى بالبصرالمعتدل غير عنه فىالماء ولو معفوّا عنه فىالصّلاة كغيره منرطب و مائع و إن كثر

لابوصول ميتةلادم لجنسهاسائل عندشقّ عضومنهاكعقرب ووزع إلّا إنتغيّر ماأصبابته ولويسيرفحينئذينجس لاسرطان وضفدع فينجس بهماخلافالجمع، ولابميتةكان نشؤهامن الماءكالعلق ولو طرح فيه ميتةمن ذلك نجس و إن كان الطّارح غير مكلّف، ولاأثر لطرح الحيّ مطلقاواختاركثيرون من أىمّتنا مذهب مالك أنّ الماء لا ينجس مطلقا إلّا با لتّغيّر والجاري كراكد

Bila seseorang kencing dilaut , lalu terpercik buihnya , maka buih itu hukumnya sebagai berikut :

          a. najis, kalau tampak jelas najisnya

          b. najis, kalau air itu berubah salah satu sifatnya lantaran kencing tadi.

          c. kalau najis itu tidak tampak jelas , maka buih itu tidak najis .

kalau kotoran kering ( kotoran hewan ) dilemparkan ke laut ( atau empang ) , lalu percikan air itu dari lemparan itu mengenai suatu barang , maka barang itu tidak najis. Kecuali kalau najisnya ( kotoran hewan ) itu basah , maka percikan air itu najis .

air yang kurang dari dua kulah dan tidak mengalir , apabila kejatuhan najis yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang sehat serta najis itu tidak dimaafkan dalam masalah air , kendati di maafkan ketika shalat , maka hukum air tersebut adalah najis , misalnya bercak darah manusia , darah nyamuk dan sebagainya.demikian pula sesuatu selain air , yaitu barang yang basah ataupun cair yang jumlahnya melimpah termasuk najis .

          (seandainya di sekitar air ada bangkai, sehingga air itu berbau bangkai, maka air itu suci, asalkan tidak terkena jenis najis itu).



Air yang kurang dari dua kulah tidaklah najis bila kejatuhan bangkai binatang yang pada saat dibedah darahnya tidak mengalir, misalnya kaladan cecak. Kecuali apabila air itu sedikit berubah, tentu saja najis. Berbeda halnya dengan bangkai ketam laut atauy katak. Air yang kejatuhan tersebut menjadi najis. Hal ini berbeda dengan pendapat banyak ulama (yang berpaham tidak menajiskan).



Demikian pula tidak najis karena kejatuhan bangkai yang hidup di air, misalnya lintah. Akan tetapi, bila bangkai tersebut dilemparkan kedalam air, sekalipun oleh anak yang belum dewasa (sehingga air itu berubah), maka air itu menjadi najis (baik air itu banyak ataupun sedikit).



Melemparkan binatang yang hidup kedalam air tidaklah najis (kecuali anjing atau babi). Banyak ulama kita yang memilih mazhab maliki, bahwa air itu tidak najis secara mutlak (sedikit atau banyak), kecuali jika berubah karena najis. Air yang mengalir hukumnya sebangaimana air yang menggenang, dalam segala masalah.

وفى القديم لاينجس قليله بلا تغيّر و هو مذ هب مالك قال فى المجموع سوا ء كا نت النّجاسة ما ئعة أو جامدة و الماء القليل إذ تنجّس يطهر ببلو غه قلّتين ولو بماء متنجّس حيث لا يتغيّر به
والكثير يطهر بزوال تغيّره بنفسه أو بماء زيد عليه أو نقص عنه و كان الباقي كثيرا

Menurut kaul qadim (imam syafii), air yang jumlahnya sedikit tidak najis, kecuali berubah karena najis. Hukum itu sesuai dengan mazhab maliki.imam nawawi dalam kitab majmu mengatakan bahwa nenda cair maupun padat sama-sama najis .air yang kurang dari dua kulah dan terkena najis bisa menjadi suci dengan cara menambahnya hingga mencapai dua kulah , meskipun penambahan tersebut dengan menggunakan air mutanajis .dengan catatan , air itu tidak berubah karena proses penambahan tadi.




Air melimpah yang terkena najis bisa menjadi suci setelah perubahannya hilang secara alami , ditambah atau dikurangi , tetapi sisanya masih banyak dua kulah atau lebih.  


خلافالجمع منهم الغزّاليّ والزّركشيّ وغير هما وأطالوافي ترجيحه وصرّحوابالمسامحةعمّاتحتهامنالوسخ دون نحوالعجين
وأشارالأذرعيّ وغيره إلى ضعف مقالتهم وقد صرّح فى التّتمّة وغيرها بمافى الرّوضة وغيرهامن عدم المسامحة بشيء ممّا تحتها حيث منع وصول الماء بمحلّه
وأفتى البغويّ في وسخ حصل من غبار بأ نّه يمنع صحّةالوضوء بخلاف مانشأمن بدنه وهو العرق المتجمّد وجزم به ف الأنوار
خامسهادخول وقت لدائم حدث كسلس و مستحاضة
و يسترط له أيضا ظنّ دخوله فلا يتو ضّأ كالمتيمّم لفرض أونفل مؤقّت قبل ق قت فعله
ولصلاة جنازة قبل الغسل و تحيّة المسجد قبل دخول المسجد و للرّواتب المتأكرة قبل فعل الفرض
ولزم وضوأن أو تيمّمان على خطيب دائم الحدث أحدهما للخطبتين والأخربعد حما لصلاة جمعة ويكفي واحد لهما لغيره
ويجب عليه الوضوء لكلّ فرض كالتّيمّم و كذا غسل الفرح و إبدال القطنة الّتي بفمّه والعصابة وإن لم تزل عن موصعها
وعلى نحو سلس مبا درة بالصّلاة فلو أخر لمصلحتها كا نتظار جماعة أوجمعة و إن أخرت عن أوّل وقت وكذهاب إلى مسجد لم يضرّه
syarat wudhu kedua  ialah menyiramkan air ke anggota tubuh yang hendak dibasuh.tidak cukup hanya mengusap air tanpa menyiramkannya,sebab hal itu tidak dapat diatakan membasuh.

syarat wudhu ketiga  ialah pada anggota wudhu tidak terdapat sesuatuy yang dapat mengubah air dengan perubahan yang merusakan , misalnya ja'faron dan kayu cendana.berbeda dengan paham orang pada umumnya.

syarat wudhu ke empat  ialah tiada penghalang diantara anggota tubuh yang dibasuh , misalnya kapur,lilin,minyak oles yang membeku , noda tinta atau pacar ( cat , aspal , dan sebagainya ) . lain halnya dengan minyak oles yang cair , jika dibandingkan dengan bekas tinta atau pacar , meskipun air tidak meresap diatasnya ( maka sah wudhunya )

demikian pula disyaratkan menurut penetapan orang banyak , jangan ada kotoran di bawah kuku yang menghalangi air untuk masuk ke dalamnya.
berbeda dengan faham banyak ulama diantaranya adalah imam al ghozali, imam zarkasyih , dan lainnya.mereka menguatkan pendapat dengan memberi kelonggaran bahwa boleh ada kotoran di bawah kuku , asal bukan jenis adonan.
( adapun dalinya ialah , nabi muhammad saw pernah memerintahkan memotong kuku dan membuang kotoran di bawahnya , tetapi tidak menuruh mengulangi solat).   

imam adzra'i dan lainnya mengisyaratkan bahwa pendapat itu dhaif , beliau telah menjelaskan dalam kitab tatimmah dan lainnya sebagai mana dalam kitab raudhah dan lain-lainnya,bahwa tidak diperkenankan adanya sesuatu didalam kuku seandainya menghalangi air masuk ketempat itu.

imam baghawi telah berfatwa mengenai kotoran dari debu yang melekat , hal itu mencegah sahnya wudhu , berbeda dengan sesuatu yang keluar dari badan sendiri , misalnya biang keringat ( maka tidak apa-apa ) , beliau menetapkan dalam kitab anwar.

syarat wudhu kelima  ialah tiba waktu shalat bagi orang yang selalu berhadas , misalnya beser dan pendarahan bagi wanita ( mustahadhah ) 
disyaratkan lagi kepadanya , yaitu harus memperkirakan tiba waktunya.jangan berwudhu dulu , misalnya orang yang bertayamum untuk shalat fardhu atau shalat sunat yang tertentu waktunya , sebelum tiba waktu mengerjakannya. 

salat jenazah  ( bisa dilakukan ) sebelum jenazah di mandikan , salat tahiyatul masjid sebelum masuk ke masjid dan salat rawatin akhir maksud saya salat ba'diyah sebelum mengerjakan salat fardhu .Bagi khatib yang sering berhadas , wajib melakukan 2 kali wudhu atau bisa juga 2 kali tayamum , satu diantaranya untuk 2 khutbah dan satu lagi untuk sesudah khutbah kedua salat jumat .bagi yang tidak sering berhadas , cukup 1 kali salat untuk khutbah dan menunaikan salat jumat

bagi yang sering berhadas , di wajibkan berwudhu untuk setiap mau mengerjakan shalat fardu,seperti halnya tayamum.wanita yang istihadah wajib membersihkan farjinya terlebih dahulu dan mengganti kapas pembalut yang ada di sekitar kemaluannya walaupun kapas pembalut tersebut tidak begeser dari tempatnya.untuk orang yang beser wajib menyegerakan mengerjakan shalat yang fardhu,seandainya ia mengakhirkan untuk mengerjakan shalat demi kemaslahatan shalat fadhunya seperti menunggu berjamaah ataupun shalat jumat walaupun akhir dari awal waktu , atau juga pergi ke masjid ,semua itu tidak masalah.

2. fardhu-fardhu wudhu 

wudhu dinamakan dengan bersuci yang dapat menghilangkan hadas
dan menurut pendapat yang mu'tamad (yang dapat dipercaya) adalah bahwa wudhu itu perkara yang logis dalam makna (hikmah disyariatkan)nya , karena sesungguhnya shalat adalah sarana bermunajat kepada allah ta'ala , maka dituntut pembersihan diri karena tujuan tersebut.




“basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku,lalu sapulah kepalamu dan bsuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki “
وفروضه ستّة أحدهانيّة وضوء أوأداء فرض وضوء أورفع حدث لغير دائم حدث حتّى فى الوضوء المجدّد أوالطّهارة عنه أو الطّهارة لنحو الصّلاة ممّا لا يباح  إلّا بالوضوء أواستباحة مفتفر إلى وضوء كا لصّلاة ومسّ المصحف
ولاتكفي نيّت استباحة ما يندب له الوضوء كقراءة القرأن أوالحديث وكدخول مسجد و زيارة قبر والأصل في وجوب النّيّة خبر إنّما الأعمال با لنّيّات أي إنّما صحّتها لا كما لها 

ويجب قرنها عند أوّل غسل جزء من وجه فلو قرنها بأثنائه كفى ووجب إعادة غسل ماسبقها
Fardhu wudhu wudhu itu ada enam .yang pertama adalah niat (niat melaksanakan fardhu wudhu atau juga niat menghilangkan hadas ) bagi yang tidak terlalu sering berhadas hingga pada waktu yang diperbarui,(yaitu wudhu yang sudah lama berlalu namun belum batal,maka sunat untuk berwudhu kembali.)
 
النّيّة أى حقيقتها شرع قصد الشىء مقترنا بفعله فإن تراخى الفعل عن ذلك القصد سمّى ذلك القسد عزما لا نيّة وأمّا لغة فهى مطلق القصد سواء قارن الفعل أو لا ومحلّها القلب والتّلفّظ بها سنّة ليعاون اللّسان القلب وسمّى القلب قلبا لتقلّبه فى الأمور كلّها 

 (niat) yakni hakikat niat secara syariat adalah bermaksud kepada sesuatu seraya berbarengan dengan pelaksanaannya. maka jika pelaksanaannya tertunda (ada jeda) dari maksudnya itu maka maksud tersebut dinamakan azzam, bukan niat. adapun menurut bahasa bermkasud (bertujuan) secara mutlak, sama saja berbarengan dengan pelaksanaan ataupun tidak.dan tempat posisi berniat adalah didalam hati dan pelafalan niat adalah sunnah agar lidah membantu hati. dan dinamakan hati itu dengan qolbu karena berubah-rubahnya (dinamisnya) hati didalam berbagai urusan seluruhnya.
Atau niat bersuci dari hadas , atau bersuci untuk shalat , yaitu dari perbuatan yang tidak diperbolehkan untuk mengerjakannya kecuali dengan wudhu .atau niat memperoleh kewenangan yang membutuhkan wudhu , misalnya shalat atau memegang alquran.tapi tidak cukup dengan niat mencari kewenangan mengerjakan sesuatu yang disunatkan wudhu , misalnya membaca alquran atau hadis , atau masuk ke masjid dan ziarah kubur.
Dasar wajib niat ialah hadis nabi saw. “sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat “ . maksudnya adalah perkara sahnya amal , tapi bukannya sempurnanya amal.(berbeda dengan mazhab hanafi yang tidak memasukan niat sebagai fardhu wudhu).
Wajib menyertakan niat wudhu ketika memulai membasuh sebagian muka,kalau niat dilakukan ketika membasuh pertengahan muka seperti sampai pada hidung .hal itu sah-sh saja.,tapi wajib mengulangi membasuh sebagian muka yang sebelum niat wudhu tadi( anggota sebelum hidung )

وإنّما اختصّ الرأس بالمسح لستره غالبا فاكتفى فيه بأدنى طهارة

dan sesungguhnya dikhususkan kepala dengan usapan , karena kepala itu tertutupi pada umumnya , maka mencukupi pada pensucian kepala dengan cara yang terendah didalam bersuci ( dengan diusap saja) 


ولا يكفي قرنها بما قبل حيث لم يستصحبها إلى غسل شيء منه وماقارنها هو أوّله

فتفوت سنّة المضمضة إن نغسل معها شيء من الوجه كحمرة الشفة بعد النّيّة

فالأولى أن يفرق النّيّة بأن ينوي عند كلّ من غسل الكفّين والمضمضة والإستنشاق سنّة الوضوء ثمّ فرض الوضوء عند غسل الوجه حتّى لا تفوته فضيلة استصحاب النّيّة من أوّله و فضيلة المضمضة والإ ستنشاق مع انغسال حمرة الشفة
Tidak cukup menyertakan niat wudhu dengan membasuh anggota sebelum muka,seandainya pada saat membasuh sebagian muka tidak menyertakan niat ( contoh niat wudhu ketika menghirup air kedalam hidung ) .adapun anggota tubuh yang menyertai niat saat membasuh muka contoh hidung misalnya ,dianggap sebagai awal membasuh wudhu ( menyertakan niat ketika membasuh hidung , maka berati membasuh dahi , wajib di ulang lagi ).
Sunat berkumur tidak harus berarti kalau sebagian muka turut terbasuh , misalnya garis bibr , bila sudah berniat wudhu.( dengan demikian berarti langsung mecuci muka , tanpa niat wudhu , tidak gugur sunat berkumur tersebut masalah ini bagi orang yang membasuh muka sebelum berkumur dan menghirup air kedalam hidungnya ).Yang lebih utama ialah memisahkan niat yaitu berniat setiap mengerjakan sunat wudhu , yakni ketika membasuh telapak tangan , berkumur , dan menghirup air ke hidung .baru berniat fardhu yaitu ketika membasuh muka .demikian ini agar fadhilah menyertakan niat mulai dari awal wudhu , berkumur , dan menghirup air ke hidung , serta terbasuhnya garis bibir tidak lepas.
jadi apabila seseorang menghilangkan hadas tanpa disertai niat wudhu maka wudhunya tidak sah. lafadz niat wudhu dalam bahasa arab 
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ لْحَدَثِ الْأَصْغَرِفَرْضً لِلّٰهِ تَعَالٰى
  artinya" saya niat wudhu untuk menghilangkan hadas kecil karena allah ta'ala"

وثانيها غسل ظاهر وجهه لأية فا غسلوا وجوهكم و هو طولا ما بين منا بت شعر رأسه غالب و تحت منتهى لحييه بفتح اللّام فهو من الوجه دون ما تحته والشعر النّا بت على ما تحته

وعرضا مابين أذنيه ويجب غسل شعر الوجه من هدب وحاجب وشارب وعنفقة ولحية وهي ما نبت على الذقن وهو مجتمع اللّحيين وعذار وهونبت على العظم المحاذي للأذن وعارض وهو ماانحطّ عنه إلى اللّحية

ومنالوجه حمرة الشفتين وموضع الغمم وهومانبت عليه الشعر من الجبهة دون محلّ التّحذيف على الأصحّ وهو ما نبت عليه الشعر الخفيف بين ابتداء العذار والنّزعة

ودون وتد الأذن والنّزعتين وهما بياضان يكتنفان النّاصية وموضع الصّلع وهو ما بينهما إذاانحسر عنه الشعر




Fardhu wudhu yang kedua 
ialah membasuh muka , berdasarkan ayat : “maka basuhlah mukamu “ ( al maidah ayat 6 ).ukuran membasuh muka itu bagian panjangnya di antara tempat yang biasanya tumbuh rambut kepala sampai ke bawah kedua gerahamnya . lafaz lahyaih dengan fathah lam . ujung dagu termasuk muka ialah anggota di bawah dagu dan rambut yang tumbuh di bawahnya.
Ukuran bagian lebarnya yaitu diantara dua telinga .wajib membasuh rambut muka , yaitu bulu mata , alis , kumis , bulu yang tumbuh di bawah bibir , dan jangggut yakni rambut yang tumbuh di sekitar dagu . dagu ialah tempat bertemunya dua geraham dan bulu di tepi pipi , yaitu bulu yang tumbuh di atas tulang yang bertemu dengan telinga dan cambang. Cambang ialah bulu yang menjulur sampai ke janggut.

Termasuk muka ialah garis dua buah bibir dan maudhi’ul ghamam , yaitu tempat tumbuhnya rambut dahi. ( anggota yang tidak termasuk muka ialah ) :

1.     Tempat tahdzif , menurut kaul yang lebih benar yaitu tempat tumbuhnya rambut tipis di antara pangkal rambut di tepi pipi dan sulah.
2.     Pangkal telinga dan dua sulah , yaitu dua kulit putih yang meliputi ubun-ubun.
3.     Tempat gugur rambut ubun-ubun yaitu di antara kedua sulah bila rambutnya gugur ( botak )

ويسنّ غسل ما قيل أنّه ليس من الوجه ويجب غسل ظاهر وباطن كلّ من الشعر السّابقة و إن كثف لندرة الكثافة فيها لا باطن كثيف لحية وعارض والكثيف مالم ترالبشرة من خلاله في مجلس التّخاطب عرفا
و يجب غسل ما لا يتحقّق غسل جميعه إلّا بغسله لأنّ ما لا يتمّ الواجب إلّا به واجب



Disunatkan membasuh setiap anggota yang tidak termasuk muka.wajib membasuh bagian luar dan dalam rambut tersebut walaupun lebat , karena di bagian anggota itu jarang tumbuh rambut lebat.tidak wajib membasuh bagian dalam janggut dan cambang yang lebat . ukuran tebalnya yaitu sekiranya pada waktu senda gurau yang lumrah sela-sela kulit tidak terlihat.

Wajib membasuh anggota wudhu yang tidak jelas terbasuh semuanya , kecuali dengan membasuh anggota itu.karena ( berdasarkan kaidah yang menyatakan ) bahwa suatu kewajiban tidak akan sempurna kecuali dengan mengerjakannya. Oleh karena itu sesuatu itu wajib pula dikerjakan.
lain halnya dengan seorang wanita atau banci yang wajib dibasuh sampau pada kulitnya ( tempat tumbuhnya rambut janggut tersebut ), dan membasuhnya hendaknya merata pada bagian kepala termasuk leher dan kulit tempat tumbuhnya jenggot ( dagu )
dan disunatkan bagi wanita untuk menghilangkan rambut tersebut.

syeh usman berkata dalam kitab tuhfatul habib "mencukur jenggot bagi laki-laki adalah dimakruhkan dan bukan diharamkan , dan juga menghilangkan rambut yang ada diatas tenggorokan , dikatakan oleh satu pendapat dimakruhkan dan dikatakan oleh satu pendapat yang lain hukumnya mubah 
tidak mengapa untuk membiarkan dua ujung bulu kumis yaitu dua bulu ujung kumis. dan menghilangkan kumis dengan mencukur atau menggunting adalah dimakruhkan. adapun yang sunnat dilakukan adalah mencukur sedikit bulu dari kumis itu hingga dapat terlihat bibirnya, dan menggunting sedikit bulu dari kumis dan menyisakan sedikit bulu darinya.

وثالثها غسل يديه من كفّيه وذراعيه بكلّ مر فق لأية ويجب غسل جميع ما في محلّ الفرض من شعر وطفر و إن طال

          Fardhu wudhu yang ketiga 
ialah membasuh kedua tangan mulai dari membasuh kedua telapak tangan hingga siku ( artinya siku juga wajib di basuh ) berdasarkan ayat al quran . wajib membasuh semua anggota tubuh yang berada pada tempat fardhu wudhu , baik berupa rambut atau kuku , walaupun panjang. dan bagi orang yang tidak punya tangan / tidak sempurna tangannya cara membasuhnya cukup diperkirakan saja.

فرع
لونسي لمعة فانغسلت في تثليث أو إعادة وضوء لنسيان لاتجديد واحتياط أجزأه

cabang : 
seandainya terlupa membasuh sekelumit kulit , lalu terbasuh pada basuhan ketiga , atau mengulangi wudhu karena ada yang terlupa , bukan saat memperbarui wudhu ( tajdid ) dan bukan pula wudhu pada saat karena berhati-hati , maka cara yang demikian itu sudah mencukupi. 

 
ورابعها مسح بعد رأسه كالنّزعة والبياض الّذي وراء الأذن بشر في حدّه لو بعض شعرة للأية
قال البغويّ ينبغي أن لايجزئ أقل من قدرالنّاصية و هي ما بين النّزعتين لأنّه صلى اللّه عليه وسلّم لم يمسح اقلّ منها و هو رواية عن أبي حنيفه رحمه اللّه تعالى والمشهور عنح وجب مسح الرّبع


fardhu wudhu yang ke empat
 ialah mengusap sebagian kepala , misalnya sulah dan kulit putih yang berada di belakang telinga , berupa kulit atau rambut pada batas kepala , meskipun hanya setengah helai rambut , berdasarkan ayat al quran itu.
syarat rambut yang diusap adalah hendaknya rambut itu tidak keluar dari batas kepala , dari arah turunnya dari sisi mana saja adanya , jikalau rambut itu ditarik memanjang dengan seumpama keadaannya mengeriting.
syeh baghawi berkata " sesungguhnya tidak cukupbila kurang dari seukuran ubun-ubun , karena nabi saw sendiri tidak pernah mengusapnya kurang dari itu " hadis ini adalah riwayat imam abu hanifah , semoga allah merahmatinya .adapun kaul yang mahsyur dari beliau ialah , wajib mengusap seperempat kepala 


mengusap bagian kepala berlaku bagi pria dan wanita cara langsung menggunakan tangan atau bisa juga dengan kain lap atau bisa juga hanya cukup menaruh tangan dikepala tanpa digerak-gerakan maka sudah cukup sah.


وخامسها غسل رجليه بكلّ كعب من كلّ رجل للأية أو مسح خفّيهما بشروطه ويجب غسل باطن ثقب شقّ
fardhu wudhu yang kelima 
 ialah membasuh kedua kaki sampai dengan kedua mata kaki ,berdasarkan ayat al quran , atau menyapu kedua khuf ( sepatu ) dengan terpenuhi syarat-syaratnya , serta wajib membasuh bagian dalam yang cacat atau luka yang terdapat pada badan.
 dan juga setiap yang tumbuh pada kaki seperti bulu-bulu dan kuku jari kaki harus terbasahi
فرع :
لودخلت شوكة في رجله وظهر بعضهاوجب قلعها و غسل مهلّها لأ نّه صارفي حكم الظاهر فإن استترت كلّها صارت في حكم الباطن فيصحّ وضوءه
ولو تنفّط في رجل أو غيره لم يجب غسل باطنه مالم يتشقّق فأن تشقّق وجب غسل باطنه مالم يرتتق

cabang :
bila kaki tertusuk duri serta sebagiannya tampak menonjol keluar , maka wajib mencabutnya dan membasuh bagian yang tertusuk itu , sebab termasuk anggota lahir . kalau duri itu menancap semuanya , maka termasuk hukum batin ( anggota yang tidak tampak ) oleh karena itu sah wudhunya , meskipun duri itu masih terdapat didalam  )

kalau kaki atau anggota tubuh lainnya mengalami luka bakar sehingga melepuh , tidak wajib membasuh bagian dalam luka tersebut sebelum pecah . jika sudah memecah wajib membasuh bagian dalamnya sebelum menyatu kembali dengan kulit.

تنبيه
ذكروافي الغسل إنّه يعفى عن باطن عقد الشّعر أي إذاانعقد بنفسه وألحق بها من بتلي بنحوطبوع لصق بأصول شعره حتّى منع وصول الماء إليها ولم يمكن إزلته

وقدصرّح شيخ شيوخنا زكريّ الأنصاريّ بأنّه لايلحق بها بل عليه التّيمّم لكن قال تلميذه شيخنا والّذي يتّجه العفو للضّرورة 
peringatan : 

para ulama telah menjelaskan masalah mandi , yang menyatakan bagian dalam rambut keriting yang tidak terbasahi dapat di maafkan bila rambut keriting itu tumbuh secara alami. dan di samakan dengan masalah rambut keriting itu , ialah orang yang terjangkit penyakit kutu rambut yang melekat dan sulit di basmi sehingga pangkal rambutnya sulit dibasahi.
gurunya guru kami yaitu syekh zakaria al anshari , menjelaskan bahwa masalah kutu tidak boleh disamakan dengan rambut keriting , bahkan orang yang berkutu banyak wajib tayamum.tetapi muridnya syaikhuna , berpendapat bahwa yang lebih tepat hal itu bisa di maafkan , karena darurat.

وسادسهاترتيب كماذكر من تقديم غسل الوجه فاليدين فالرّأس فاالرّجلين للإتّباع

ولوانغمس محدث ولو في ماء قليل بنيّة معتبرة ممّامرّ أجزأه عن الوضوء ولولم تمكث فى الإنغماس زمنايمكن فيه التّرتيب

نعملواغتسل بنيّته فيشترط فيه التّرتيب حقيقة ولايضرّ نسيان لمعة أو لمع في غير أعضاء الوضوء بل لوكان علىما عداأعضاء ه مانع كشمع لم يضرّ كما استظهره شيخنا

ولو أحدث وأجنب أجزأه الغسل عنهما بنيّته و لايجب تيقّن عموم الماء جميع العضو بل يكفي غلبة الظّنّ به
 
Fardhu wudhu yang ke enam 
ialah tertib (berurutan) , sebagaimana urutan yang telah diterangkan , yaitu mendahulukan membasuh muka , kedua tangan , menyapu kepala , membasuh kedua kaki serta kedua mata kaki karena mengikuti sunnah nabi saw.
dan enam perkara tersebut empat perkara darinya berdasarkan nash alquran dan satu perkara berdasarkan sunnah (hadis) yaitu niat dan satu perkara berdasarkan alquran dan hadis yaitu tertib. dan bentuk pembuktian berdasarkan alquran mengenai tertib adalah allah ta'ala telah menyebutkan anggota yang diusap diantara anggota yang dibasuh. didalam firmannya 
 hai orang - orang yang beriman apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan tangan mu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilah dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan lalu kamu tidak memperoleh air maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih) sapulah mukamu dan tanganmu dangan tanah itu . allah tidak hendak menyulitkan kamu , tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmatnya bagimu supaya kamu bersyukur. (surat almaidah ayat 6)

Apabila seseorang yang berhadas kecil menyelam kedalam air yang sedikit yaitu kurang dari dua kulah , dengan niat wudhu , yang di akui sahnya sebagaimana tersebut di atas.maka yang demikian itu mencukupi wudhunya meskipun dia menyelam dengan tempo sesa’at yang tidak mungkin cukup waktunya seandainya dipergunakan untuk berwudhu secara tertib.
Tapi batal demikian itu , apabila ia mandi dipancuran seraya di barengi dengan niat wudhu , kalau begitu caranya maka disyaratkan adanya tertib wudhu.bila terdapat sekelumit atau lebih dari itu , selain pada anggota wudhu yang belum tersiram air karena lupa , atau ada penghalang , misalnya lilin , hal itu tidak jadi masalah . demikianlah penjelasan guru kami .
Apabila seseorang dalam keadaan berhadas kecil dan junub , baginya cukup mandi wajib dari kedua macam hadas itu , asal berniat mandi wajib. Lagi pula ia tidak mesti meyakinkan bahwa seluruh tubuhnya telah terguyur air , tetapi cukup perkiraaan saja
فرع

لوشكّ المتوضّئ أو المغتسل في تطهير عضو قبل الفراغ من وضوءه أو غسله طهره و كذاما بعده في الوضوء

أو بعدالفراغ من طهره لم ىؤثر ولوكان الشّكّ فى النّيّة لم يؤثر أيضا علة الأوجه كما في شرح المنهاج لشيخنا و قال فيه قياس مايأتي فى الشّكّ بعد الفاتحه و قبل الرّكوع

أنّه لوشكّ بعد عضو في أصل غسله لزمه إعادته أو بعضه لم يلزمه فليحمل كلامهم الأوّل على الشّكّ في اصل العضو لا بعضه
 
Cabang :
Bila seseorang yang wudhu atau mandi ragu membersihkan anggotanya sebelum selesai wudhu atau mandi , maka yang di ragukan itu harus dibersihkan la, demikian juga sesudah membasuh anggota yang diragukan itu dalam wudhu , misalnya ketika membasuh kaki ia ragu menyapu kepala,maka ia harus menyapu kepalanya lagi , lalu membasuh kaki .kalau ia ragu setelah selesai bersuci , maka tidak ap-apa,meskipun ia ragu terhadapa niatnya hal ini menurut kaul yang mahsyur , sebagaimana diterangkan dalam syarah al minhaj karangan syaikhuna . syaikhuna berkata ‘ hal itu di qiyaskan pada masalah meragukan seperti bacaan surah al fatihah dalam shalat , sesudah selesai membacanya sebelum rukuk.

Sesungguhnya bila timbul suatu keraguan sesudah membasuh anggota yang pokok yakni seluruh anggota dan bukan sebagian , apakah sudah di basuh atau belum , maka wajib mengulang membasuh semua anggota itu .kalau diragukan sebagian saja , tidak wajib mengulanginya . diselaraskan dengan perkataan ulama yang pertama wajib mengulangi apabila timbul keraguan mengenai anggota wudhu yang pokok , bukan sebagian anggotanya.

3. SUNAT-SUNAT WUDHU


وسنّ للمتوضئ ولو بماء مغصوب على الأوجه تسميّة أوّله أي أوّل الوضوء للإتّباع
وأقلّهابسم اللّه وأ كملهابسم اللّه الرّحمن الرّحيم وتجب عند أحمد ويسنّ قبلها التّعوّذوبعدها الشّهادتان والحمد اللّه الّذي جعل الماءطهوراويسنّ لمنتركهاأوّله أن يأتي بهاأثناءه قائلا بسم اللّه أوّله وأخره
لابعد فراغه وكذافي نحوالأ كل والشّرب والتّأليف والإكتحال ممّايسنّ له التّسميّة والمنقول عن الشّافعيّ وكثير من الأصحاب أنّ أوّل السّنن التّسميّة وبه جزم النّوويّ فى المجموع وغيره فينوي معها عندغسل اليدين وقال جمع متقدّمون إنّ أوّلهاالسّواك ثمّ بعده التّسميّة 


orang yang berwudhu disunatkan membaca bismillah sebelumnya , yakni pada permulaan wudhu , walaupun memakai air gosoban ( air milik orang lain yang diambil / di pinta secara tidak sah ) , karena menghikuti sunnah nabi saw.demikianlah menurut kaul yang mahsyur . sahabat anas r.a berkata " pada suatu hari sahabat rasulullah saw mencari-cari air tapik tidak berhasil , lalu nabi saw bersabda"siapakah yang mempunyai air ? bawalah kesini , salah seorang sahabat menyodorkannya lalu tangan beliau dimasukan kedalamnya,setelah itu tiba-tiba memancarlah air dari sela-sela jari tangannya sehingga mencukupi untuk keperluan 70 orang sahabat.lalu sabdanya , " berwudhulah kalian sambil membaca bismillah .")minimal membaca bismillah tapi lebih sempurna bismillahirohmanirohim.menurut imam ahmad membaca bismillah wajib hukumnya . sebelum membaca bismillah itu disunatkan membaca ta'awudz , dan sesudah wudhu membaca dua kalimat syahadat , lalu membaca alhamdulillahilladzi ja'alal ma'a tohuraa. bagi orang yang tertinggal atau terlupa membacanya sebelum wudhu , disunatkan agar membaca pada pertengahannya dengan ucapan bismillahi awwalahu wa akhirahu.
tidak disunatkan membaca bismillah kalau sudah selesai wudhu , demikian pula apabila setelah makan,minum,mengarang,maupun bercelak. pendeknya pada setiap perbuatan yang disunatkan membaca bismillah sebelumnya.
Berdasarkan pendapat yang dikutip dari imam syafi’i dan para sahabatnya , awal dari suatu pekerjaan / amalan perbuatan itu adalah membaca bsimillah.imam nawawi menetapkan dalam kitab al majmu dan lainnya bahwa membaca bismillah serta berniat sunat wudhu itu ketika membasuh kedua tangan,dan banyak alim ulama dahulu menyatakan bahwa sesungguhnya awal sunat wudhu adalah bersiwak , tapi setelah membaca bismillah terlebih dahulu 
 (فرع)
تسنّ التّسميّة لتلاوة القررأن ولو من أثناءسورة في صلاة أوخرجها ولغسل وتيمّم وذبح فغسل الكفّين معا إلى الكوعين مع التّسميّة المقترنة بالنّيّة و إن توضّأمن نحو إبريق أو علم طهر هما للإتّباع

cabang dalam membaca bismillah 
Disunatkan membaca bismillah ketika memulai membaca al quran , walaupun memulainya ditengah-tengah surat , didalam maupun diluar shalat .demikian pula ketika akan mandi , tayamum . dan menyembelih binatang.disunatkan membaca bismillah disertai dengan niat mengerjakan niat wudhu ketika membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan, walaupun diketahui bahwa kedua telapak tangannya bersih .begitu pula   apabila berwudhu dengan air dari kendi , sebab hal semacam itu mengikuti sunnah nabi saw. tetapi bagi yang lupa sama sekali membaca basmallah sampai wudhunya selesai maka tidak apa tetap wudhunya sah.


إذااستيقظ أحدكم من نومه فلايغمس يده فى الإناء حتّى يغسلها ثلاث فإنّه لا يدري أين باتت يده (رواه الشيخان)
فسواك عرضا فى الأسنان ظاهرا وباطنا وطولافى اللّسان للخبر الصّحيح
لولاأن أشقّ على أمّتى لأمرتهم بالسّواك عند كلّ وضوء أي أمر إيجاب
ويحصل بكلّ خسن ولو بنحو كرقة َو أسنان والعود أفضل من غيره وأولاه ذوَلرّيح الطّيّب وأفصله الأراكلا بأصبعه ولو خشنة خلافالمااختاره النّوويّ
و إنّما يتأ كّدالسّواك ولولمن لا أسنان له لكلّ وضواء و لكلّ صلاة فرضهاونفلهاوأن سلم من كلّ ركعتين أواستاك لوضوءهاو إن لم يفصل بينهما فاصل حيث لم يخش تنجّس فمه
وذلك لخبرالحميديّ بإسنادجيّدركعتان بسواك أفضل من سبعين ركعةبلاسواك ولوتركه أوّلها تداركه أثناءهابفعل قليل كالتّعمّم
ويتأ كّد أيضا لتلاوة قرأن أوحديث أو علم شرعيّ أو تغيّرفم ريحاأولونابنحونوم أوأ كل كريه أو سنّ بنحوصفرة أو إستيقاظ من نوم وإرادته ودخول مسجد أو منزل وفى السّحروعندالإحضار كمادلّ عليه خبرالصّحيحين


ويقال إنّه يسهل خروج الرّوح وأخذ بعضهم من ذلك تأ كّده للمريض وينبغي أن ينوي بالسّواك السّنة ليثاب عليه ويبلع ريقه أوّل استياكه وأن لايمصّه
ويندب التّخليل قبل السّواك أو بعده من أثرالطّعام والسّواك أفضل منه خلافالمن عكس
ولايكره بسواك غيره إن أذن أو علم رضاه وإلّاحرم كأخذه من ملك الغير مالم تجرعادة بالإعراض عنه ويكره للصّائم بعد الزّوال إنلم يتغيّرفمه بنحو نوم
فمضمضة فاستنشاق للإتّباع وأقلّهما إيصل الماءإلى الفم والأنف ولايشترط في حصول السّنّة إدارته في الفم ومجّه منه ونثره من الأنف بل تسنّ كالمبالغة فيهمالمفطر للأمربهما
 

 
"barang siapa yang baru bangun tidur , janganlah memasukan tangannya ke dalam bejana , sehingga dicuci dahulu tiga kali sebab ia tidak mengetahui bagaimana tangannya ketika ia tidur “ ( riwayat syakhain )

Bersiwak ( menggosok ) seluruh gigi bagian luar dan dalam ( dilakukan ) berdasarkan hadis sahih sebagai berikut :

“seandainya auku tidak menyusahkan umatku , pasti aku akan mewajibkan mereka untuk bersiwak setiap kali akan berwudhu “

Perlu diketahui oleh kita beberapa fadhilah dalam bersiwak :

1.bersiwak sebaiknya menggunakan akar kayu gaharu yang harum baunya , tetapi boleh juga menggunakan sikat atau kain kasar.

2.faedah bersiwak diantaranya ialah untuk ;

          a.mendapatkan ridho allah

          b.membersihkan gigi dari kotoran,walaupun sedang berpuasa

          c.memberihkan bau mulut dari bau busuk dan kotoran lainnya

          d.meluruskan punggung

          e.menguatkan gusi      

          f.melambatkan keluarnya uban

          g.mencerdaskan otak

          h.melipat gandakan pahala ibadah

          i.memudahkan sekarat

          j.memudahkan mengingat syahadat ketika sekarat

          k.malaikat izrail datang mencabut nyawa dengan rupa yang baik

          l.terhindar dari penyakit kusta

          m.terhindar dari sakit kepala

          n.menyehatkan mata dan lain-lainnya

semua merupakan karunia allah swt , bagi kita

bersiwak dapat menggunakan setiap benda yang kasar sekalipun,misalnya dengan sobekan kain atausikat.menggunakan kayu gaharu lebih baik dari yang lainnya , terutama dengan kayu yang berbau wangi . tetapi yang lebih utama ialah menggunakan kayu arak yaitu kayu khusus untuk bersugi . tidak sah dengan jari . hal ini berbeda pendapat dengan al imam nawawi yang memperbolehkan menggunakan jari.

          Bersiwak dilakukan setiap kali akan berwudhu , shalat fardu atau sunat walaupun bersalam pada setiap dua rakaat , dan ketika hendak berwudhu , meskipun antara wudhu dengan shalat itu tidak terpisah oleh sesuatu pemisah yang agak lama dan sekira tidak dikhawatirkan mulutnya terkena najis sebab bersiwak itu .maka bersiwak sangan diperlukan , termasuk kepada orang yang tak punya gigi alias ompong.

Yang demikian itu ( bersiwak sebelum shalat ) berdasarkan hadis al humaidi dengan sanad yang baik , sesuai sabda nabi saw. “ dua rakaat dengan siwak lebih utama dari pada 70 rakaat tanpa siwak .”

Jika terlupa pada awal shalat , susurlah ( bersiwaklah ) pada tengah-tengahnya dengan pekerjaan yang sedikit ( yaitu sekali atau dua kali tapi jangan tiga kali ) , seperti halnya memakai sorban. Demikianlah cara dan pahalanya 

                Bersiwak pun hukumya adalah sunat muakad yaitu ketika akan membaca al quran , membaca hadis , dan mempelajari ilmu syar’i yang lainnya . demikian pula ketika mulut kurang sedap atau berubah rasa dikarenakan karena tidur , atau memakan makanan yang berbau , juga ketika gigi berubah menjadi menguning , sesudah bangun atau hendak tidur , ketika akan masuk masjid atau rumah , sesudah sahur dan ketika sekarat , dalilnya sebagaimana hadis yang diriwayakan oleh shahihain .

Dari siti aisyah r.a , bahwasanya ketika nabi saw akan wafat , berliau bersiwak dahulu .

          Ada orang yang mengatakan bahwa bersiwak itu memudahkan keluarnya roh , berdasarkan keterangan hadis itu, sebagian ulama sangat mengutamakan bersiwak bagi orang yang sakit , dam sebaiknya ketika akan bersiwak berniat mengerjakan amalan sunat agar mendapatkan pahala. Sunat pula menelan ludah pada permulaan siwak , tetapi tidak perlu mengisapnya . ada faidah menelan ludah siwak dapat terhindar dari penyakit kusta dan lain-lainya .

          Disunatkan menyela-nyela gigi dari sisa makanan , baik sebelum bersiwak atau pun sesudahnya , tetapi tetaplah bersiwak lebih utama dari pada menyela-nyela gigi . berbeda dengan pendapat orang yang beranggapan sebaliknya .tidaklah makruh memakai / meminjam siwak milik orang lain asal mendapatkan izin dari yang punya siwak atau dimaklumi oleh ridhanya.tapi jika tidak mendapatkan izin maka jelaslah hukumnya haram , seperti halnya mengambil milik orang lain . tidaklah makruh memakai siwak orang lain selama tidak bertentangan dengan adat . bagi orang yang berpuasa makruh hukumnya apabila  matahari sudah condong ke arah barat , jika mulutnya tidak menebarkan aroma yang kurang sedap seperti bangun tidur .

          Disunatrkan berkumur dan menghirup air kedalam hidung , mengikuti sunnah nabi saw. Berkumur dan menmghirup air minimal memasukan air kedalam mulut dan hidung . untuk memperoleh pahala dua sunat tidak disyaratkan harus mengerak-gerakan air kedalam mulut , mengeluarkan serta menghembuskannya dari hidung, bahkan yang demikian itu hanya sunnat saja , seperti halnya memperbanyak menggerak-gerakan air dalam mulut , ketika berkumur dan menghirup air ke dalam hidung , yang demikian itu berdasarkan perintah

Sabda nabi saw 

إذاتقضّأت فأبلغ فى المضمضة والإستنشا ق مالم تكن صائما
  (رواه الأربعة)



Bila kamu berwudhu sempurnakanlah berkumur dan menghirup air , selama kamu tidak berpuasa ( hadis riwayat arba’ah ) 
ويسنّ جمعهما بثلاث غرف يتمضمض ثمّ تستنشق من كلّ منها و مسح كلّ رأس للإتّباع و خروجا من خلاف مالك و أحمد فإانقتصر على البعض فأ لأولى أن يكون هو النّا صية

والأولى في كيفيّته أن يضع يديه على مقدّم رأسه ملصقا مسبّحته بالأخري و إبهاميه على صدغيه ثمّ يذهب بهما مع بقيّة أصابعه غيرالإبهامين لقفاه ثمّ يردّ إلى المبدإ إن كان له شعر ينقلب

و إلّا فليقتصر على الدّهاب و إن كان على رأسه عمامة أو قلنسوة تمّم عليها بعد مسح النّاصية للإتّباع
و مسح كلّ الأذنين ظاهرا وباطنا و صماخيه للإتّباع و لا يسنّ مسح الرّقبة إذلم يثبت فيه شيء قال النّوويّ بل هو بدعة و حديثه موضوع
ودلك أعضاء و هو إمراراليدعليهاعقب ملاقاتهاللماءخروجامن خلاف من أوجبه
ق تخليل لحية كثّة و الأفضل كونه نأصابع يمناه ومن أسفل مع تفريقهاوبغرفة موتقلّة للإتّباع ويكره تركه 
ق تخليل أصابع اليدين بالتّشبيك والرّجلين بأيّ كيفيّة كانت والأفضل أن يخلّلها من أسفل بخنصر يده اليسرى مبتد بخنصرالرّجل اليمنى ، ومختتما بخنصراليسرى أي يكون بخنصريسري يديه ، ومن أسفل مبتدأبخنصريمنى رجليه مختتمابخنصريسراهما  

و إطالة الغرّة بأنيغسل مع الوجه مقدّم رأسه و أذنيه وصفحتي عنقه و إطالة تحجيل بأنيغسل مع اليدين بعض العضدين و مع الرّجلين بعض السّاقين

وغايته إستيعاب العضدوالسّاق وذلك لخبرالشيخين إنّ إمّتي يدعون يوم القيامة غرّا محجّلين من أثارالوضوء فمن استطاع منكم أن يطيل غرّته فليفعل زادمسلم وتحجيله أي يدعون بيض الوجوه والأيدي والأرجل ويحصل أقلّالإطالة بغسل أدنى زيادة على الوجب وكماله باستيعاب مامرّ

وتثليث كلّ من مغسول و ممسوح ودلك وتخليل وسواك وبسملة وذكر عقبه للإتّباع في أكثر ذلك ويحصل التّثليث بغمس اليد مثلا ولو في ماء قليل إذاحرّكها مرّتين ولو ردّ ماء الغسلة الثّانية حصل له أصل سنّة التّثليث كمااستظهره شيخنا



ولايجزئ تثليث عضو قبل إتمام واجب غسله ولابعد تمام الوضوء ويكره النّقص عن الثّلاث كالزّيادة  عليها أي بنيّة الوضوء كمابحثه جمع يحرم من ماء موقوف على التطّهر
(فرع)
يأخذ الشّاكّ أثناء الوضوء فى استيعاب أوعدد باليقين وجوبا فى الواجب وندبافى المندوب لو فى الماء الموقوف أمّاالشّكّ بعد الفراغ فلايؤثّر
وتيامن أي تقديم يمين على يسار فى اليدين والرّجلين ولنحو أقتع في جميع أعضاء وضوءه

disunatkan berkumur dan sekaligus menghirup air ke dalam hidung dengan tiga kali saukan , mula-mula berkumur , lalu menghirup air ke hidung dalam setiap saukan .sunat menyapu seluruh bagian kepala , karena mengikuti jejak rasulullah saw.tapi hal ini berbeda dengan pendapat dengan imam maliki dan imam ahmad yang mewajibkan menyapu seluruh bagian kepala .abdullah bin zaid berkata "rasulullah saw menyapu kepalnya dari muka hingga belakang menggunakan tangannya ".( hadis muttafaq alaih )  .kalau hanya menyapu sebagian kepala , yang lebih utama adalah menyapu ubun-ubun.
cara yang lebih afdhal ialah meletakan kedua tangan didepan kepala sambil mempertemukan telunjuk yang satu dengan telunjuk yang lain,serta kedua ibu jari pada pelipis kanan dan kiri .lalu kedua telunjuk itu beserta jari-jari yang lain selain ibu jari menyusuri tengkuk,lalu kembali lagi kemuka kalau ia berambut mudah diatur contohnya rambut panjang tapi jika pendek tidak usah demikian.apabila rambutnya tidak demikian yaitu gundul atau pendek sebaiknya mengusap kepala sekali saja tidak usah dikembalikan kedepan lagi.
bila diatas kepala ada sorban atau kopiah sempurnakanlah mengusap kepala itu diatas sorbannya sesudah menyapu ubun-ubun ,sesuai sunnah nabi saw .nabi saw berwudhu lalu menyapu ubun-ubun dan sorbannya .(h.r imam muslim).mengusap kedua telinga bagian luar dalam dan kedua lubangnya adalah ittiba kepada nabi saw tidak disunatkan menyapu pundak sebab tiada suatu pun dalilnya . imam nawawi berkata " hal itu bid'ah,dan hadisnya maudhu"
sunat menggosok semua anggota wudhu dengan tangan setelah terkena air . hal itu berbeda dengan faham dengan imam maliki yang mewajibkan berbuat demikian .sunat menyela-nyela janggut yang tebal dari bawah , lebih baik menggunakan jari kanan serta memisahkannya dengan saukan tersendiri baru karena ittiba kepada nabi saw dan makruh hukmnya apabila meninggalkannya  (nabi saw menyela-nyela janggutnya.) ( hr tirmidzi )

sunat mengosok sela-sela jari kedua tangan dengan tasybik yaitu telapak tangan di atas punggung tangan kanan dan sebaliknya dan sela-sela kedua ajri kaki dengan cara apa saja tapi yang lebih utama ialah menyela-nyelanya dari bawah menggunakan kelingking tangan kiri dimulai dari kelingking kaki sebelah kanan dan berakhir di sebelah kiri , maksudnya menyela-nyela itu dilakukan dari bawah menggunakan jari kelingking tangan kiri , dimulai dari jari kelingking kaki sebelah kanan dan berakhir di sebelah kiri.

sunat memanjangkan ghurrah yaitu menyempurnakan membasuh muka hingga kepala bagian depan , kedua telinga , dan kedua belah rusuk leher.demikian pula sunat memanjangkan tahjil , yaitu menyempurnakan membasuh kedua tangan hingga sebagian pangkal tangan dan kedua kaki serta sebagian betis.maksimalnya ialah membasuh seluruh pangkal tangan dan betis sebab,yang demikian itu berdasarkan hadis syaikhain , bahwa nabi saw bersabda : " sesungguhnya ummatku akan di panggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bersih karena bekas wudhunya . barangsiapa yang sangup menyempurnakan membasuh mukanya , hendak ia melakukan yang demikian itu .
dalam hadis muslim ada tambahan yaitu " wa tahjiilahu " yakni dipanggil dengan muka tangan dan kakinya putih bersih .".menyempurnakan itu minimal cukup dengan sekedar melebihi basuhan wajib , sedangkan yang sempurna yaitu meliputi yang diterangkan tadi .
sunat membasuh semua yang dibasuh sebanyak tiga kali berulang - ulang , diusap atau digosok , menyela-nyela , bersiwak , membaca bismillah , dan zikir sesudahnya , karena ittiba kepada nabi saw yang senantiasa melakukan hal demikian itu . cukup tiga kali , misalnya hanya dengan mencelupkan tangan kedalam air meskipun airnya sedikit , lalu menggerakannya dua kali . apabila mengulang kembali dengan air basuhan yang kedua , maka ia tetap memperoleh dasar sunat tiga kali , sebagaimana yang dijelaskan oleh syaikhuna. 
tidak cukup melakukan / melaksanakan sunat tiga kali jika belum menyenpurnakan basuhan air wudhu bagi anggota tubuh yang wajib dibasuh.namun tidak boleh setelah selesai/sempurna wudhunya.makruh hukumnya mengurangi dari tiga basuhan atau juga menambah basuhannya menjadi empat kali basuhan , sebagaimana yang telah di bahas oleh banyak ulama . dan haram hukumnya apabila menambah basuha lebih dari tiga kali basuhan dengan air yang di wakafkan untuk bersuci.
cabang dalam permasalahan wudhu 
bila seseorang merasa ragu ketika berwudhu , apakah sudah membasuh seluruh anggota wudhu atau belum serta ragu pada bilangannya , maka ia harus menetapkan suatu keyakinan .penentuan ini hukumnya adalah wajib. saat membasuh anggota yang wajib , dan sunat saat membasuh anggota wudhu yang sunat , meskipun air wakafan . bila rasa ragu timbul setelah selesai berwudhu maka hal itu tidak ap-apa.
sunat mendahulukan membasuh kedua tangan dan kaki kaan yang sebelah kanan terlebih dahulu dari pada sebelah kiri , juga termasuk bagi orang yang tidak memiliki anggota wudhu.  
وذلك لأنّه صلّى اللّه عليه وسلّم كان يُحبّ التّيمّن في تطهره وشأنه كلّه أي ممّاهو من باب التّكريم كاكتحال ولبس نحوقميص ونعل وتقليم ظفر وحلق نحورأس وأخذ و إعطاء وسواك وتخليل ويكره تركه

ويسنّ التّياسر في ضده وهو ماكان من باب الإهانة والأذى كاستنجاء وامتخاط وخلع لباس ونعل ويسنّ البداءة بغسل أعلى وجهه أطراف يديه ورجليه و إنصبّ عليه غيره
وأخذالماء إلى الوجه بكفّيه معا و وضع ما يغترف منه عن يمينه وما يصبّ عن يساره
وولاءبين أفعال وضوء السّليم بأن يشرع في تطهير كلّ عضو قبل جفاف ماقبله وذلك للإتّباع وخروجا من خلاف من أوجبه ويجب لسلس
وتعهّد عقب وموق وهو طرف الأخر بسبّابتي شقّيهما و محلّ ندب تعهّد هما أذالم يكن فيهما رمص يمنع وصول الماء إلى محلّه و إلّا فتعهد هما واجب كمافى المجموع

 nabi saw lebih senang mendahulukan yang sebelah kanan saat bersuci atau dalam setiap perbuatan yang baik , misalnya bercelak , memakai gamis , bersiwak , memakai sandal , memotong kuku , mencukur rambut , mengambil atau memberi sesuatu , dan menyela-nyela gigi.meninggalkan perbuatan yang demikian adalah makruh  
disunatkan mendahulukan yang sebelah kiri untuk perbuatan selainnya , yaitu untuk  setiap perbuatan yang hina dan kotor, misalnya istinja  ,membuang lendir , embuka pakaian  , membuka sandal . disunatkan pula memulai dengan membasuh muka bagian atas , kedua ujung tangan dan kaki . walaupun airnya dituangkan oleh orang lain.disunatkan mengambil air yang diusapkan ke muka dengan kedua tangan , menaruh tempat air yang disauk di sebelah kanan ( bak air atau pun yang sejenisnya ) dan menaruh tempat atau alat pencuran kendi di sebelah kiri.
sunat terus menerus membasuh atau mengusap anggota wudhu yang sehat.dengan cara membasuh setiap anggota sebelum kering anggota yang sebelumnya , maksudnya ialah sebelum kering anggota tubuh yang pertama , anggota kedua sudah di basuh , sebelum kering anggota kedua  anggota ketiga sudah di basuh , dan seterusnya .yang demikian itu karena ittiba kepada nabi saw , namun berbeda pendapat dengan imam malik yang mewajibkannya , wajib hukumnya terus-menerus melakukan hal itu bagi orang yang beser .
disunatkan meneliti tumit dan ujung mata , yaitu ujung mata yang deket dengan hidung dan ujung mata disebelahnya lagi , dengan menggunakan kedua telunjuk. 
sebagaimana sabda nabi saw : 
( إعانة الطّالبين) ويل للأعقاب من النّار

" celakalah bagi orang-orang yang tidak mencuci tumitnya karena akan dibakar dalam neraka ( kitab i'aanatutholibin ).sunat membersihkan tumit dan ujung mata bila tidak terdapat kotoran yang melekat hingga menghalangi air masuk ke tempatanya , kalau ada kotoran yang melekat , wajib membersihkannya diterangkan dalam kitab al majmu .

ولا يسنّ غسل باطن العين بل قال بعضهم يكره للضّرر و إنّما يغسل إذاتنجّس لغلظ أمرالنّجاسة واستقبال القبلة في كلّ و ضوءه وترك تكلّم في أثناء وضوئه بلا حاجة بغير ذكر ولا يكره سلام عليه و لا منه و لا ردّه
و ترك تنشيف بلا عذر للإ تّباع والشّهادتان عقبه أي الوضوء بحيث لا يطول فاصل عنه عرفا فيقول مستقبلا للقبلة رافعا يديه وبصره إلى السّماء ولو أعمى



 tidak disunatkan membasuh mata bagian dalam , bahkan menurut sebagian ulama hukumnya makruh , sebab menimbulkan bahaya / mudarat . sesungguhnya bagian dalam mata yang bernajis harus dibasuh , sebab hukum najis itu berat . disunatkan menghadap kiblat di kala berwudhu dan tidak boleh berbicara selain zikir atau ada kepentingan yang lain.tidak makruh memberi salam kepada orang yang berwudhu dan demikian pula menjawab salam.
disunatkan tidak menyeka bekas wudhu tanpa udzur misalnya karena sangat dingiun , karena ittiba kepada nabi saw . nabi saw menolak diberi saputangan untuk menyeka badan sesudah mandi .sunat membaca dua kalimat syahadat sesudah wudhu , selama waktu memungkinkan menurut adat yaitu kira - kira sesaat setelah selesai wudhu . lalu bacalah sambil menghadap kiblat seraya mengangkat kedua tangan dan mata melihat ke atas kendati bagi orang yang buta,yaitu 

أَشْهَدُأَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّااللّٰهُ وَحْدَهٗ لَاشَرِيْكَ لَهٗ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهُ لماروى مسلم عن رسول اللّه صلّى اللّه عليه و سلّم من توضأفقال أَشْهَدُأَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّااللّٰهُ إلخ فتحت له أبواب الجنّة الثّمانية يدخل من أيّها شاء زادالتّرمذيّ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِرِيْنَ .                                 
"aku bersaksi tiada tuhan yang wajib disembah selain allah yang maha esa , tiada sekutu baginya . dan aku bersaksi bahwa nabi muhammad sebagai hamba dan rasulnya " berdasarkan hadis muslim dari rasulullah saw " barang siapa berwudhu , lalu membaca shahadatain , dan maka dibukakanlah semua pintu syurga yang delapan baginya . ia diperbolehkan masuk dari pintu mana saja " imam tirmidzi menambahkan " ya allah jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertobat serta jadikanlah aku dari golongan orang yang menyucikan diri."


bacaan lengkapnya :


أَشْهَدُأَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّااللّٰهُ وَحْدَهٗ لَاشَرِيْكَ لَهٗ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهُ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِرِيْنَ

وروى الحاكم و صحّحه من توضّأ ثمّ قال سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَ بِحَمدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْكَ كتب في رقّ ثمّ تبع بطابع فلم يكسر إلى يوم القيامة أي لم يتطرّق إليح إبطال كما صحّ حتّى يرى ثوابه العظيم ثمّ يُصَلِّيْ وَيُسَلِّمُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنا مُحَمّدٍ و يقّرأ إِنَّا أنْزَلْنَاهُ ثلاثاكذلك بلارفع يد 


اَشْحَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سُبْحَانَكَ اَللّٰهُمَّ وَ بِحَمدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اَنْتَ عَلِمْتُ سُوْاءً وَ ظَلَمْتُ نَفْسِ . اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ فَاغْفِرْلِى وَ تُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ . اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِرِيْنَ وَاجْعَلْنِى مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ . وَاجْعَلْنِى صَبُوْرًا شَكُوْرًا وَاجْعَلْنِى اَذْ كُرُكَ ذِكْرًا كَثِيْرًا وَاُسَبِّحُكَ بُكْرَةً وَ اَصِيْلًا

contoh doa selesai wudhu yang dinukil dari kitab bidayatul hidayah dan kitab maroqil ubudiyah

وأمّادعاءالأعضاءالمشهورفلاأصل له يعتدّبه فلذلك حذفته تبعالشيخ المذهب النّواويّ رضي اللّه عنه وقيل يستحبّ أن يقول عند كلّ عضو أَشْهَدُاَنْ لَٓاإِلٰهَ إِلَّااللّٰهُ وَحْدَهٗ لَاشَرِيْكَ لَهٗ وَأَشْهَدُأَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ لخبر رواه المستغفريّ وقال حسن غريب
وشربه من فضل وضوءه لخبرإنّ فيه شفاء من كلّ داء . ويسنّ رشّ إزاره به أي إن توهّم حصول مقذّر له كمااستظهره شيخوناوعليه يحمل رشّه صلّى اللّه عليه وسلّم لإزاره به 

  imam al hakim meriwayatkan serta membenarkannya " barangsiapa berwudhu lalu membaca " maha suci allah dan segala puji bagi MU . aku bersaksi bawha tiada tuhan yang wajib disembah melainkan engkau . aku mohon ampunan dan bertobat pada mu " maka ia ditulis pada sehelai kertas putih , lalu di cap dengan cetakan , serta tidak akan berubah dan hilang sampai hari kiamat , yakni tidak akan tembus oleh suatu dosa apapun yang dapat membatalkan amal , sebagaimana dalam hadis shahih , sehingga ikan melihat pahala yang agung itu."kemudian membaca shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi muhammad saw dan keluarganya , lalu membaca surat inna anzalnahu sebanyak 3 kali dengan menghadap kiblat , tetapi ketika baca surat tersebut tidak mengangkat tangan.

membaca doa yang mahsyur pada setiap anggota wudhu , tidak ada dasarnya yang sah . oleh karena itu , saya tidak membahasnya serta mengikuti pendapat syeh mazhab imam nawawi r.a . tetapi memang ada diantara alim ulama yang lain membahas tentang doa-doa wudhu, menurut suatu pendapat , ketika membasuh anggota wudhu itu disunatkan membaca " syahadatain " berdasarkan hadis mustaghfiri dan beliau mengatakan " riwayatnya baik dan jarang" 
sunat meminum air sisa wudhu , berdasarkan hadis : "sesungguhnya air sisa wudhu itu mengandung obat untuk segala penyakit."sunat pula memercikan air pada kainnya bila diduga ada kotoran yang melekat padanya, seperti dijelaskan oleh guru kami. karena itulah mungkin nabi saw memercikan air pada kainnya.
وركعتان بعدالوضوء أي بحيث تنسبان إليه عرفافتفوتان بطول الفضل عرفاعلى الأوجه وعند بعضهم بالإعراض و بعضهم بجفاف الأعضاء وقيل بالحدث  
 
sesudah wudhu disunatkan salat sunat 2 rakaat , selama waktu memungkinkan menurut adat  begitu selesai wudhu segera laksanakan shalat sunat itu.dan berdasarkan pilihan yang lebih mahsyur , shalat sunat 2 rakaat itu gugur bila tenggang waktunya lama menurut adat.dan menurut sebagian ulama, shalat sunat itu gugur bila hatinya berpaling, dan menurut sebagian ulama lagi, gugur karena anggota wudhunya telah kering.menurut pendapat lain lagi gugur karena hadas.
ويقرأندباأولى ركعتين بعدالفاتحة
 
bacaan ketika mengerjakan shalat sunat wudhu ialah pada rakaat pertama setelah selesai membaca surat al fatihah sunnat membaca surat an-nisa ayat 64
pada rakaat kedua membaca surat an-nisa ayat 110.
 
dan tata cara pelaksanaannya sama seperti kita mengerjakan shalat sunat yang biasa dikerjakan.

:  فائدة
يحرم التّطحّربالمسبّل للسّرب وكذَبماء جهل حاله على الأوجه وكذاحمل شيء من المسبّل إلي غير محلّه
وليقتصر أي المتوضّئ حتما أي وجوبا على غسل أو مسح واجب فلا يجوز تثليث ولا اِتيان سائرالسّنن لضيق وقت عن إدراك الصّلاة كلّها فيه كما صرّح به البغويّ وغيره و تبعه المتأخرون

لكن أفتى في فوات الصّلاة لوأكمل سننها بأن يأتيها ولو لم يدرك ركعة وقديفرّق  بأنّه ثمّ اشتغل بالمقصود فكان كما لومدّ فى القراءة

أوقلّة ماء بحيث لا يكفي إلّالفرض فلوكان معه ماء لا يكفيه لتتمّة طهره إن ثلّث أوأتى السّنن أواحتاج إلى لفاضل لعطش محترم حرم استعماله في شيء من السّنن وكذا يقال فى الغسل

نعم ماقيل بوجوبه كالدّلك ينبغى تقديمه عليها نظيرمامرّ من ندب تقديم الفائت بعذر على الحاضرة و إن قاتت الجماعة

haram bersuci menggunakan air yang disediakan untuk minum,demikian pula menggunakan air yang tidak diketahui maksud disediakannya air tersebut.menurut pendapat yang termahsyur, haram pula membawa suatu barang yang disediakan untuk sesuatu maksud tertentu seperti dipakai untuk tujuan yang lainnya umpamanya air untuk bersuci dipakai untuk minum atau pun pekerjaan lainnya.
orang yang berwudhu wajib mempersingkat membasuh atau mengusap anggota yang wajib saja yaitu tidak boleh mengulang sampai tiga kali serta mengerjakan yang sunat-sunat,karena sempitnya waktu shalat.maksudnya,untuk mendapatkan semua pekerjaan shalat pada waktunya. hal itu sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh imam baghawi dan lainnya,serta alim ulama mutaakhirin sendiri mengikuti pendapat itu.
namun,imam baghawai berfatwa tentang masalah lepasnya shalat / habisnya waktu shalat dari waktunya, bahwa apabila seseorang menyempurnakan sunat-sunat shalat terlebih dahulu, maka noleh mengerjakannya meskipun dia tidak mendapatkan satu rakaat pun pada waktunya,maksudnya ialah pada rakaat yang berikutnya sudah masuk pada waktuy shalat lainnya,dan meskipun jika hanya mengerjakan shalat dengan rukun-rukunnya saja maka dapat mengerjakannya pada waktunya.sungguh ada perbedaan masalah wudhu dan shalat ,sebab orang yang terlena dengan mengerjakan tujuan yang pokok yakni shalat sedangkan wudhu adalah wasilah shalat. keadaan itu seperti halnya membaca surat yang panjang (menyempurnakan bacaan shalat saat membaca surat atau tasbih dan sebagainya hukumnya adalah diperbolehkan).
dan apabila hendak persedian air sedikit, tidak cukup untuk selain membasuh yang fardhu-fardhu saja. atau seseorang tidak memiliki air yang cukup untuk menyempurnakan wudhunya jika membasuh tiga kali.atau tidak mencukupi untuk mengerjakan yang sunat-sunat. atau ia membutuhkan sisa air sebagai dahaga hewan ternaknya yang kehausan.maka haramlah  dia memakainya untuk mengerjakan sunat-sunat wudhu.demiukian pula hukumnya dalam masalah mandi.sunat mempersingkat pekerjaan yang wajib dan meninggalkan yang disunatkan dengan maksud mendapatkan shalat berjamaah,jika tidak terdapat lagi jamaah lainnya menurut mazhab maliki betulah demikian,namun yang dikatakan wajib dalam masalah ini ialah sebaiknya mendahulukan yang disunatkan dalam wudhu,misalnya mengosok-gosok anggota wudhu dari pada mengejar shalat berjamaah.berbeda dengan masalah diatas yaitu sunat mendahulukan shalat yang tertinggal karena udzur dari pada shalat ada,walaupun tertinggal shalat berjamaah.

4. TAYAMUM

تتمّة
يتمّم عن الحدثين لفقد ماء أوخوف محذور من استعمال له بتراب طهورله غبار
وأركانه نيّةاستباحة الصّلاة المفروضة مقرونة بنقل التّراب ومسح وجهه ثمّ يديه ولوتيقّن ماء أخرالوقت فانتظاره أفضل و إلّا فتعجيل تيمّم
وإذاامتنع استعماله في عضو وجب تيمّم و غسل صحيح ومسح كلّ الساترالضّارّ نزعه بماء ولاترتيب بينهما لجنب أو عضوين فتيمّمان ولا يصلّي به ِلّا فرضاواحداولوندراوصحّ جنائز مع فرض    


bagi yang berhadas besar atau kecil, karena tidak ada air atau takut berbahaya apabila memakainya, diperbolehkan tayamum menggunakan tanah yang suci dan berdebu.




“jika kamu sakit atau sedang dalam berpergian, keluar dari kamar kecil, atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik yang suci, sapulah muka dan tanganmu, sesungguhnya allah maha pemaaf lagi maha pengampun.” Surat ani-nisa ayat 43.

syarat-syarat tayamum : 

1. karena adaya uzur yang disebabkan karena bepergian atau sakit.
2. sesudah masuk waktu shalat ( tayamum ini dilakukan jika endak megerjakan shalat ) dan apabila tayamumnya belum masuk waktu shalat tidak sah tayamumnya.
3. mencari air,sesudah masuk waktu shalat, baik dilakuka sendiri, atau orang lain yang di izinkan mencarikannya, tapi hendaklah mencari air dengan usaha sendiri atau beserta dengan kawanya.
4. terhalang menggunakan air,sekiranya diliputi rasa khawatir, jika menggunakan air dapat berakibat fatal, seperti sakit bertambah parah atau dapat meninggal dunia atau dapat menghilangkan fungsi salah satu anggota tubuhnya.
5. menggunakan debu suci yang tidak basah.kata suci selaras dengan arti debu yang didapat secara ghashab dan debu atau tanah dari kuburan yang belum digali.

          Rukun tayamum yaitu niat mencari kewenangan mengerjakan shalat fardhu dengan menggunakan tanah dan mengusap muka, lalu kedua tangannya.tapi jika berkeyakinan pada akhir waktu shalat akan terdapat air, maka menangguhkan shalat itu lebih utama dikerjakan.tetapi kalau memang dipastikan sudah tidak ada air untuk berwudhu maka lebih baik bertayamum dapat disegerakan.

 Bila anggota wudhu tidak tersiram air karena diperban dan sebagainya maka wajib bertaamum, tetapi tetap wajib membasuh anggota yang sehat serta wajib mengusapkan air pada anggota yang sehat serta mengusapkan air pada anggota yang diperban jika sulit/ terasa sakit saat dilepas. Tidak perlu tertib antara whudu dengan tayamum bagi orang yang junub atau berhadas besar. Tapi wajib tertib kalau berhadas kecil. Bila kedua anggota wudhu tidak tersiram air permisalan pada tangan dan kaki, maka harus dua kali tayamum. Sekali tayamum untuk sekali shalat fardhu walaupun nadzar, dan boleh (tetap sah hukumnya bertayamum) shalat jenazah .jika bertayamum satu kali untuk dua kali shalat fardhu maka hukumnya tidak sah dan tidak sah pula untuk dua kali thawaf, antara dua shalat dan thawaf dan tidak sah pula untuk antara shalat jumat dan khutbahnya.

hendaknya ketika bertayamum bagi orang yang sakit diperhatikan apakah pembalut perbannya ataupun luka-lukanya dalam keadaan suci jika terdapat najisnya maka segera lah dibersihkan terlebih dahulu karena segala yang ada pada bagian yang terluka dihukumi sama dengan pembalutnya misalnya kain perban , kain pembalut , obat-obatan dan lain-lainnya.

         sunah tayamum ada 3 perkara :
  1. membaca basmalah 
  2. mendahulukan muka bagian atas dan mengakhirkan muka bagian bawahmendahulukan tangan kanan dan mengakhirkan tangan kiri,
  3. muawalah berkesinambungan seperti yang berlaku didalam wudhu 
dan bagi seseorang yang menggunakan cincin hendaklah dilepas terlebih dahulu. 
hal-hal yang membatalkan tayamum:
1. segala sesuatu yang membatalkan wudhu berlaku pula pada tayamum
2. melihat air baik ketika dalam waktu shalat ada ataupun ketika diluar waktu shalat.
3. murtad artinya terputus dari agama islam maka secara otomatis ia keluar dari hukum syariat islam.

memadukan diantara tayamum untuk shalat dan untuk bersetubuh dengan pasangannya dalam satu kali tayamum hal ini bisa dilakukan apabila shalatnya dikerjakan terlebih dahulu, baru kemudian bersetubuh.tapi kalau persetubuhannya terlebih dahulu dan shalatnya kemudian maka tidak bisa karena tayamum 1 kali ini hanya berlaku untuk bersetubuh saja tidak bisa mencakup shalat.
menurut syeh syamsudin abu abdillah pengarang kitab fathul qorib beliau mengatakan di dalam kitabnya 1 kali tayamum berlaku untuk beberapa shalat ( ia suka mengerjakan ) sunnah ( bukan shalat fardhu ). dengan tayamum engkau boleh melakukan berbagai shalat sunat sesuai yang engkau suka akan tetapi ia hanya cukup untuk mengerjakan shalat fardhu satu kali saja. dan apabila engkau ingin mengerjakan shalat fardhu yang lain maka wajib bertayamum kembali

gambar ilsutrasi tata cara bertayamum :


tata cara bertayamum ialah ambillah tanah yang halus,murni,berdebu dan suci (tapi boleh juga bercampur pasir atau kapur menurut imam nawawi dalam kitab ar-raudhah dan kitab al fatawa).
lakukanlah pengambilan debu dengan telapak tangan dalam keadaan merapatkan jari-jari. niatkanlah tayamum untuk dapat melaksanakan shalat fardhu lalu usapkanlah debu pada seluruh wajahmu sekali saja. jangan memaksakan untuk menyampaikan debu ke bagian tempat tumbuhnya rambut baik yang tipis ataupun yang lebat. kemudian lakukanlah pengambilan debu yang kedua kali dengan meregangkan jari-jarimu dan usapkanlah pada kedua tanganmu beserta siku dengan merata. apabila belum rata maka wajib engkau mengulangi hingga rata sehingga yakin engkau telah mengusap dengan menyeluruh. jika engkau memakai cincin maka wajib engkau melepaskannya sebelum mengambil debu. lalu usaplah satu telapak tangan dengan telapak tangan yang lain dan usaplah bagian jari-jarimu dengan cara menyilangkan jari-jari kedua telapak tangan 

5. YANG MEMBATALKAN WUDHU 



                                                                                                                                                                 
   yang membatalkan wudhu ada empat hal, yaitu:                                                                 
ونواقضه أي اسباب نواقض الوضوء أربعة أحدها تيقّن خروج شيء غير منيّه عينا كان أو ريحارطباأوجافّا معتادا كبول أونادراكدم باسور أوغيره إنفصل أولاكدودة أخرجت رأسهاثمّ رجعت من أحد سبيلي المتوضئ الحيّ دبرا كان أوقبلا ولوكان الخارج باسورا نابتاداخل الدّبر فخرج أوزاد خروجه  

  1. nyata ada sesuatu yang keluar, kecuali air mani. yang keluar itu misalnya kotoran perut atau kentut, basah atau kering yang biasa dikeluarkan, misalnya air kencing, atau yang tidak biasa dan jarang, misalnya darah wasir atau lainnya, berpisah atau tidak, misalnya cacing hidup yang mengeluarkan kepalanya lalu masuk lagi dari salah satu lubang anggota tubuh orang yang berwudhu, baik dari lubang belakang atau depan, walaupun yang keluar itu sejenis wasir yang tumbuh di dalam dubur, atau sebagai kelanjutan dari yang sudah keluar sebelumnya. dan keluarnya itu ketika berwudhu. 
    لكن أفتى العلّامةالكمال الرّداد بعدم النّقض بخروج الباسورنفسه بل بلخارج منه كالدّم وعندمالك لاينتقض الوضوء بالنّادر

    akan tetapi menurut fatwa syeh kamarul raddad, bila yang keluar itu zar wasirnya, maka tidak membatalkan wudhu. tapi sebaliknya, bila yang keluar itu darah wasirnya, maka batallah wudhu orang tersebut.tapi menurut imam maliki, keluar sesuatu yang langka terjadi seperti keluar cacing dan sebagainya tidak membatalkan wudhu.
                                                                                                وثانيهازوال عقل أي تمييز بسكرأوجنون أو إغماء أو نوم الخبرالصّحيح فمن نام فليتوضّأ          وخرج بزوال العقل النّعاس وأوائل نشوة السّكر فلا نقض بهما كما إذاشكّ هل نام أونعس ومن علامة النّعاس سماع كلام الحاضرين و إن لم يفهمه

    لازواله بنوم قاعد ممكّن مقعده أي ألييه من مقرّه و إن استند لم لوزال سقط أواحتبى وليس بين مقعده ومقرّه تجاف وينتقض وضوء ممكّن إنتبه بعد زوال أليته عن مقرّه                    لاوضوءشاكّ هل كان ممكّنا أولا أوهل زالت أليته قبل اليقظة أو بعدهاوتيقّن الرّؤيامع عدم تذكّر نوم لاأثرله بخلافه مع الشّكّ فيه لأنّهامرجّحة لأحد طرفيه 
  2.  hilang akal karena mabuk, gila, pingsan, atau tidur, berdasarkan hadis shahih,"barang siapa yang tidur, harus berwudhu." kecuali hilang akal karena mengantuk dan pusing sebelum mabuk.kedua hal tersebut tidak membatalkan wudhu.demikian pula halnya bila ia ragu apakah tertidur atau mengantuk. diantara tanda mengantuk ialah masih mendengar suara orang yang berada di dekatnya, walaupun tidak mengerti maksudnya.orang yang tertidur sambil duduk, sekalipun bersandar pada suatu tempat sehingga kalau terlepas sandarannya ia terjatuh, atau duduk seraya memeluk betisnya tanpa mengubah posisi duduknya,hal itu tidak membatalkan wudhu.tetapi wudhunya batal jika di kala ia bangun posisinya bergeser dari tempat duduk semula. seseorang yang merasa ragu apakah posisinya bergeser atau tidak sebelum atau sesudah ia bangun, serta yakin bermimpi tetapi tidak yakin tertidur dengan pulas, maka hal-hal tersebut di atas tidak membatalkan wudhu. berbeda dengan masalah mimpi yang tidurnya di ragukan, maka membatalkan wudhu, karena mimpi itu memberatkan pada salah satu pihak yang meragukan, yaitu tidur                                                                                            
                                                                                                 وثالثهامسّ فرج أدميّ أومحلّ قطعه ولولميّت أوصغير قبلاكان الفرح أودبرا متّصلا أومقطوعا إلّا ماقطع فىالختان
    والنّاقض منالدّبرملتقى المنفذومن قبل المرأة ملتقى شفريها على المنفذلاماوراءهماكمحلّ ختانها
    نعم يندب الوضوء من مسّ نحو العانةوباطن الألية والأنثيين وشعر نبت فوق ذكر وأصل فخذ ولمس صغيرة وأمرد وأبرص ويهوديّ ومن نحوفصدونظربشهوة ولو إلى محرم وتلفّظ بمعصية وغضب وحمل ميّت ومسه وقصّ ظفر وشارب وحلق رأسه

    وخرج بأدميّ فرج البهيمة إذلايستهى ومن ثمّ جازالنّطر إليه ببطن كفّ لقوله صلّى اللّه عليه وسلّم من مسّ فرجه وفي رواية من مسّ ذكرافليتوضأ
      وبطن الكفّ هو بطن الرّاحتين وبطن الأصابع والمنحرف إليهما عندانطبا قهما مع يسير تحامل دون رؤس الأصابع وما بينهما وحرف الكفّ  
  3. menyentuh farji (kemaluan) atau menyentuh tempatnya, jika farji itu terpotong, walaupun farji orang yang sudah meninggal atau anak kecil. baik bfarji bagian depan (qubul) atau belakang (dubur) yang masih bersambung atau terputus, kecuali memegang daging seseorang yang sudah dikhitan, (tidak membatalkan wudhu).   bagian belakang (dubur) yang dapat membatalkan wudhu adalah kulit yang mengitari lubang.sedangkan bagi wanita adalah tempat bertemunya kedua bibir di atas lubang vagina. selain yang disebutkan tadi, tidak membatalkan wudhu, misalnya menyentuh tempat khitannya.betul demikian, tetapi disunatkan wudhu bagi orang yang menyentuh sejenis rambut kelamin yang tumbuh di bawah perut dan bagian dalam dubur. begitu pula apabila menyentuh dua buah pelir, rambut kelamin yang tumbuh di atas dzakar atau farji, pangkal paha, amrad ( laki-laki cantik yang dicintai seperti mencintai perempuan), menyentuh seseorang yang berpenyakit kusta, orang yahudi, seseorang yang sudah diambil darahnya, melihat perempuan dengan syahwat walaupun mahram, mengucapkan perkataan kotor sesudah atau sedang marah, mengangkat mayat atau memegangnya, memotong kuku atau kumis dan mencukur rambut.memegang kelamin binatang tidak membatalkan wudhu,sebab tidak di ingini biasanya.oleh sebab itu, boleh melihatnya.batal menyentuh farji itu bila menggunakan telapak tangan,sebagaimana sabda nabi saw."barang siapa yang memegang farjinya," dalam riwayat lain," barang siapa yang menyentuh dzakarnya,harus berwudhu." ( riwayat bukhari dan muslim).yang dimaksud telapak tangan ialah telapak kedua tangan, jari bagian dalam dan sisinya ketika kedua telapak tangan dan jari itu di rapatkan serta ditekan sedikit. namun, bagian dalam ujung jari diantara jari-jari itu serta bagian pinggir telapak tangan tidak termasuk.
    ورابعها تلاقى بشرتى ذكروأنثى ولو بلا شهوة و إن كان أحدهما مكرهاأو ميّتا لكن لاينقض وضوءالميّت
    والمراد بالبشرة هناغيرالشعروالسّنّ والظّفرقال شيخناوغيرباطن العين وذلك لقوله تعالى أولامستم النّسآءأي لمستم

  4. bertemu dua kulit, yaitu kulit laki-laki dan perempuan (tanpa penghalang), walaupun tanpa syahwat, dan sekalipun salah seorang diantara keduanya dalam keadaan dipaksa, atau sekalipun menyentuh mayat, tetatpi hal itu tidak membatalkan wudhu mayat.    yang dimaksud dengan kulit disini ialah selain rambut, gigi, dan kuku. syaikhuna berkata," selain mata sebelah dalam" yang demikian itu karena berdasarkan firman allah ta'ala," atau kamu telah menyentuh perempuan."(surat ani nisa ayat 43)
RAGU-RAGU DALAM HAL BATAL WUDHU

ولوشكّ هل مالمسه شعرأوبشرة لم ينتقض كمالووقعت يده على بشرة لايعلم أهي بشرة رجل أوامرأة
أوشكّ هل لمس محرماأوأجنبيّةوقال شيخنافي شرح العباب ولو أخبره عدل بلمسهاله أوبنحوخروج ريح منه في حال نومه ممكّناوجب عليه الأخذبقوله بكبر فيهما
فلانقض بتلاقيهمامع صغرفيهماأوفيأحدهمالانتفاء مظنّة الشهوة والمرادبذي الصّغر من لايستهى عرفاغالبا

لاتلاقىبشرتيهمامع محرميّةبينهمابنسب أورضاع أومصاهرة لانتفاءمظنّةالشهوة
ولواشتبهت محرمه بأجنبيّات محصورات فلمسواحدة منهنّ لم ينتقض وكذابغير محصورات على الأوجه
ولايرتفع يقين وضوء أوحدث بطنّ ضدّه ولابالشّكّ فيه المفهوم بالأولى فيأخذباليقين أستسحاباله
seandainya seseorang merasa ragu apakah ia menyentuh rambut atau kulit, tidak batal wudhunya. seperti halnya kalau tangan seseorang terkena atau tersentuh kulit, dan ia tidak mengetahui apakah kulit laki-laki atau perempuan. atau ragu-ragu apakah ia menyentuh mahram atau wanita ajnabi (bukan anak saudara dekat). syaikhuna dalam kitab syarah ubab berkata "kalau ada seseorang yang adil (baik) memberitahukan bahwa ada wanita yang menyentuhnya, atau keluar kentut dari duburnya ketika ia tidur, dengan posisi yang tidak berubah, maka ia wajib mempercayai berita itu, dan kedua pihak sudah baligh. bersemtuhan kulit diantara anak-anak, atau salah seorang diantara keduanya masih kecil, tidaklah membatalkan wudhu karena diperkirakan tidak menimbulkan syahwat. yang dimaksud kecil disini ialah anak-anak yang masih belum baligh (belum selayaknya di cintai lawan jenis).

bersentuhan kulit diantara laki-laki dan perempuan yang masih memiliki hubungan mahram, misalnya seturunan, sepersusuan, mertua atau semenda, tidak membatalkan wudhu karena diperkirakan tidak menimbulkan syahwat, tapi kalau dengan syahwat batal wudhunya.

bila meragukan (samar atau keliru) mahramnya karena bercampur dengan beberapa wanita lain yang jumlahnya terhitung, lalu ia menyentuh kulit seseorang dari mereka, maka tidak batal wudhunya selama tidak yakin tersentuh oleh wanita lain.demikian juga demikian juga tersentuh oleh wanita lain yang tak terhitung banyaknya, menurut kaul yang termahsyur, tidak batal wudhunya kecuali bila yakin tersentuh oleh wanita yang bukan mahramnya maka batal wudhunya.

rasa yakin bahwa telah wudhu atau berhadas tidak bisa hilang dengan sangkaan yang sebaliknya. demikian juga rasa yakin tidak bisa hilang dengan adanya keraguan yang sebaliknya. maksudnya ialah kalau yakin telah wudhu, lalu ragu apakah sudah wudhu atau belum, maka dianggap telah wudhu, atau kalau yakin berhadas, bila ragu apakah sudah wudhu atau belum, maka dianggap belum wudhu. hal tersebut diambil dari mafhum aula. oleh karena itu, peganglah keyakinan yang ada yakni yakin telah berwudhu atau berhadas, sebab harus berdasarkan keyakinan, bukan perasaan ragu-ragu. sebagaimana nabi saw, pernah melarang orang yang meragukan keluar hadasnya untuk keluar dari masjid dan berwudhu lagi, kecuali kalau ia mendengar suara kentut atau mencium baunya.

6. HAL-HAL YANG DI HARAMKAN KARENA HADAS  






(خاتمة)
يحرم بالحدث صلاة وطواف وسجود وحمل مصحف وماكتب لدرس قرأن ولوبعض أية كلوح
أن لايمسّ القرأن إلّاطاهر. (رواه مالك)
والعبرة في قصدالدّراسة والتّبرّك بحالةالكتابةدون مابعد هاوبالكاتب لنفسه أولغيره تبرّعا و إلّا فأمره

لاحمله مع متاع والمصحف غيرمقصود بالحمل ومسّ ورقه ولوالبياض أونحو ظرف أعدّله وهوفيه  لا قلب ورقه بعود إذلم ينفصل عليه ولامع تقسير زاد ولواحتمالا
 ولايمنع صبيّ مميّزمحدث ولوجنباحمل ومسّ نحو مصحف لحاجة تعلّمه ودرسه ووسيلتهماكحمله للمكتب والإتيان به للمعلّم ليعلّمه منه

ويحرم تمكين غيرالمميّزمن نحومصحف ولوبعض أية وكتابته بالعجميّة ووضع نحودرهم في مكتوبه وعلم شرعيّ وكذاجعله بين أوراقه خلافالشيخناوتمزيقه عبثاوبلع ماكتب عليه لاشرب محوه ومدّالرّجل للمصحف مالم يكن على مرتفع

ويسنّ القيام له كالعالم بل أولى ويكره حرق ماكتب عليه إلّا لغرض نحوصيانة فغسله أولى منه

haram (melakukannya) karena hadas, yaitu mengerjakan shalat, thawaf, sujud tilawah, atau sujud syukur, membawa mushaf al quran, atau sesuatu yang bertuliskan ayat alquran untuk dibaca atau dipelajari walaupun setengah ayat al quran, misalnya pada papan tulis. tetapi apabila untuk azimat boleh dibawa tanpa wudhu.sebagaimana nabi saw bersabda yang diriwayatkan oleh imam malik "tidak boleh menyentuh al quran, kecuali orang yang suci"
adapun penilaian dalam maksud belajar dan mengambil berkah ialah pada waktu menulis, bukan sesudahnya. atau berdasarkan tujuan penulisannya, baik untuk dirinya sendiri atau pun orang lain karena allah (secara cuma-cuma). kalau tidak, maka bergantung pada niat yang menyuruhnya.tidak haram membawa al quran bersama sesuatu yang lain dengan tujuan pokok bukan membawa al quran. haram memegang kertasnya, walaupun bagian yang tidak tercetak, misalnya bagian pinggirnya atau tempat yang disediakan untuk quran pada waktu terbungkus. tidak haram membalik/membuka kertasnya dengan menggunakan kayu, bila kertas itu tidak melekat diatas kayu.tidak haram pula beserta tafsirnya yang melebihi tulisan mushaf, walaupun hanya kira-kira.
anak-anak yang sudah tamyiz, yang berhadas sekalipun junub, boleh membawa atau memegang mushaf untuk dipelajari dan di baca, atau wasilahnya, misalnya membawanya kemeja, serta memberikan kepada gurunya untuk dipelajari.haram membiarkan anak-anak yang belum tamyiz memegang mushaf walaupun setengah ayat. haram menulis mushaf dengan huruf ajam (selain arab) dan menaruh uang atau benda lain di atas tulisannya atau diatas ilmu syara. demikian pula menyimpan suatu barang diantara kertas-kertasnya. berbeda dengan faham guruku. haram menyobek-nyobek mushaf karena main-main, atau menelan tulisannya, tetapi tidak haram meminum serbuk tulisannya, dan haram menyodorkan kaki pada mushaf selama mushaf itu tidak berada di atas.
disunatkan berdiri untuk menghormati mushaf, seperti menghormati orang alim, bahkan mushaf lebih utama dari pada orang alim. makruh membakar tulisan mushaf, kecuali dengan tujuan memeliharanya membersihkannya lebih baik dari pada membakaranya.

ويحرم بالجنبابة المكث فى المسجد و قراءة القرأن بقصده ولو بعض أية بحيث يسمع نفسه ولو صبيّا خلافالما أفتى به لنّوويّ و بنحوحيض لا بخروج طلق صلاة و قراءة و صوم و يجب قضاؤه لا الصّلاة بل يحرم قضاؤها على الأوجه

HAL-HAL YANG HARAM KARENA JUNUB 


yang berhadas junub haram tinggal dimasjid dan membaca al quran dengan maksud membacanya, walaupun setengah ayat dan terdengar oleh dirinya sendiri meskipun ia anak kecil. berbeda pendapat dengan pendapat atau fatwa imam nawawi yang memperbolehkannya bagi orang yang junub.

إنّي لا أحلّ المسجد لحائض ولا جنب (رواه أبوداود)

sabda nabi saw :
orang yang haid dan junub tidak kuperkenankan masuk masjid ( riwayat abu dawud)

seseorang yang haid, keluar darah yang bukan karena hadas akan meahirkan, haram mengerjakan shalat, membawa quran dan puasa. wajib mengqodi puasa, namun tidak wajib mengqodoi shalat. bahkan menurut kaul yag termahsyur, haram mengqodo shalat.

نحن أمرنا بقضاءالصّوم لا بقضاءالصّلاة

 siti aisyah r.a berkata : kami diperintahkan mengqadhai puasa , tetapi tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat

7. PASAL TAMBAHAN ADAB-ADAB WUDHU 


 pasal tambahan adab-adab wudhu, yang dimaksud adab-adab wudhu disini adalah meliputi perkara yang sunnah dan yang fardhu dalam berwudhu yang perlu diketahui oleh segenap mu'minin dan mu'minat.
apabila engkau selesai istinja maka janganlah engkau tinggalkan bersiwak jika engkau hendak berwudhu dan niatkanlah mengerjakan sunnah nabi dan membersihkan mulut dan untuk mengingat allah dan membaca alquran dalam shalat.hendaklah bersiwak menggunakan kayu siwak atau kayu yang diperbolehkan untuk digunakan atau juga boleh menggunakan kain kasar.


 ركعتان بالسواك افضل من سبعين ركعة بلا سواك رواه ابو نعيم

salah satu fadilah bersiwak ialah disukai oleh allah dan dibenci setan. ketauhilah shalat dua rakaat dengan bersiwak lebih utama dari pada shalat 70 rakaat tanpa siwak. keutamaan bersiwak dapat melebihi keutamaan shalat berjamaah yang mencapai 27 derajat.
dikatakan oleh al wannai, terkadang bersiwak itu wajib bagi seorang istri apabila disuruh suaminya dan hamba sahaya apabila disuruh tuannya. atau bagi orang yang memakan makanan yang menimbulkan bau bagi mulut seperti bawang putih atau bawang merah khususnya bagi orang yang mau mengerjakan shalat jumat maka wajib hukumnya bersiwak
di dalam riwayat lain rasulullah saw bersabda " aku disuruh bersiwak hingga aku takut diwajibkan atasku "

kemudian duduklah dengan menghadap ke arah kiblat dan di atas tempat yang tinggi sehingga tidak tekena percikan air kencing, lalu bacalah bismillahirohmanirohim robbi audzubbika min hamazati sayatini wa audzubika robbi ay yahdhurun

بسم الله الرحمن الرحيم، رب أعوذ بك من همزات الشياطين وأعوذ بك رب بأن يحضرون

  " dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. wahai tuhanku, aku berlindung kepadamu dari bisikan-bisikan setan dan aku berlindung kepadamu jika mereka mendatangiku "

atau membaca bismillah dengan sempurna atau bismillah saja itu sudah cukup. lalu setelah itu ucapkanlah

 اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ اْلمَاءَ طَهُوْرًا
lalu membaca
اللهم إني أسألك اليمن والبركة، وأعوذ بك من الشؤم والهلكة.
allahumma inni as as alukal yumna wal barokata wa audzubika minassyu'mi wal halakah   
" ya allah, sungguh aku mohon kepadamu kekuatan untuk ibadah dan keberkahan, dan aku berlindung kepadamu dari kejelekan dan kerusakan "
atau bisa juga seperti yang di nukil oleh imam ar-ramli :
اللهم ا حفظ يدي من معا صيك كلها
allohumma fadz yadayya mim ma'aasiika kulliha
" ya allah, jagalah kedua tanganku dari seluruh kedurhakaan kepadamu "

kemudiaan berrniatlah menghilangkan hadas atau berniat untuk diperbolehkan shalat dan hendaknya niat itu berlangsung serta tidak hilang hingga engkau membasuh wajahmu. tidaklah mengapa bila niat menghilangkan hadas dilakukan sejak awal pembasuhan telapak tangan, meskipun sunah--sunah yang sebelumnya tidak menghilangkan hadas, sebab sunah-sunah dalam setiap ibadah masuk dalam niatnya sebagai tambahan. maka makna menghilangka hadas adalah bertujuan menghilangkanya semua dengan semua amalan wudhu sedang ia menhilangkan hadas secara pasti. demikianlah disebutkan dalam kitab haasyisyah al iqna . janganlah melpakan niatmu sebelum membasuh muka sehingga wudhu tidak sah. lalu ambillah air secukupnya untuk berkumur kumur di ulangi sebanyak 3 kali dan keraskanlah ketika berkumur dengan memutar-mutar air sampai ke tenggorokan kecuali jika engkau sedang berpuasa karena hal demikian dapat membatalkan puasamu, dan apabila engkau sedang berpuasa berkumur-kumurlah dengan lembut. lalu berdoalah 

اللهم ا عني على تلا وة كتابك و كتثرة ا لذكر لك و تثبتني بالقو ل ا لثا بت في ا لحياة الدنيا و في ا لا خرة
 allahumma a'inni 'ala tilawati kita bika wa katsrotidzikri laka wa tsabitni bil qaulitsaa biti fil hayati dunya wa fil akhirah.
artinya ; 
" ya allah berilah aku pertolongan untuk dapat membaca kitabmu dan memperbanyak ingat kepadamu serta teguhkanlah aku dengan kalimat tauhidmu didunia dan diakhirat
  membacanya bisa sampai ( و كتثرة ا لذكر لك ) katsrotidzikri lak tapi lebih baik di baca sampai sempurna.
atau sebagaimana disebutkan dalam kitab al adzkar :
 
"ya allah berilah aku minum dari telaga nabi mu segelas sehingga aku tidak haus untuk selama-lamanya"
 atau mengucapkan
اللَّهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
 " ya allah tolonglah aku dalam mengingatmu dan mensyukuri nikmatmu dan perelok ibadah kepadamu.

kemudian ambillah air secukup air untuk hidungmu, hiruplah air itu lalu keluarkanlah air dan kotoran di hidung dengan jari kelingking kirimu sampai tuntas dan di ulangi sebanyak 3 kali, kecuali dala keadaan berpuasa, lalu bacalah doa ini di waktu beristinsyaq :

اَللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَة الجَـنَّة وَاَنْتَ عَنِّي رَاضٍ

'ya alah berilah aku harum syurga sedang engkau ridho kepadaku 
atau bisa juga dengan doa ini :

 اللهم لا تحرمني رائيحة نعيمك و جناتك
allahumma la tahrimni ro ihata na'imika wa jannaatik
" ya allah janganlah engkau haramkan aku bau kenikmatan dan syurgamu "
dan diwaktu mengeluarkan air dari hidung ucapkanlah 

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ.
" ya allah aku berlindung kepadamu dari bau api neraka dan tempat tinggal yang buruk."

kemudianlah ambillah air untuk membasuh wajahmu dari mulai garis rambut jidat bagian atas sampai ujung dagu secara ke atas dan dari mulai telinga ke telinga yang lain secara menyamping. basuhlah air sampai kerambut pilingan, rambut pilingan yaitu bagian yang seorang wanita biasa menyibaknya, tepatnya adalah bagian yang diantara telinga bagian atas dan pelataran pilingan yang ada disamping jidat. begitu juga engkau harus menyiramkan air ke kulit tempat tumbuhnya rambut yang berjumlah empat. yaitu dua alis, kumis, rambut mata dan dua cambang. wajib pula menyampaikan air ke kulit tempat tumbuhnya rambut yang tipis seperti jenggot yang tipis, akan tetapi jika jenggoynya tebal, maka hukum membasuhnya (bagian dalamnya) hanya sunnah saja. renggangkanlah sela-sela jenggot yang lebat sebelum membasuh muka sebagaimana dikatakan oleh athiyyah menurut al inani, kecuali bila engkau dalam keadaan ihram. maka janganlah melakukannya supaya rambutnya, tidak tercabut. ini pendapat ar-ramli dan di ikuti oleh ibnu qasim, az- ziyadi dan asyabramalsi. dan jangan sampai lupa kesunnahan menyelai-nyelai jenggot yang tebal dengan jari tangan. setelah berniat wudhu ucapkanlah doa membasuh wajah ini : 


اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ
ya allah putihkanlah wajahku ketika wajah-wajah menjadi putih dan wajah-wajah menjadi hitam 
  atau yang bisa juga dengan membaca doa ini ;


 kemudian wajib membasuh tangan kananmu lalu tangan kirimu beserta kedua sikunya dan jika mampu lebihkanlah sampai pada pertengahan lengan atas karena cahaya hiasan di surga kelak menjalar di bagian anggota yang terkena air wudhu. dan apabila memakai cincin, gerakkanlah cincin itu sambil meregangkannya sebelum membasuh jari-jarimu. ketika membasuh tangan kanan ucapkanlah doa ini : 
 

lalu bacalah doa ini saat membasuh tangan kiri : 


kemudian usaplah kepalamu secara merata dengan kedua tanganmu yang sudah dibasahi dengan air. caranya yang paling utama ialah dengan menempelkan ujung-ujung jari tangan kanan dengan ujung-ujung jari tangan kiri, lalu letakkanlah pada kepala bagian depan dan jalaknlah ke arah belakang sampai tengkuk dan sekitarnya, kemudian engkau kembalikan ke bagian depan kepala lagi. lakukankanlah cara ini tiga kali sebagaiamana disunnahkan mengulanginya sebanyak tiga kali. pada anggota-anggota wudhu yang lainnya. lalu bacalah doa ini saat mengusap kepala :

                        اللهم غشني بر حمتك و ا نزل علي من بر كا تك و أ ظلني تحت ظل عرشك يوم لا ظل إلا ظلك
allahumma ghassyini birhmatika wa anzil ''alayya min birahmatika wa adzillani tahta dzilla ''arsyika yauma laa dzilla illa dziluk.
artinya " ya allah selimutilah aku dengan rahmatmu dan limpahkanlah atas diriku berbagai berkahmu, naungilah aku di bawah naungan arsyimu di hari kiamat yaitu saat tidak ada lagi naungan kecuali naungan mu."

atau membaca doa ini :
 atau kita bisa menyambungkan kedua bacaan doa tersebut menjadi satu doa mengusap kepala  

kemudian ambilah air dan usapanlah kedua telingamu bagian dalam dan luarnya. cara ialah dengan memasukan kedua jari telunjukmu kedalam kedua lubang telinga dan keletakan keua ibu jarimu di bagian luarnya, lalu diputar semuanya dan diratakan. wajah adalah anggota tubuh yang paling mulia, tetapi terdapat lubang-lbang yang isinya pahit seperti kotoran kedua telinga dan sebagainya asin seperti air mata, sebagiannya asam seperti yang terdapat dalam lubang hidung dan sebagianya tawar seperti air ludah. dan jumlah lubangnya ada enam yaitu kedua mata, kedua telinga, mulut dan hidung. demikianlah yang dikataka oleh syaikh athiyyah. ketika membasuh telinga ucapkanlah doa ini :

 اللهم ا جعلني من ا لذين يستمعون القول فيتبعو ن احسنه. اللهم ا سمعني منادي الجنة في الجنة مع ا لابرار
 allahummajalni minalladziina yastami'uunalqaula fayattabi'uuna ahsanah. allahumma asmi'ni munaadiyaljannati filjannati ma'al abror.

artinya : "ya allah jadikanlah aku golongan orang-orang yang mendengar firmanmu lalu mengikuti yang paling baik. ya allah jadikanlah aku dapat mendengar panggilan juru panggil surgamu di surga bersama orang-orang yang baik."

kemudian usapkanlah lehermu/tengkukmu sambil mengucapkan :
menurut imam an-nawawi mengusap tengkuk/leher adalah bid'ah karena tidak disunnahkan dinukil dari kitab arraudh. tetapi ada juga sebagian ulama yang mengatakan perkara mengusap leher ini sunnah dan juga sebagian mengatakan makruh. 
kemudianlah basuhlah kedua kakimu beserta kdua mata kakimu dan dahulukan kaki kananmu lalu yang sebelah kiri dan tinggikan basuhan air sampai tengah-tengah betis, sela-selain jari kaki dengan menggunakan kelingking jari tangan kirimu di mulai dari jari lentik kaki kanan hingga jari-jari kaki dengan cara memasukannya dari bawah telapak kaki.
bacalah doa ini ketika membasuh kaki kanan : 

اللهم ثبت قدمى على صراطك المستقيم مع أقدم عبادك الصالحين
 allahumma tsabit qodamayya 'alashirotil mustaqiima ma'a aqdami 'ibadikasholihin
artinya : "ya allah teguhkanlah kedua telapak kakiku di atas jembatan shirotil mustaqim bersama telaak kaki hamba-hambamu yang shaleh."

llau bacalah doa membasuh kaki kiri :
  اللهم إنى أعوذ بك أن تجل قدمى على صراط فى النار يوم تجل الأقدالمنافقين والمشركين
  allahumma inni 'audzubika antazilla qodamayya 'alashiroti finnari yauma tazillu aqdamulmunafiqiina wal musyrikiina
artinya" ya allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari tergelincirnya telapak kaki ku dari jembatan shirotil mustaqim ke dalam api neraka di hari tergelincirnya telapak kaki orang-orang yang munafiq dan syirik."

dalam kitab aldzkar imam an nawawi menyebutkan ketika membasuh kedua kaki bacalah : allahmma tsabbit qadamii 'allaashirot ( ya allah teguhkanlah kakiku di atas shirot )

adapun doa ketika membasuh anggota tubuh, an nawawi mengatakan tidak ada sesuatu keterangan dari nabi mengenai hal itu akan tetapi semua itu adalah doa-doa yang diriwayatkan dari para salaf yang salih. ada yang menambahi ada juga yang mengurangi. tapi ibnu hajar berkata hal itu diriwayatkan dari jalan-jalan yang tidak kosong dari dusta, akan tetapi imam mahali dan imam ar ramli al kabir dan ashagir menyukainya karena hal itu disebutkan dalam tarikh ibnu hibban dan lainnya meskipun dhaif, karena hadis dhaif yang diamalkan mengenai amalan-amalan utama. syarat mengamalkan hadis dhaif adalah bilamana tidak sangat lemah masuk dibawah asal umum serta termasuk dalam ibadat. 

setelah kita selesaiberwudhu maka arahkanlah pandanganmu ke langit dan bacalah doa ini:


barang siapa membaca doa-doa tersebut sesuai wudhunya maka akan di hapus kesalahan dari sekujur tubuhnya. pahal wudhunya akan ditempel lalu diangkat dan di letakan di bawah arsy, untuk bertasbih selam-lamanya dan orang yang berwudhu tersebut akan menerima pahalnya sampai hari kiamat. setelah itu membaca shalawat atas nabi muhammad SAW dan keluarganya serta para sahabatnya. dan lebih di sukai apabila doa selesai wudhu itu di baca tiga kali. kemudian dilanjutkan membaca surat al qadr sekali atau dua kali atau tiga kali, karena barang siapa yang membaca sekali maka ia di catat termasuk golongan shidiqin lalu yang membaca dua kali dia di catat dalam diwan para syuhada dan bagi yang membaca tiga kali, maka allah akan menghimpun dengan para nabi. juga disunnahkan setelah membaca surah al qadr membaca doa ini : 
 
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَوَسِعْ لِى فِى دَارِ وَبَارِكْ لِى فِى رِزْقِى وَلَا تَفْتِنِى بِمَازَوَيْتَ عَنِّى


 " ya allah ampunilah dosaku dan luaskan bagiku dalam rumahku dan berkatilah aku dalam rezekiku dan janganlah engkau timpahkan fitnah atasku dengan apa yang engkau jauhkan dariku."

jauhilah dalam berwudhu 7 hal :
1. jangan mengibaskan tanganmu karena air akan berserakan
2. jangan membasuh dengan keras tetapi hendaknya usap wajah dengan lembut 
3. jangan berbicara saat berwudhu kecuali apabila diperlukan 
4. jangan menambah basuhan atau usapan lebih dari tiga kali
5. jangan memperbanyak siraman air jika tidak perlu atau sebab alasan was-was, karena bagi penderita was-was terdapat setan yang selalu mempermainkan mereka, ia bernama wal-han.
6. jangan berwudhu dengan air panas karena sengatan sinar matahari 
7. jangan berwudhu dengan air yang berwadah kuningan seperti emas dan perak

tujuh hal tersebut di atas dimakruhkan di dalam wudhu. terdapat juga keterangan dalam sebuah hadis :

 أنّ من ذكر الله عند و ضو ءه، طهّرالله جسده كلّه و من لم يذ كرالله لم يطهرمنه إلاماأصابه الماء

" sesungguhnya barang siapa mengingat allah dalam wudhunya, maka allah akan mensucikan seluruh tubuhnya zhahir dan batinya dan barang siapa tidak mengingat allah maka tidak suci dari tubuhnya kecuali bagian yang terkena air "
 

والطّهارة الثّانية الغسل هو لغة سيلان الماء على الشيء وشرعا سيلانه على جميع البدن بالنّيّة ولا يجب فورا و إن عصى بسببه بخلاف نجس عصى بسببه
والأشهرفي كلام الفقهاءضمّ غنيه لكنّ الفتح أفصح وبضمّها مشترك بىن الفعل  وماءغسل

cara bersuci yang ke dua 

cara bersuci yang kedua, yaitu mandi. arti mandi menurut bahasa ialah "mengalirkan air pada salah satu anggota badan". sedangkan menurut hukum syara ialah " mengalirkan air kesuluruh badan dengan niat mandi ". mandi itu tidak wajib segera dilakukan, walaupun karena perbuatan dosa umpamnya berzina. berbeda dengan mencuci najis yang disebabkan dosa. perbedaannya ialah, kalau selesai berbuat zina, berarti selesai pula bebuat dosa zina, sedangkan najis sebelum dicuci tetap berdosa.
yang termahsyur dalam ucapan fuqaha ialah dhammah gainnya ghuslu (dari kata mandi dalam bahasa arab), tetapi difatahkan ghaslu maknanya menjadi lebih tepat atau fasihat, dan dengan dhammahnya mengandung isytirak antara arti pekerjaan (mandi) dan air untuk mandi.


yang mewajibkan mandi 


وموجبه أربعة أحدها خروج منيّه أوّلا ويعرف بأحد خواصّه الثّلاث من تلذّذ بخروجه أوتدفّق أو ريح عجين رطبا وبياض بيض جافّا فإنفقدت هذاه الخواصّ فلا غسل


نعم لو شكّ في شيء أمنيّ هو أومذيّ تخيّر ولو بالتّشهّي فإن شاء جعله منيّا واغتسل أو مذيّا وغسله وتوضاء
ولورأى منيّا مجفّفافي نحو ثوبه لزمه الغسل وإعادة كلّ صلاة تيقّنها بعده مالم يحتمل عادة كونه من غيره

yang mewajibkan mandi ada empat macam, yaitu :
1. keluar mani secara jelas. baik karena bersenggama ataupun tanpa bersenggama baik dalam keadaan terjaga ataupun tidur baik dengan cara yang lazim ataupun tidak biasa, mani dapat diketahui melalui salah satu dari ketiga cirinya, yaitu terasa nikmat saat keluarnya, keluarnya memancar, terasa bau adonan ketika keluar dan bau putih telur ketika kering. apabila tidak ada ciri-ciri itu, tidak wajib mandi.betul demikian tetapi jika seseorang merasa  ragu mengenai apakah sesuatu itu mani atau madzi, ia boleh memilih sekehendaknya walaupun keluarnya dengan syahwat. apabila ia menganggap mani, maka mandilah, tetapi bila manganggap madzi, maka cuci dan wudhulah saja.
apabila seseorang melihat mani kering, umpamanya pada bajunya,, sedangkan ia tidak merasa mengeluarkannya, maka ia tetap wajib mandi dan mengulangi salat dengan keyakinan bahwa shalatnya itu sesudah maninya keluar, jika tidak ada kemungkinan mani itu berasal dari orang lain.

وثانيهادخول حشفة أوقدرهامن فاقدهاولوكانت من ذكر مقتوع أو من بهيمة أو ميّت فرجاقبلاأودبراولو لبهيمة كسمكة أو ميّت ولايعادغسله لانقطاع تكليفه
 
2. masuknya hasafah (dzakar) atau seukurannya bagi yang terputus, walaupun hasafah itu dzakar hewan atau mayat yang terpotong, pada farji bagian depan atau belakang wanita, sekalipun pada hewan misalnya, ikan (maka ia wajib mandi), namun bagi mayat tidak usah dimandikan kembali sebab sudah habis masa taklifnya.


وثالثهاحيض أي إنقطاعه وهو دم يخرج من أقصى رحم المرأة أوقات مخصوصة وأقلّ سنّه تسع سنين قمريّة أي إستكمالهانعم إنرأته قبل تمامها ندون ستّة عشريومافهوحيض


ويحرم به مايحرم بالجنابة ومباشرة مابين سرّتهاوركبتها وقيل لايحرم غيرالوطء واختاره النّوويّ فى التّحقيق لخبر مسلم إصنعوا كلّ شيء إلّا النّكاح
و إذاانقطع دمهاحلّ قبل الغسل صوم لاوطء خلافا لما بحثة العلامة الجلال السّيوطي رحمه اللّه 

3. setelah haid berhenti, yaitu darah tidak keluar lagi, haid ialah darah yang keluar, dari ujung rahim wanita pada waktu-waktu tertentu. kemungkinan keluarnya haid paling sedikit umur 9 tahun,(tahun qamariyah), yakni genap 9 tahun. memang demikian, tetapi kalau perempuan melihat darah sebelum usia genap 9 tahun, yakni kurang 16 hari, maka darah itu termasuk darah haid. paling sedikit keluar itu sehari semalam dan paling lama 15 hari, seperti halnya paling sedikit waktu suci antara dua kali haid.
seorang wanita yang haid haram melakukan suatu hal sebagaimana yang dilarang karena junub. dilarang pula bersentuhan kulit dengan laki-laki, yaitu diantara pusar sampai lututnya. menurut sebagian orang, tidak haram menyentuhnya selain jima. pendapat ini dipilih oleh imam nawawi berdasarkan hadis muslim "boleh kamu kerjakan setiap perkara kecuali jima". bila darah tidak keluar lagi sebelum mandi, diperbolehkan berpuasa, namun belum boleh jima. berbeda pendapat dengan imam jalal assuyuthi rahimahullah yang menghalalkan jima sesudah haid berhenti walaupun belum mandi.

ورابعهانفاس أي إنقطاعه وهودم حيض مجتمع يخرج بعد فراع جميع الرّحم وأقلّه لحظة وغالبه أربعن يوما وأ كثره ستّون يوما

ويحرم به مايحرم بالحيض ويجب الغسل أيضا بولادة ولوبلا بلل و إلقاء علقة و مضغة وبموت مسلم غير شهيد  
4. selesai dari nifas, ialah darah haid yang berkumpul selama hamil, yang keluar setelah rahim wanita kosong paling sedikit setets, biasanya 40 hari dan paling lama sampai 60 hari. seseorang yang nifas haram melakukan sesuatu sebagaimana haram sebab haid . wajib mandi karena melahirkan, walaupun tidak basah, demikian juga apabila keluar darah kental, keguguran, dan mati bagi muslim yang bukan mati syahid.

FARDHU MANDI


 
وفرضه أي الغسل شيئان أحدهما نيّةرفع الحدث للجنب أوالحيض للحائض أي رفع حكمه أو نيّة أداء فرض الغسل أو رفع الحدث أو الطّهارة عنه أو أداء الغسل وكذاالغسل للصّلاة لاالغسل فقط ويجب أن تكون النّيّة مقرونة بأوّله أي الغسل يعني بأوّل مغسول من البدن ولو من أسفله

فلونواى بعد غسل جزء وجب إعادة غسله ولونواى رفع الجنابة وغسل بعض البدن ثمّ نام فاستيقظ وأراد غسل الباقي لم يحتج إلى إعادة النّيّة

fardhu mandi ada dua macam, yaitu :
1. berniat menghilangkan hadas bagi orang junub atau bagi yang berhaid, atau bagi wanita yang bernifas yakni menghilangkan hukumnya (junub/haid/nifas dan yang serupa dengan itu), juga berniat menunaikan fardhu mandi (adapun niat diucapkan didalam hati), menghilangkan hadas, niat bersuci dari hadas, atau niat menunaikan mandi wajib. demikian pula boleh juga niat mandi untuk shalat, bukan niat mandi belaka.


wajib menyertakan niat pada awal membasuh badan, walaupun membasuh itu dari bagian bawah. kalau seseorang baru berniat mandi sesudah membasuh badan umpamanya pada tangan, maka ia wajib mengulangi membasuh tangan itu, kalau seseorang niat menghilangkan hadas junub dan membasuh sebagian badan lalu tidur, kemudian ketika bangun bermaksud membasuh sebagian badan yang lainnya yang belum terbasuh tadi, maka ia tidak perlu mengulangi niatnya

وثانيهما تعميم ظاهر بدن حتّى الأظفار وماتحتها والشّعر ظاهراوباطناو إن كثف وما ظهر من نحومنبت شعراة زالت قبل غسلها وصماخ وفرج امرأة عند جلوسها على قدميها وشقوق وباطن جدريّ انفتح رأسه لاباطن قرحت برئت وارتفع قشرها ولم يظهر شيء ممّا تحته

ويحرم فتق الملتحم وما تحت قلفة من الأقلف فيجب غسل باطنهالأنّها مستحقّة الإزالة لاباطن شعر إنعقد بنفسه و إن كثر

ولا يجب مضمضة واستنشاق بل يكره تركهما بماء طهور ومرّ أنّه يضرّ تغيّراضارّاولوبما على العضو خلافالجمع

ويكفي ظنّ عمومه أي الماء على لبشرة والشعر و إن لم يتيقّنه فلا يجب تيقّن عمومه بل يكفي غلبة الظّنّ به فيه كالوضوء

وسنّ للغسل الواجب والمندوب تسميّة أوّله و إزالة قذر طاهر كمنيّ مخاط و نجس كمذيّ و إن كفى لهما غسلة واحدة و أيبول من أنزل قبل أيغتسل ليخرج مابقي بمجراه
  (رواه الشيخان)  فبعد إزالة القذر مضمضة واستنشاق ثمّ وضوء كاملا للإتّباع  
ويسنّ له استصحابه إلى الفراغ حتّى لو أحدث سنّ له إحادته وزعم المحامليّ اختصاصه بالغسل الوجب ضعيف

والأفضل عدم تأخيرغسل قدميه عن الغسل كماصرّح به فى الرّوضة و إن ثبت تأخيرهمافى البخاريّ
ولوتوضأأثناءالغسل أو بعده حصل له أصل السّنّة لكن الأفضل تقديمه ويكره تركه
وينوي به سنّة الغسل إن تجرّدت جنابته عن الأصغر و إلّا نوى به رفع الحدث الأصغر أونحوه خروجا من خلاف موجبه القا ئل بعدم الإ ندراج
ولوأحدث بعد ارتفاع جنابة أعضاء الوضوء لزمه الوضوء مرتّبابالنّيّة
فتعهد معاطف كالأذن والإبط واشرّة والموق ومحلّ شقّ وتعهّد أصول شعرثمّ غسل رأس باالإفاضة بعد تحليله إن كان عليه شعر

ولاتيامن فيه لغيرأقطع ثمّ غسل شقّ أيمن ثمّ أيسر ودلك لماتصله يده من بدنه خروجا من خلاف من أوجبه
وتسنّ الشهادتان المتقدّمتان فى لوضوء مع مامعهما عقب الغسل و أن لا يغتسل لجنابة أوغيرها كالوضوء في ماء راكد لم يستبحر كنا بع من عين غيرجارّ   
واستقبال للقبلة وموا لاة وترك تكلّم بلاحاجة وتشيف بلا عذر
وتثليث لغسل جميع البدن والدّلك والتّسميّة والذّ كر عقبه ويحصل في راكد بتحرّك جميع البدن ثلاثا و إن لم ينقل قدميه إلى موضع أخر على الأوجة
(رواه مسلم) لايغسل أحدكم فى الماء الرّكد وهو جنب
2. membasuh seluruh badan bagian luar termasuk kuku kulit yang berada dibawahnya, rambut bagian luar dan dalam, walaupun lebat , bagi wanita yang rambutnya di gelung apabila tidak ada cara dengan melepas ikatan rambutnya supaya air dapat sampai pada kulit kepalanya maka wajib melepas ikatan rambutnya  , wajib membasuh kulit yang tampak dari tempat tumbuh rambut yang lepas atau rontok sebelum mandi, lubang telinga, farji wanita yang tampak ketika ia duduk diatas dua telapak kakinya / yang tampak ketika duduk memenuhi hajat, badan atau kulit yang pecah, dan bagian dalam yang terkena sakit campak atau cacar yang terbuka permukaannya. tidak wajib membasuh bagian dalamnya yang sudah sembuh dan telah hilang kulit luarnya serta tidak tampak sesuatu yang ada dibawahnya.haram membelah anggota wudhu yang rapat, wajib membasuh kulit dibawah kulub bagian dalam, untuk menghilangkan kotorannya. tidak wajib membasuh bagian dalam rambut yang bersimpul keriting secara alami walaupun lebat. tidak wajib berkumur dan menghirup air kedalam hidung, hanya makruh meninggalkanny.
     mandi dengan air yang menyucikan, sebagaimana yang telah diterangkan dimuka, dengan alasan bahwa air yang berubah dari keadaan semula cukup berbahaya walaupun tercampur benda yang berada pada anggota badan orang yang mandi, misalnya ja'faron. tapi berbeda pendapat dengan orang banyak. cukup dengan perkiraan menyeluruhnya air pada kulit dan rambut, walaupun tidak yakin. tidak wajib meyakinkan menyeluruhnya air pada kulit rambut, bahkan cukup dengan adanya perkiraan yang kuat bagi yang mandi, seperti halnya dalam masalah wudhu. orang yang mandi wajib dan sunat sebelumnya disunatkan membaca bismillah, membuang kotoran yang suci misalnya mani dan ingus maupun yang najis misalnya madzi cukup dengan satu kali mandi saja. tapi apabila orang yang keluar mani hendaknya membuang air kencing dulu sebelum mandi agar sisa air mani yang berada dalam salurannya keluar.
     sesudah membuah kotoran lalu berkumur, menghirup air ke hidung dan wudhu dengan sempurna, sebab mengikuti jejak rasulullah sebagaimana hadis yang diriwayatkan syakhan. disunatkan wudhunya jangan sampai batal hingga selesai mandi, jika batal sunat mengulanginya kembali. menurut pendapat imam muhamili, sunat wudhu khusus mandi wajib itu dhaif. yang lebih utama, tidak mengakhirkan mencucui kedua kakinya sesudah mandi, seperti dijelaskan dalam kitab raudhah, walaupun ada keterangan dalam hadis bukhari yang memperbolehkan mengakhirkannya. bila wudhu pada pertengahan mandi atau sesudahnya, yang demikian itu telah memperoleh asal kesunatannya. tetapi yang lebih utama hendaklah mendahulukan wudhu dan makruh bila meninggalkannya. apabila wudhunya itu diniatkan untuk mandi sunat, kalau berhadas junub tanpa hadas kecil. kalau berhadas kecil dan sebagainya, supaya tidak menimbulkan perselisihan dengan orang yang mewajibkannya, yaitu yang berpendapat bahwa hadis kecil tidak tercakup dengan menghilangkan hadas besar. jika wudhu batal sesudah hilang hadas junub dari semua anggota wudhu, tetap wajib wudhu secara tertib dengan niat. sunat membersihkan lipatan anggota wudhu, misalnya telinga, ketiak, pusat, ujung mata , tempat luka, pangkal rambut dan membasuh kepala dengan meratakan air sesudah menyela-nyelai, bila kepalanya ada rambutnya. tidak sunat mendahulukan bagian kanan kepala bagi orang yang tidak putus tangannya, lalu membasuhnya dan berlanjut ke bagian kiri, dan menggosok-gosok badan yang terjangkau oleh tangan, supaya keluar dari pendapat orang yang mewajibkan demikian.
     sunat membasuh seluruh badan sebanyak tiga kali berulang-ulang, menggosok, membaca bismillah, dan zikir sesudahnya. menurut kaul yang termahsyur, pelaksanaannya bisa menggunakan air yang menggenang (air bak), dengan menggerakan badan tiga kali, walaupun tidak memindahkan kedua telapak kaki ke tempat lain. sunat menghadap ke arah kiblat, terus-menerus, meninggalkan pembicaraan yang tidak perlu, dan tidak menyeka badan tanpa udzur. setelah mandi disunatkan membaca dua kalimat syahadat serta doa yang menyertainya, sebagaimana bacaan ketika selesai wudhu yang sudah diterangkan sebelumnya. tidak boleh (makruh) mandi karena junub atau yang lainnya seperti wudhu, pada air yang menggenang kurang dari 2 kulah atau pun persyaratan lainnya dalam kesucian air. misalnya air yang bersumber dari mata air yang tidak mengalir airnya kecuali air laut yang melimpah..
sabda nabi saw :
tidak boleh salah seorang di antara kamu mandi dalam air yang mengenang, padahal dia junub.
 (فرع)
لواغتسل لجنابة ونحو جمعة بنيّتهما حصلا و إن كان الأفضل إفراد كلّ بغسل أو لأحدهما حصل فقط ولو أحدث ثمّ أجنب كفى غسل واحد و إن لم ينو معه الوضوء و لا رتّب أعصاءه

يسنّ لجنب وحائض ونفسا بعدانقطاع دمهما غسل فرج ووضوء لنوم وأ كل وشرب
ويكره فعل شيء من ذلك بلاوضوء وينبغي أن لايزيلوا قبل الغسل شعرا أوظفرا وكذادما لأنّ ذلك يردّ فى الأخرة جنبا وجازتكشّف له أي للغسل فى خلوة أو بحضرة من يجوز نظره إلى عورته كزوجة وأمة والسّتر أفضل
وحرم إن كان ثمّ من يحرم نظره إليها كما حرم فى الخلوة بلاحاجة وحلّ لأدنى غرض كما يأتي    

cabang dalam permasalahan mandi junub :
     mandi karena hadas junub dan sekaligus mandi untuk shalat jumat umpamanya dengan niat dua maksud tadi, maka keduanya dinyatakan boleh walaupn yang lebih utama adalah memisahkannya yakni mandi wajib sendiri dan mandi sunat pun sendiri. atau jika berniat  hanya untuk salah satunya , maka yang di niati itu sajalah yang berhasil. kalau seseorang sudah berhadas kecil lalu ia mandi junub, maka cukup dengan sekali mandi , walaupn tidak berniat wudhu dan tidak menertibkan membasuh anggotanya.
     orang yang junub haid dan nifas setelah tidak lagi mengeluarkan darah disunatkan mencuci farinya dan berwudhu untuk tidur, makan dan minum. makruh mengerjaka sesuatu seperti tdur, makan atau minum tanpa wudhu, seyogyanya sebelum mand tidak membuang rambut, kuku, demikian juga darah. sebab yang demikian itu akan dikembalikan kelak diakhirat dalam keadaan junub  boleh membuka aurat ketika mandi ditempat yang sepi atau di depan orang yang boleh melihat auratnya , misalnya istri atau budak wanita yang dimilikinya tapi adapun menutup aurat itu lebih utama. haram membuka aurat jika ada orang yang diharakan melihat auratnya, seperti haram membuka aurat di tempat yang sepi tanpa maksud tertentu. namun boleh membukanya bila ada maksud tersendiri, nanti aka di bahas pada bab yang lain. 
pasal tambahan tentang mandi sunnah ada 17 macam yaitu :
1. mandi hendak solat jum'at yakni waktunya sejak terbit fajar shadiq.
2. mandi hendak solat idul fitri yakni waktunya sejak masuk pertengahan malam.
3. mandi hendak solat adha yakni waktunya sejak masuk pertengahan malam.
4. mandi hendak solat istisqa yakni sebelum melakukan shalat istisqa
5. mandi hendak solat gerhana bulan sebelum melaksanakan shalat
6. mandi hendak solat gerhana matahari sebelum melaksanakan shalat
7. mandi sehabis memandikan mayat mandi yang dilakukan sehabis memandikan mayat saudara muslim atau mayat orang kafir.
8. mandi setelah masuk islam yakni mandinya seseorang yang baru masuk islam maka sunnat hukumnya, tapi apabila terdapat hadas besar, haid atau dalam keadaam junub maka wajib mandi.
9. mandi sesudah sembuh dari penyakit gila yakni mandi sehabis sembuh dari sakit gila sunnat hukumnya karena dikhawatirkan ketika dalam keadaan gila pernah mengeluarkan mani baik nyata terlihat atau tidak.
10. mandi sesudah sembuh dari penyakit ayan pengertiannya hampir sama dengan kesunatan mandi sehabis sembuh dari penyakit gila.
11. mandi ketika hendak ber ihram baik haji atau umrah yakni dalam hal ini tiada perbedaan antara yang baligh ataupun yang belum baligh, apabila tidak ada air maka boleh bertayamum
12. mandi hendak masuk kota mekkah , khusus bagi mereka yang hendak berihram haji dan umrah
13. mandi hendak wukuf di arafah
14. mandi karena bermalam di mudzalifah
15. mandi hendak melempar jumrah yang 3 yaitu jumrotul ula. jumrotul wutsha, jumrotul aqabah adapun melempar jumrah aqabah pada hari nahr (hari kurban) tidak disunatkan mandi karena waktunya berdekatan dengan mandi wuquf di arafah.
16. mandi hendak thawaf yakni mandi yang dilakukan ketika hendak melaksanakan thawaf, baik thawaf qudum, ifadhah, maupun thawaf wada
17. mandi lain-lain seperti mandi hendak shalat fardhu.

2. yang ke dua SUCI BADAN

وثانيها أي ثاني شروط الصّلاة طهارة بدن ومنه داخل الفم و الأنف و العينين و ملبوس و غيره من كلّ محمول له و إن لم يتحرّك بحركته
و مكان يصلّى فيه عن نجس غير معفوّ عنه فلا تصحّ الصلاة معه ولونا سيا أو جاهلا بوجوده أو بكونه مبطلا لقوله تعالى وثيابك فطهر ولخبر الشّيخين

ولا يضرّ محاذاة نجس لبدنه لكن تكره مع محاذاته كاستقبال نجس أو متنجّس والسّقف كذلك إن قرب منه بحيث يعدّ محاذيا له عرفا
ولايجب اجتناب النّجس في غير الصّلاة و محلّه في غير التّضمّخ به في بدن أو ثوب فهو حرام بلاحاجة و هو شرعا مستقذر يمنع صحّة الصّلاة حيث لا مرخّص

فهو كروث وبول ولوكانا من طائر و سمك وجراد و ما لا نفس له سائلة أو من مأ كول لحمه على الأصحّ
وقال الإ صطخريّ والرّويانيّ من أئمّتنا كمالك و أحمد إنّهما طاهران من المأ كول
ولوراثت أو قائت بهيمة حبّا فإن كان صلبا بحيث لوزرع نبت فمتنجّس يغسل ويؤكل و إلّا فنجس
ولم يبيّنوا حكم غيرالحبّ قال شيخنا والّذي يظهر أنّه إن تغيّر عن حاله قبل البلع ولو يسيرا فنجس و إلّا فمتنجّس

وفى المجموع عن الشيخ نصر العفو عب بول بقر الدّياسة على الحبّ و عن الجوينيّ تشديد النّكير على البحث عنه وتطهيره
و بحث الفزرايّ العفو عن بعر الفأرة أذا وقع في ما ئع و عمّت البلوى به و أمّا ما يوجد على ورق بعض الشجر كا لرّغوة فنجس لأنّه يخرج من باطن بعض الدّيدان كما شوهد ذلك
وليس العنبر روشاخلافا لمن زعمه بل هو نبات فى البحر

ومذيّ بمعجمة للأمر بغسل الذّكر منه و هو ماء أبيض أو أصفر رقيق يخرج غالبا عند ثوران الشهوة بغير شهوة قويّة
ووديّ بمهملة و هو ماء أبيض كدر ثنحين يخرج غالبا عقب ألبول أو عند حمل شيء ثقيل
ودم حتّى مابقي على نحو عظم لكنّه معفوّ عنه واستشنوا منه الكبد و الطّحال و المسك ولو من ميّت إن انعقد والعلقة والمضغة و لبنا خرج بلون دم و دم بيضة لم تفسد

وقي ز معدّة و إن لم يتغيّر و هو الرّاجع بعد الوصول للمعدّة ولو ماء ، أمّا الرّاجع قبل الوصول إليها يقينا أواحتمالا فلا يكون نجسا ولا متنجّسا خلافا للقفّال
و قيح لأنّه دم مستحيل وصديد و هو ماء رقيق يخالطه دم وكذاماء جرح وجدريّ ونفظ إن تغيّر و إلّا فماؤ ها طاهر
وأفتى شيخنا إنّ الصّبيّ إذابتلي بتتا بع القيء عفي عن ثدي أمّه الدّاخل في فيه لاعن مقبّله أو مماسّه


وكمرّة ولبن غير مأ كول إلّاالأٓدميّ وجرّة نحو بعير أمّا المنيّ فطاهر خلافالماملك
وكذابلغم غير معدّة من رأس أو صدر وماء سائل من فم نئم ولو نتنا أو أصفر مالم يتحقّق أنّه من معدة إلّا ممّن ابتلي به فيعفى عنه و إن كثر

ورطوبة فرج أي قبل على الأصح و هي ماء أبيض متردّد بين المذيّ والعرق يخرج من باطن الفرج الّذي لا يجب غسله بخلاف ما يخرج ممّا يجب غسله فإ نّه طاهر قطعا و ما يخرج من وراء باطن الفرج فإنّه نجس قطعا
ككلّ خارج من الباطن وكالماء الخارج مع الولد أو قبله و لا فرق بين انفصالها و عد مه على المعتمد قال بعضهم الفرق بين الرّطوبة الطّاهرة و النّجسة الإتّصال و الإنفصال فلو انفصلت ففى الكفاية عن الإمام أنّها نجسة

ولا يجب غسل ذكر المجا مع و البيض والولد و أفتى شيخنا بالعفو عن رطوبة الباسور لمبتلى نها و كذا بيض غير مأ كول و يحلّ أ كله على الأصحّ و شعر مأ كول و ريشه إذا أبين في حياته

ولو شكّ في شعر أو نحوه أهو من مأ كول أو غيره أو هل انفصل من حيّ أو ميّت فهو طاهر و قياسه أنّ العظم كذلك و به صرّح فى الجواحر
و بيض الميتة إن تصلّب طاهر و إلّا فنجس و سؤر كلّ حيوان طاهر فلو تنجّس فمه ثمّ و لغ في ماء قليل أو مائع : فإن كان بعد غيبة يمكن فيها طها رته بولوغه في ماء كثير أو جار لم ينجّسه ولو هرّا و إلّا نجّسه
قال شيخنا كالسّيوطيّ تبعا لبعض المتأخرين إنّه يعفى عن يسير عرفا من شعر نجس من غير مغلّظ و من دخان نجاسة و عمّا على رجل ذباب و إن رؤي و ما على منفذ غير أٓدميّ ممّا خرج منه. و ذرق طير و ما على فمه و روث ما نشؤه من الماء أو بين أو راق شجر النّارجيل الّتي تستر بها البيوت عن المطر حيث يعسر صون الماء عنه
قَالَ جَمْعٌ وَكَذَامَاتُلْقِهِ اْلفِئْرَانُ مِنَ الرَّوْثِ فِى حِيَاضِ الْأَخْلِيَةِ إِذَاعَمَّ الْإِبْتِلَاءُبِهٖ وَيُؤَيِّدُهُ بَحْثُ الْفَزَارِيُّ،وَشَرْطُ ذٰلِكَ كُلُّهٗ إِذَاكاَنَ فِى المْاَءِأَنْ لَايُغِيِّرَإِنْتهَىٰ

وَالزَّبَادُطَاهِرٌوَيُعْفٰى عَنْ قَلِيْلِ شَعْرِهٖ كاَلثَّلاَثِ كَذَاأَطْلَقُوْهُ وَلَمْ يُبَيِّنُوْاأَنَّ اْلمُرَادَلْقَلِيْلُ فِى الْمَأْخُوْذِلِلْإِسْتِعْمَالِ أَوْ فِى الْإِنَاءِالْمَأْخُوْذِمِنْهُ.
قَالَ شَيْخُنَا وَالَّذِيْ يَتَّجِهُ الْأَوَّلُ إِنْ كاَنَ جَامِدًالِأَنَّ الْعِبْرَةَفِيْهِ بِمَحَلِّ النَّجَاسَةِفَقَطْ فَإِنْ كَثُرَتْ فِيْ مَحَلٍّ وَاحِدٍلَمْ يُعْفَ عَنْهُ وَإِلاَّعُفِيَ عَنْهُ بِحِلاَفِ الْمَائِعِ فَإِنَّ جَمِيْعَهٗ كَا لشَّيْءٍالْوَاحِد

فَإِنْ قَلَّ الشَّعْرُفِيْهِ عُفِيَ عَنْهُ وَإِلَّافَلاَوَلاَنَظَرَلِلْمَأْخُوذِحِيْنَئِذٍ
وَنَقَلَ الْمُحِبُّ الطَّبَرِيُّ عَنِ ابْنِ الصَّباَغِ وَاعْتَمَدَهٗ أَنَّهٗ يُعْفٰى عَنْ جِرَّةِالْبَعِيْرِوَنَحْوِهٖ فَلاَ يَنْجُسُ مَاشَرِبَ مِنْهُ
وَأُلْحِقَ بِهٖ فَمُ مَايَجْتَرُّمِنْ وَالَدِالْبَقَرَةِوَالضَّأْنِ إِذَااْلتَقَمَ أَخْلاَفُ أُمِّهٖ وَقَالَ ابْنُ الصَّلاَحِ يُعْفٰى عَمَّااتَّصَلَ بِهٖ شَيْئٌ مِنْ أَفْوَاهِ الصَّبْيَانِ مَعَ تَحَقُّقِ نَجَاسَتِهِا
وَأَلْحَقَ غَيْرُهٗ بِهِمْ أَفْوَاهَ الْمَجَا نِيْنَ وَجَزَمَ بِهِ الزَّرْكَشِيُّ
وَكَمَيْتَةٍ وَلَوْ نَحْوَذُبَابٍ مِمَّالَانَفْسَ لَهٗ سَائِلَةٌخِلَا فًالِلْقَفَّا لِ وَ مَنْ تَبَعَهٗ فِي قَوْلِهٖ بِطَهَارَتِهٖ لِعَدَمِ الْمُتَعَفِّنِ كَمَا لِكٍ وَأَبيِ حَنِيْفَةَ


فالميتة نجسة و إن لم يسل دمها و كذاشعرها و عظمها و قرنها خلافا لأبي حنيفة إذالم يكن عليها دسم
وأفتى الحا فظ ابن حجرن العسقلا نيّ بصحّة الصّلاة إذاحمل المصلىّ ميتةذباب إن كان في محلّ يشقّ الإحترازعنه
غير بشر و سمك و جراد لحلّ تناول الإخيرين و أمّاالأدميّ فلقوله تعالى و لتد كرّمنابني أدم، و قضيّة التّكريم أن لاّ يحكم بنجا ستهم بالموت و غيرصيد لم تدرك ذكاته و جنين مذكّاة مات بذكاتها
أحلّت لنا ميتتان و دمان السّمك و الجراد و الكبد و الطّحال
هو الطّهور ماؤه و الحلّ ميتته
و يحلّ أكل دود مأ كول معه ولا يجب غسل نحو الفم منه ونقل فى الجواهر عن الأصحاب لا يجوز أ كل سمك ملح  ولم ينزع ما في جوفه أي من المستقذرات و ظاهره لا فرق بين كبيره و صغيره لكن ذكر الشيخان جوازأ كل الصغير مع ما فى جوفه لعسر تنقية ما فيه
وكمسكر أي صالح للإسكار فدخلت القطرة من المسكر مائع كخمر وهي المتّخذة من العنب ونبيذ و هو المتّخذ من غيره
كلّ مسكر خمر و كلّ خمر حرام
وخرج با لما ئع نحوالبنج و الحشيش و تطهر خمر تخلّلت بنفسها من غير مصاحبة عين أجنبيّة لها و إن لم تؤثّر فى التخليل كحصاة
ويتبعها فى الطّهارة الدّنّ و إن تشرّب منها أوغلت فيه وارتفعت بسبب الغليان ثمّ نزلت
أمّا إذاارتفعت بلا غليان بل بفعل فاعل فلا تطهر و إن غمر المرتفع قبل جفافه أو بعده بخمر أخرى على الأوجه كما جزم به شيخنا
والّذي اعتمده شيخنا المحقّق عبد الرّحمن ابن زياد أنّها تطهر إن غمر المرتفع قبل الجفاف لابعده
ثمّ قال لوصبّ خمر في إناء ثمّ أخرجت منه وصبّ فيه خمر أخرى بعد جفاف الإناء قبل غسله لم تطهر، و إن تخلّلت بعد نقلها منه في إناء أخر إنتهى
والدّ ليل على كونالخمر خلّا لحموضة في طعمها و إن لم توجد نهايةالحموضة و إن قذفت بالزّبد

syarat shalat yang kedua ialah suci badan. termasuk badan yaitu mulut bagian dalam, hidung, kedua mata, pakaian yang bersih dan lainnya, sesuatu yang dibawa ketika shalat, walaupun benda yang tidak turut bergerak karena gerakan orang lain itu. najis menurut syara adalah setiap perkara yang dianggap kotor dan menghalangi sahnya shalat, selama tidak dalam keadaan rukshah.
tempat shalat bersih dari najis yang tidak dimaafkan. jika banyak tahi burung pada tikar atau tanah, dapat di maafkan, dengan syarat : 
1. jangan menekan atau menginjak najis itu. 
2. tidak basah.
3. sukar menjaganya
najis itu terbagi atas empat macam, yaitu : 
1. yang tidak dimaafkan dalam pakaian dan air, misalnya kotoran manusia dan air kencing.
2. yang dimaafkan dalam pakaian dan air, yaitu najis yang tidak terlihat oleh mata.
3. yang dimaafkan dalam pakaian, tetapi tidak dimaafkan pada air, misalnya percikan darah.
4. yang dimaafkan dalam air, tetapi tidak dimaafkan pada pakaian, misalnya bangkai hewan yang darahnya tidak mengalir.
tidak sah shalatnya bila ada najis pada badan, pakaian, atau tempat shalat.walau terlupa dan tidak diketahui, atau tidak mengetahui bahwa najis itu membatalkannya, berdasarkan firman allah dalam surat al muddatstir : 4 " dan bersihkanlah pakaianmu

tidak apa-apa bila najis itu berhadapan dengan badan, hanya yang demikian itu makruh, misalnya menghadap najis atau menghadap barang yang terkena najis. demikian pula hukumnya makruh apabila diatas atap / langit-langit ada najis atau barang yang terkena najis jika dekat kepadanya. selama menurut adat posisi itu dianggap berhadapan dengan najis tetapi tidak tersentuh olehnya.
tidak wajib menghindari najis diluar shalat, selama tidak menempel pada badan atau baju, tapi jika ternyata menempel, maka haram bila tidak menghindarinya, kecuali dalam keadaan darurat. (dalam keadaan darurat boleh mengerjakan shalat walaupun dalam keadaan najis, tetapi wajib mengulanginya.)
najis itu misalnya tahi,dan air kencing, baik dari burung, ikan, belalang, hewan yang tidak mengalir darahnya, ataupun dari hewan yang halal dagingnya dimakan. hal ini menurut kaul yang lebih benar. syeh isthokhori dan syeh ruyani dari imam-imam kita, seperti imam malik dan imam ahmad, menyatakan " sesungguhnya kotoran dan air kencing hewan yang halal dimakan adalah suci"
jika ada hewan yang membuang kotoran atau muntahnya berupa bij-bijian, hukumnya sebagai berikut ;
a. apabila biji itu keras dan ternyata bila ditanam bisa tumbuh, maka biji itu mutanajis, bisa disucikan boleh dimakan.
b. kalau tidak keras hukumnya najis.

para ulama tidak menerangkan hukum selain biji-bijian. syaikhuna berkata " yang jelas, jika biji itu keadaannya berubah sebelum ditelan walaupun sedikit, maka hukumnya najis. tapi kalau tidak berubah sedikit pun maka hukumnya mutanajis."
dalam kitab majmu yang berasal dari penjelasan syeh nashar dinyatakan bahwa air kencing sapi bajak (baluku) pada biji-bijian bisa dimaafka. juwaini menyatakan tidak senang membahas masalah itu. dan beliau menganggap suci biji tersebut, sebab dalam keadaan darurat.

imam fazari membahas tentang dimaafkannya kotoran tikus bila jatuh pada benda cair yang biasa terjadi. adapun kotoran berupa bulu / busa yang terdapat di atas sebagian pohon, maka kotoran itu najis karena keluar dari perut sebagian ular, sebagaimana kita saksikan sendiri. anbar tidak termasuk kotoran, berbeda dengan orang yang menganggapnya demikian. anbar itu sejenis tumbuh-tumbuhan yang hidup didalam laut.

macam-macam najis itu misalnya madzi dengan titik dalnya, karena ada perintah mencuci dzakarnya. sebagaimana kisah sayyidina ali bin abi thalib r.a yang sering keluar madzi, maka nabi saw. menyuruh beliau mencuci dzakarnya (riwayat bukhari muslim). madzi ialah cairan berwrna putih atau kuning yang biasa keluar ketika syahwat mulai menggelora.
wadi tanpa titik dal yaitu cairan yang berwarna keputih-pitihan dan kental yang biasa keluar sesudah kencing atau membawa sesuatu yang berat.
darah yang masih melekat, umpamanya pada tulang. darah seperti itu dimaafkan. para ulama mengecualikan hati, limpa (walaupun pada hakikatnya darah juga), dan kasturi, walaupun kasturi dari bangkasi yang sudah keras. ulama mengecualikan darah kental itu, susu yang sudah berubah menjadi darah, dan darah telur yang belum rusak/busuk.

nanah, sebab nanah itu terdiri atas darah yang berubah rupa. nanh yaitu cairan yang bercampur darah. demikian pula cairan karena luka,campak, lepuh terbakar, yang sudah berubah. kalau cairan akibat luka itu tidak berubah, maka tetap suci.
muntahan dari lambung, meskipun tidak berubah, yaitu makanan keluar lagi setelah sampai kedalam lambung, walaupun berupa air. adapun makanan atau air yang keluar lagi sebelum sampai kel lambung, baik secara yakin ataupun hanya dugaan, maka tidak najis dan tidak mutanajis. berbeda dengan pendapat imam qaffal. 
syakhuna berfatwa" sesungguhnya anak kecil yang terus-menerus muntah, dimaafkan karena hanya susu ibunya yang masuk kedalam mulutnya. tetapi tidak dimaafkan yang mengenai ketika menciumnya atau yang menyentuhnya. termasuk najis ialah empedu, air susu hewan yang tidak boleh dimakan selain air susu manusia, dan kunyahan, umpamanya kunyahan unta yang keluar dari lambungnya. mani tetap suci, berbeda dengan imam maliki yang menganggap najis.
seperti halnya mani tidak najis, yaitu lendir atau dahak yang keluar dari kepala atau dada, bukan dari lambung. juga air yang keluar dari mulut seseorang yang tidur, walaupun berbau atau menguning tetap suci hukumnya, selama bukan keluar dari lambung, kecuali seseorang yang berpenyakit sering mengeluarkan air liur, dimaafkan walaupun jumlahnya banyak.
hukum lendir yang keluar dari farji,selain air mani dan air kencing ada 3 
a. secara pasti suci menurut kaul yang lebih bena. lendir farji yaitu cairan berwarna putih yang diragukan apakah ia termasuk madzi atau keringat yang keluar dari dalam farji, yang tidak wajib dicuci ketika mandi wajib tetapi lendir itu tetap najis.
b. berbeda dengan air yang keluardari farji, yang wajib di cuci ketika istinja maka harus dicuci.
c. air yang keluar dari kantong farji jelas najis.

disebut najis pula, setiap sesuatu yang keluar dari perut dan air ketuban yang keluar beserta bayi atau sebelumnya. hukum diatas tersebut tidak berbeda dengan lendir yang berpisah dari farji atau yang masih melekat, menurut kaul yang mu'tamad. sebagian ulama berkata "perbedaan antara lendir yang suci dan yang najis yaitu yang masih melekat pada anggota dan yang sudah terpisah " kalau sudah berpisah, menurut kitab kifayah karangan imam, termasuk najis. kalau masih melekat adalah suci. 

tidak wajib mencuci dzakar setelah jima begitu pula telur yang baru keluar dan bayi walaupun masih basah dengan lendir farji. syaikhuna berfatwa " lendir wasir bagi orang yang menderita wasir, bisa dimaafkan" demikian pula telur hewan yang tidak halal dimakan dagingnya, hukumnya suci menurut kaul yang lebih benar. bulu dan kumis dari hewan yang halal dimakan dagingnya  termasuk suci bila dipotong pada waktu binatang tersebut masih hidup. bila seseorang merasa ragu mengenai bulu dan sebagainya, apakah dari hewan yang halal atau bukan, apakah terpisah dari hewan yang masih hidup atau sudah mati, semua itu hukumnya suci, dalam hal ini tulang bisa diqiyaskan dengan bulu.hukum sucinya sama saja telah dijelaskan dalam kitab al jawahir.

telur bangkai kalau sudah keras adalah suci, tetapi kalau masih lembek termasuk najis. setiap sisa minuman hewan yang suci adalah suci. tapi kalau mulut hewan terkena najis, lalu hewan itu minum seteguk air yang sedikit yakni kurang dari 2 kulah atau makan sesuatu dari benda yang cair misalnya bubur, maka hukumnya sebagai berikut :
a. kalau hewan itu pernah menghilang, sehingga mungkin mulutnya menjadi suci karena meminum air dari air yang berlimpah atau yang mengalir, maka air tersebut tidak najiswalaupun yang meminumnya kucing.
b. kalau binatang itu tidak pernah menghilang, maka air itu najis.

syaikhuna berkata,demikian pula imam suyuthi, mengikuti sebagian ulama muta-akhirin," bulu yang bernajis dimaafkan apabila hanya sedikit menurut adat,kecuali najis mugholazoh dari asal najis, seperti najis pada kaki lalat, yang terlihat dan dari lubang badan selain manusia dari setiap perkara najisyang keluar dari lubang itu. dimaafkan juga tahi burung dan apa yang berada pada mulutny, tahi ikan dan kotoran dari binatang yang hidup di air atau dari hewan yang berada dari daun kelapa yang dipakai atap rumah sebagai penutup hujan sekira sukar memelihara air dari najis itu.
kebanyakan ulama berkata " dimaafkan pula setiap najis atau kotoran yang terbawa oleh tikus dari kolam yang tidak terpelihara, bila najis itu rata mengenai kolam tersebut." pendapat ini diperkuat oleh pembahasan imam fazari. syarat dimaafkannya itu apabila air kolamnya tidak berubah. zabad yaitu susu hewan laut yang wangi adalah suci. atau zabad adalah keringat kucing hutan. rambut zabad yang sedikit, misalnya tiga helai dimaafkan. demikian penjelasan menurut ulama, namun mereka tidak menerangkan apakah yang dimaksud dengan bulu yang diambil tiga helai itu untuk dipakai atau ada pada tempat zabad saat diambilnya minyaknya.

syaikhuna berkata," yang beralasan adalah pertama, ( yaitu bulunya untuk dipakai ) jika zabad itu keras, sebab yang dijadikan ibarat padanya hanya mengenai tempat najis. jika najisnya itu banyak dan hanya terdapat pada satu tempat yang tidak dimaafkan, tapi kalu sedikit dimaakan. berbeda dengan zabad yang cair, hal itu tidak dimaafkan sebab semua menyatu."
jika bulu bangkai pada benda cair itu sedikit, dimaakan, kalau banyak tidak dimaafkan. tidak ditinjau dari segi pengambilan benda cair, melainkan pada keseluruhannya kalau benda itu cair. imam thobari mengutip pendapat ibnu shabagh dan ia menguatkan bahwa kunyahan unta dan sebangsanya dimaafkan. tempat minumnya pun tidak najis walaupun mulutnya dianggap najis karena ada kunyahannya.

disamakan dengan unta yaitu kunyahan mulut anak sapi dan domba bila menusu pada induknya. syeh ibnu shalah berkata." dimaakan barang yang terkena mulut anak ( muntah anak dan sejenisnya sekalipun nyata najisnya. selain ibnu shalah ada yang menyamakan mulut anak itu dengan mulut orang gila yang memang najis. pendapat ini ditetapkan oleh imam zarkasyih.

 macam-macam najis misalnya bangkai, walaupun sejenis bangkai lalat, yaitu hewan yang darahnya tidak mengalir, misalnya semut, cecak, kala jengking, dan sebagainya. berbeda pendapat dengan imam al qaffal dan pengikutnya, mereka berpendapat bahwa bangkai hewan seperti itu suci, sebab tidak mempunyai darah yang busuk, begitu juga pendapat menurut imam abu hanifah dan imam maliki r.a.

bangkai itu najis, walaupun darahnya tidak mengalir, demikian pula, bulu, tulang, dan tanduknya. berbeda dengan penapat imam abu hanifah r.a " bangkai hewan yang darahnya tidak mengalir itu suci, kalau tidak berlemak." al hafidz ibnu hajar al asqalani berfatwa sah shalatnya bila bangkai lalat terbawa olehnya, kalau ia berbeda pada suatu tempat yang sulit menghindari bangkai lalat itu." selain bangkai manusia, juga ikan dan belalang suci, sebab kedua bangkai hewan itu suci maka bangkai tersebut boleh dimakan , sebagaimana sabda nabi saw " dihalalkan bagi kita dua jenis bangkai dan dua macam darah, yaitu ikan, belalang, hati dan limpa"
sabdanya pula " laut itu suci airnya dan halal bangkainya "

bangkai manusia tidak boleh di makan berdasarkan firman allah , " sesungguhnya kami telah memuliakan keturunan adam ." al isra ayat 70. dasar memuliakan itu adalah , bangkainya tidak dianggap najis, selain itu, juga binatang hasil buruan yang mati karena dilukai yang tidak sempat disembelih, dan anak binatang yang mati dalm kandungan karena induknya disembelih.

halal memakan ulat dalam buah-buahan yang termakan beserta buahnya seperti pete dan sebagainya dan tidak wajib mencucui mulut lantaran memakannya. dalam kutipan kitab jawahir dari sahabat imam syafi'i dinyatakan, tidak boleh memakan ikan yang diberi garam jika belum dibersihkan/dikeluarkan isi perutnya. tapi pernyataan itu tidak membedakan antara ikan yang besar dan ikan yang kecil, akan tetapi syaikkhan telah menerangkan bahwa boleh memakan ikan kecil beserta isi perutnyta lantaran sukar membersihkan isi perutnya.

semua yang memabukan itu najis, yakni yang biasa memabukan termasuk setetes cairan dari yang memabukan, misalnya arak. arak ialah minuman yang dibuat dari perahan anggur. pada hakikatnya setiap yang memabukan itu najis walaupun dibuat dari kurma, tebu, madu dan sebagainya. sebagaiamana sabda nabi saw : setiap yang memabukan adalah arak dan setiap arak adalah haram.
nabidz ialah minuman yang dibuat dari perahan selain anggur, umpamanya adalah kurma. selain benda cair ( adalah suci ) seperti obat bius, hasyis, anbar dan ja'faron. arak itu bisa menjadi suci bila berubah menjadi cuka secara alami. bila bercampur benda lain walaupun tidak berbekas, misalnya tercampur kerikil, adalah haram.

tong tempat arak adalah suci, walaupun tong itu menyerap arak, atau arak itu mendidih dan berbuih pada tong tersebut, lalu surut lagi. bila arak itu berbuih tanpa mendidih, bahkan membuih karena perbuatan seseorang ( umpamanya dikocok-kocok ), maka tidak suci arak dan tongnya, sebab buih yang najis itu kembali ke bawah dan menajiskan arak yang telah menjadi cuka, walaupun buih itu melimpah sebelum kering atau sesudahnya dengan tambahan arak lainnya, demikian menurut kaul yang lebih mahsyur, sesuai pula dengan penetapan syaikhuna.

menurut pendapat abdurahman bin ziyad yang diperkuat oleh syaikhuna sebagai ahli tahqiq, arak itu suci kalau buihnya melimpah sebelum kering, tetapi tidak suci kalau sesudahnya. kemudian beliau berkata." kalau arak itu dituangkan ke dalam suatu bejana, lalu dikeluarkan kembali, setelah itu menuangkan arak lain ke dalam bejana yang sudah kering, tetapi belum dicuci, maka arak kedua yang dituangkan itu tidak suci ( sebab menerima najis dari tempat yang mutanajis ), walaupun arak itu telah menjadi cuka sesudah dipindahkan dari bejana yang satu ke bejana lainnya." tanda arak menjadi cuka, yaitu rasanya asam, walaupun arak itu di tuangkan ke dalam buih.

maka jelaslah bahwa dalam melaksanakan shalat haruslah suci badan dari pada hadas kecil dan hadas besar bagi yang mampu terkecuali bagi yang tidak mampu.( yang sudah dijelaskan di atas secara ringkas )
dan suci dari pada najis yang bukan ma'fu ( dimaafkan ) yang terdapat pada kain , pakaian , maupun tempat yang dipakai untuk shalat 

 bab menyamak kulit binatang 




و يطهر جلد نجس بالموت با ندباغ نقّاه بحيث لا يعود إليه نتن ولا فساد لو نقع فى الماء
و ككلب و خنزير وفرع كلّ منهما مع الأ خر أو مع غيره ودود ميتهما طاهر وكذا نسج عنكبوت عل المشهور كما قاله السبكيّ والأ ذرعيّ
و جزم صاحب العدّة والحاوي بنجاسته وما يخرج من جلد نحو حيّة في حيا تها كالعرق على ما أفتى به بعضهم
لكن قال شيخنا فيه نظر بل الأقرب أنّه نجس لأنّه جزء متجسّد منفصل من حيّ فهو كميتته
و قال أيضا لو نزا كلب أو خنزير على أٓدميّة فولدت أدميا كان الولد نجسا و مع ذلك هو مكلّف با الصّلاة و غيرها
و ظاهر أنّه يعفى عمّا يضطرّ إلى ملا مسته و أنّه تجوز إمامته إذ لا إعادة عليه ودخوله المسجد حيث لا رطوبة للجماعة و نحوها
kulit bangkai menjadi suci karena di samak yang sebelumnya di bersihkan dahulu lemaknya dan direndam dalam air, selama tidak menimbulkan bau busuk dan rusak.
temasuk najis, yaitu anjing, babi dan anak kedua hewan itu, baik antara anjing dengan anjing, anjing dengan babi, ataupun dengan hewan lain walaupun dengan manusia. adapun ulat bangkai anjing dan babi adalah suci sebab ulat bukan dari bangkai itu, melainkan anak ulat yang lahir padanya. demikian pula sarang laba-laba, suci menurut kaul yang mahsyur, seperti yang dikatakan oleh syeh subki dan adzra'i. pengarang kitab uddah dan hawi menetapkan bahwa sarang laba-laba adalah najis. begitu juga suci setiap sesuatu yang keluar dari kulit, misalnya keringat ular hidup. demikian menurut fatwa sebagian ulama.
akan tetapi syaikhuna berkata ,"hal itu membutuhkan pemikiran lagi, bahkan yang mendekati kebenaran ialah, bahwa barang itu najis, sebab merupakan sebagian dari badan yang terpisah dari hewan hidup. hal itu seperti bangkainya saja ( najis hukumnya ).
selanjutnya syaikhuna berkata;" kalau anjing atau babi bersetubuh dengan seorang perempuan, lalu melahirkan anak berupa manusia, maka anak itu najis, walaupun demikian, ia tetap dituntut melaksanakan kewajiban shalat dan lain-lainnya.
yang jelas, ia dimaafkan dari setiap perkara yang terpaksa bersentuhan dengan orang lain, misalnya bersentuhan dengan istri atau saudaranya. dia boleh menjadi imam shalat, sebab tidak diwajibkan baginya mengulangi shalat, boleh masuk ke masjid untuk shalat berjamaah dan ibadah lainnya selama tidak membasahi masjid, jadi badannya haruskering dahulu. dalam kitab al bujairimi diterangkan bahwa anak tersebut suci, oleh karena itu boleh msauk mesjid meskipun membasahi mesjid, bersentuhan dengan orang lain, dan sebagainya. hanya ia tidak boleh kawin dengan orang lain selain dengan seseorang dari bangsanya, sebab orang tuanya bukan manusia.

CARA MENSUCIKAN NAJIS
و يطهر متنجّس بعينيّة بغسل مزيل لصفا تها من طعم ولون و ريح، و لا يضرّ بقاء لون أو ريح عسر زواله و لو من مغلظ فإن بقيا معا لم يطهر
1. barang yang terkena najis 'ainiyah (najis 'ainiyah adalah najis yang berwujud najis, bisa disentuh,bisa dirasakan baunya dan terlihat warnanya), bisa suci dengan cucian yang bisa menghilangkan sifat najis, rasa,rupa, dan baunya. bila rupa bekas najis atau baunya sulit dihilangkan, tidak apa-apa, walaupun najis mugholazoh. tetapi kalau sifat najis, rupa dan baunya masih tetap tinggal/ada hukumnya tidak suci.
و متنجّس بحكميّة كبول خفّ لم يدرك له صفة بجري الماء عليه مرّة و إن كان حبّا أو لحما طبخ بنجس أو ثوبا صبغ بنجس فيطهر باطنها بصبّ الماء على ظاهرها  كسيف سقي و هو محمى بنجس
2. bila suci barang yang terkena najis hukmiyah ( najis hukmiyah adalah najis yang sudah tidak berwujud najis dan sudah hilang sifat najis tersebut ), misalnya air kencing yang kering yang tidak terlihat sifatnya, yaitu dengan cara memercikan air satu kali, walaupun yang mutanajis itu berupa biji atau daging yang ditumbuk bersama najis, atau baju yang dicelup dengan najis, maka bagian dalamnya bisa dicuci dengan menyiramkan air di bagian luarnya, seperti halnya membuat pedang yang di cor, yaitu yang dipanaskan dengan api yang dihasilkan dari tempat yang najis. 
و يشترط في طهر المحلّ ورود الماء القليل على المحلّ المتنجّس فإن ورد متنجس على ماء قليل لا كثير تنجّس و إن لم يتغيّر فلا يطهّر غيره
untuk menyucikan tempat najis, disyaratkan menyiramkan sedikit air pada tempat yang mutanajis. kalau airnya banyak boleh dengan mencucinya langsung kedalam air. kalau barang mutanajisnya mengenai air yang sedikit atau tidak berlimpah, maka tetap mutanajis hukumnya,walaupun airnya tidak berubah karena air itu tidak menyucikan pada yang lainnya.
و فارق الوارد غيره بقوّته لكونه عاملا فلو تنجّس فمه كفى أخذ الماء بيده إليه و إن لم يعلها عليه كما قال شيخنا
hukum air yang mengalir pada barang yang mutanajis sehingga tidak menjadi najis dan berbeda dengan air yang selainnya, karena air mengalir itu menolak pada najis, lain halnya apabila najisnya yang mengalir, maka air itu tidak dapat menolak najis tersebut. kalau mulut seseorang terkena najis, cukup dengan mengambil air dengan tangan lalu dimasukan kedalam mulutnya, walaupun tangannya itu tidak ditaruh di atas mulutnya, sebagaimana dikatakan oleh syaikhuna. 
و يجب غسل كل ما في حدّ الظّاهر منه ولو بالإدارة كصبّ ماء في إناء متنجّس و إدارته بجوانبه ولا يجوز له ابتلاع شيئ قبل تطهر فمه حتى بالغرغرة
wajib mencuci setiap perkara yang berada diluar mulut, walaupun dengan cara memutarkan air itu seperti menuangkan air pada bejana yang terkena najis lalu memutarkannya keseluruh sisi bejana. tidak boleeh menelan sesuatu sebelum mencuci mulutnya hingga memutarkan air ke dalam kerongkongannya
(فر ع) لوأصاب الأرض نحو بول و جفّ فصبّ على موضعه ماء فغمره طهر ولو لم ينضب أي يغور سواء كانت الأرض صلبة أم رخوة
cabang dalam mensucikan najis: 

kalau tanah terkena najis, umpamanya air kencing,lalu kering, kemudian tempat najis itu disiram air yang banyak hingga melimpah, maka sucilah tanah itu walaupun tanah itu tidak meresap ke dalam tanah, baik tanah itu dalam keadaan keras atau tanah itu gembur. 
و إذا  كانت الأرض لم تتشرّب ما تنجّست به فلابدّ من إزالة العين قبل صبّ الماء القليل عليها كما لو كانت في إناء
kalau keadaan tanahnya tidak meresap air umpanya tegal haruslah menghilangkan bukti najis itu dulu sebelum mengalirkan air sedikit padanya, seperti bejana yang terkena najis maka wajib menghilangkan bukti najis dulu, lalu bekas najis tersebut disiram air
ولو كانت النّجاسة جامدة فتفتّتت واختلطت بالتّراب لم يطهر كالمختلط  بنحو صديد بإفضة الماء عليه بل لا بدّ من إزالة جميع التّراب المختلط بها
و أفتى بعضهم في مصحف تنجّس بغير معفوّ عنه بوجوب غسله و إن أدّى إلى تلفه و إن كان ليتيم
قال شيخنا و يتعيّن فرضه فيما إذا مسّت النّجاسة شيئا من القرأٓن بخلاف ما إذا كانت في نحو الجلد أوالحواشي 
kalau najis itu membeku terpecah-pecah dan bercampur dengan tanah, maka tanah itu tidak suci, sebagaimana tanah yang tercampur dengan nanah, tidak suci hanya dengan menyiramkan air di atasnya, melainkan dengan cara menghilangkan semua tanah yang bercampur dengan najis itu. sebagian ulama berfatwa mengenai mushaf yang terkena najis yang tidak dimaafkan, maka mushaf itu wajib dicuci walaupun berakibat rusak dan meskipun mushaf itu milik anak yatim. syaikhuna berkata,"wajib secara pasti mencucinya bila najis itu mengenai alquran walaupun sedikit. berbeda bila najis itu mengenai sampulnya saja atau pinggir alquran."
فرع:غسالةالمتنجّس ولومعفوّاعنه كدم قليل إن نفصلت وقدزالت اعين وصفاتحاولم تتغيّرولم يزدوزنهابعداعتبارمايأخذه الثوب من اماءوالماءمن الوسخ وقدطهر المحلّ طاهرةقال شيخناويظهرالإكتفاءفيهمابالظّنّ
cabang (dalam hal air bekas cucian najis) :
 air bekas mencuci sesuatu yang terkena najis, walaupun najis yang dimaafkan, kalau sudah terpisah dari tempat najis yang dicuci dan telah hlang bukti, sifat,tidak berubah, dan tidak bertambah timbangannya setelah menmperhitungkan air yang diserap oleh baju dan air kototran yang dicuci, serta tempatnya telah cuci, maka air tersebut suci. syakhuna mengatakan bahwa air yang diserap baju dan kotoran cukup dengan sangkaan saja tidak wajib meyakininya.
(فرع) إذا وقع في طعام جامد كسمن فأرة مثلا فما تت ألقيت و ماحولها ممّا ماسّها فقط والباقي طاهر والجامد هو الّذي إذاغرف منه لا يترادّ على قرب

(فرع) إذا تنجّس ماءالبئر القليل بملاقاة نجس لم يطهر بالنّزح بل ينبغي أن لا ينزح ليكثر الماء بنبع أوصبّ ماء فيه

أوالكثير بتغيّر به لم يطهر إلّا بزاوله فإنبقيت فيه نجاسة كشعر فأرة و لم يتغيّر فطهور تعذّراستعماله إذ لا يخلومنه دلو فلينزح كلّه فإن اغترف قبل النّزح و لم يتيقّن فيمااغترفه شعرالم يضرّ و إن ظنّه عملا بتقديم الأصل على الظّاهر
 
cabang : 
bila ada tikus, umpanya jatuh pada makanan yang padat, misalnya samin,mentega, lalu tikus itu mati, maka makanan yang disekiarnya terkena atau tersentuh najis harus dibuang, sedangkan sisanya suci. yang disebut padat bila sebagiannya disauk, bagian yang deket padanya tidak meleleh. nabi SAW pernah mendapatkan pertanyaan mengenai tikus yang jatuh ke samin. sabdanya,'kalau samin itu beku, maka buanglah samin yag ada pada sekitar tikus itu, tapi kalau cair tumpahka saja semua." 
bila yang terkena najis itu air sumur yang jumlahnya sedikit, tidak suci dengan menimbanya, bahkan seharusnya jangan ditimba, melainkan dibiarkan saja supaya airnya menjadi banyak atau ditambah air dari tempat yang lain. 
atau jika air sumur itu melimpah serta berubah terkena najis, maka air itu tidak suci kecuali dengan hilangnya perubahan itu. kalau najis itu tetap pada air, misalnya bulu tikus dan airnya tidak berubah, maka air itu suci lagi mensucikan, hanya agak sulit menggunakannya karena air timbaan itu tidak bebas dari bulu. maka sebaiknya sumur itu dikuras dulu. kalau seseorang menyauknya sebelum dikosongkan dan ia tidak meyakini bahwa ada bulu tikus dalam saukannya itu, maka tidak apa-apa walaupun dia menyangka ada bulu tikus yang tersauk, sebab mendahulukan asal pada zhahirnya. (asalnya tidak ada bulu)

najis mughallazhah 


و لا يطهر مينجّس بنحو كلب إلّا بسبع غسلات بعد زوال العين ولو بمرّات غمز يلها مرّة واحدة

tidaklah suci barang yang terkena najis misalnya najis anjing kecuali mencucinya hingga tujuh kali berulang-ulang. walaupun telah mencucinya beberapa kali hingga bukti najisnya hilang, maka hal itu (yang dapat menghilangkan najis) dihitung satu kali  
طهور إناءأحدكُم إذاو لغ فيه الكلب أن يغسله سبع مرّت أولاهنّ بالتّراب

"cara mencuci bejana milik salah seorang diantara kamu yang dijilat anjing dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya (dicampur) dengan tanah (debu)." (riwayat muslim)


إحداهنّ بتراب تيمّم ممزوج بالماء بأن يكد رالماء حتّى يظهر أثره فيه و يصل بواسطته إلى جميع أجزاء المحلّ المتنجّس

ويكفي فى الرّاكد تحريكه سبعا قال شيخنا يظهر أنّ الذّهاب مرّة و العود أخرى فى الجاري مرور سبع جريات و لا تتريب في أرض ترابيّة

1. satu dari basuhan itu menggunakan debu tayamum yang dicampur air, sehingga airnya menjadi keruh. usahakan debu yang sudah tercampur dengan air itu bisa mengenai seluruh bagian yang terkena najis.
2. pada air yang menggenang cukup dengan menggerakkannya tujuh kali. syaikhuna mengatakan bahwa satu kali gerakan dihitung satu bila mengulangnya kembali, maka dihitung dua dan seterusnya.
3. pada air yang mengalir, cukup dengan lewatnya tujuh aliran. air yang bercampur tanah tidak perlu diberi debu.
(فرع) لو مسّ كلبا داخل ماء كثير لم تنجس يده ولو رفع كلب رأسه من ماء و فمه مترطّب ولم يعلم مماسّته له لم ينجس
cabang: 
kalau seseorang menyentuh anjing di dalam air yang banyak misalnya empang maka tangannya tidak najis kecuali jika memegangnya, sebab air itu dianggap penghalang. kalau ada anjing mengangkatkan kepalanya dari dalam air, sedangkan mulutnya basah dan tidak diketahui sentuhan mulut anjig itu pada air, maka air itu tidak najis sebab tidak yakin mulutnya itu menyentuh air.
imam maliki dan dawud berkata,"anjing itu suci, dan jilatannya pada air yang sedikit misalnya dalam bejana tidak najis. hanya wajib mencuci bekas jilatannya pada bejana itu, karena ta'abbud.

najis yang di maafkan



و يعفى عن دم نحو بر غوث ممّا لا نفس له سائلة كبعوض و قمل لا عن جلده ودم نحو دمّل كبثرة وجرح و عن قيحه و صديده و إن كثرالدّم فيهما و انتشر بعرق أو فحش الأوّل بحيث طبق الثّوب على النّقول المعتمد بغير فعله
فإن كثر بفعله قصدا كأن قتل نحو برغوث في ثوبه أو عصّر نحو دمّل أو حمل ثوبا فيه دام براغيث مثلا وصلّى فيه أو فرشه و صلّى فيه


أو زاد على ملبوسه لا لغرض كتجمّل فلا يعفى إلّا عن القليل على الأصحّ كما فى التّحقيق و المجموع و إن اقتضى كلام الرّوضة العفو عن كثير دم نحو الدّمّل و إن عصر واعتمده ابن النّقيب و الأذرعيّ
ومحلّ العفوهنا وفيما يأتي بالنّسبة للصّلاة لا لنحو ماء قليل فينجس به و إن قلّ ولا أثر لملا قاة البدن له رطبا و لا يكلّف تنشيف البدن لعسره

وعن قليل نحو دم غيره أي أجنبيّ غير مغلّظ بخلاف كثيره ومنه كما قال الأذرعيّ دم انفصل من بدنه ثمّ أصابه

و عن قليل نحو دم حيض ورعاف كمافى المجموع ويقاس بهما دم سائر المنافذ إلّا الخارج من معدن النّجاسة كمحلّ الغائط

والمرجع فى القلّة والكثرة العرف و ما شكّ في كثرته له حكم القليل


ولو تفرّق النّجس فى محلّ ولو جمع كثر كان له حكم القليل عند الإمام والكثير عند المتولّى والغزالى و غيرهما ورجّحه
 ويعفى عن دم نحو فصد وحجم بمحلّهما و إن كثر وتصحّ صلاة من أدمي لثته قبل غسل الفم إذالم يبتلع ريقه فيها لأنّ دم اللّثة معفوّ عنه بالنّسبة إلى الرّيق
darah yang di maafkan, umpamanya sejenis darah kutu atau nyamuk yang tidak mengalir. kulitnya tidak dimaafkan namun menurut ibnu hajar hal tersebut dimaafkan. dimaafkan pula darah bisul,jerawat,luka,nanah cair atau kental, meskipun darah yang banyak melekat bersama keringat pada pakaian atau badan,berasal dari darah kutu,menurut kutipan yang mu'tamad. bila hal itu bukan dari perbuatannya sendiri. kalau najis itu banyak lantaran perbuatannya sendiri dan disengaja contohnya,membunuh kutu,memencet bisul,memakai baju yang ada darahnya bekas kutu yang dipencet,shalat diatas tikar yang bayak darahnya,atau merangkapkan pakaian bukan dengan maksud menghias diri seperti kedinginan,semua itu tidak dimaafkan kecuali darah yang sedikit menurut kaul yang lebih benar, sebagaimana dalam kitab tahqiq dan majmu walaupun menurut pernyataan yang tertera dalam kitab raudhah darah yang banyak itu dimaafkan umpanya bisul walaupun dengan sengaja dipencet. syeh ibnu naqib dan adzra'i menguatkan pendapat itu. dalam hal ini letak dimaafkannya ialah pada perkara yang akan di terangkan nanti (yaitu tentang darah orang lain, haid atau sariawan) bila dipergunakan untuk shalat bukan mengenai pada air yang sedikit. air yang sedikit itu menjadi najis (bila terkena najis) meskipun najisnya sedikit. bila badan dalam keadaan basah bersentuhan atau terkena percikan darah yang sedikit maka dimaafkan, tidak menjadi masalah karena dihukumi tidak najis, juga tidak diperintahkan untuk menyekanya mengingat hal itu sulit. darah yang sedikit termasuk najis yang dimaafkan, umpamanya darah orang lain selain najiz mughalazzah. berbeda dengan najis yang banyak, tidak dimaafkan. yang termasuk najis orang lain sebagaimana menurut syeh adzra'i yaitu darah yang telah berpisah dari badan sendiri kemudian mengenai badannya lagi maka hukumnya dimaafkan.
dimaafkan darah haid yang sedikit dan darah yang keluar daru hidung yakni mimisan, yang seperti yang diterangkan dalam kitab al majmu  di qiyaskan kepadanya yaitu darah dari lubang lubang tang lainnya, misalnya mata atau telinga selain yang keluar dari tempat najis keluar misalnya dubur dan qubul. ukuran sedikit atau banyaknya biasanya di ukur menurut adat kebiasaan, ada yang berpendapat, kalau banyak/besar yakni sebesar kuku ada lagi sebesar telapak tangan dan lain-lainnya. tapi apabila masih diragukan ukuran besarnya maka dianggap sedikit/kecil.
seandainya ada najis yang terpisah-pisah pada satu tempat misalnya pada baju yang jika disatukan menjadi banyak atau besar, maka hukum najis itu sebagai berikut :
a. dianggap sedikit oleh imam zaini dahlan
b. dianggap banyak oleh imam mutawalli,imam ghazali,dan lainnya, dan pendapat ini dianggap rajih oleh sebagian alim ulama.
dimaafkan darah hasil transfusi dan bekaman pada tempatnya walaupun banyak. orang yang gusinya berdarah, sah shalatnya walaupun tidak mencuci mulutnya terlebih dahulu, asalkan ludahnya itu tidak tertelan sewaktu shalat sebab darah gusi dimaafkan dengan nisbat pada ludah, tidak apa-apa ludah bercampur darah. akan tetapi, bila ludah itu tertelan sewaktu shalat, maka tidak sah shalatnya.  


ولو رعف قبل الصّلاة ودام فإنرجى إنقطاعه والوقت متّسع إنتظره و إلّا تحفّظ كا لسّلس
خلافا لمن زعم إنتظاره و إن خرج الوقت كما تؤخّر لغسل ثوبه المتنجّس و إن خرج
ويفرّق بقدرة هذا على إزالة النّجس من أصله فلزمته بخلافه في مسئلتنا
و عن قليل طين محلّ مرور متيقّن نجاسته ولو بمغلّظ للمشقّة مالم تبق عينها متميّزة ويختلف ذلك بالوقت ومحلّه من الثّوب والبدن

و إذا تعيّن عين النّجاسة في الطّريق ولو مواطئ كلب فلا يعغى عنها و إن عمّت الطّريق على الأوجه
وأفتى شيخنا في طريق لا طين نها بل فيها قذرالأدميّ وروث الكلاب والبها ئم و قد أصابها المطربالعفو عند مشقّة الإحتراز  
 
andaikata seseorang keluar darah dari hidung yakni mimisan terus-menerus sebelum shalat, maka masalahnya sebagai berikut :
a. apabila ia menduga darahnya akan segera berhenti dan waktu shalat masih lama, hendaklah menunggu.
b. apabila menduga tidak akan berhenti, maka ia harus menjaganya, seperti halnya orang yang berpenyakit beser, yaitu dengan mencuci, membungkus, tau menutup dan sebagainya.
c. berbeda dengan pendapat yang mengharuskan menunggu walaupun waktu shalat sampai habis, seperti masalah meng akhirkan shalat untuk mencuci pakain yang terkena najis.

dibedakan masalah mimisan dengan najis, sebab orang itu mampu menghilangkan najis di bajunya dari asalnya. oleh karena itu ia wajib mencuci bajunya yang terkena najis terlebih dahulu. lain halnya dengan masalah mimisan karena termasuk penyakit. termasuk najis yang dimaafkan yaitu tanah berlumpur yang biasa dilalui orang, yang yakin terkena najis sedikit walaupun najis mughalazoh, karena sulit menghindarinya selama tidak jelas ada bukti najis yang terpisah dari tanah yang mengenai badannya. pemaafan itu tidak bisa disamakan karena waktu kemarau atau penghujan dan tempatnya apakah pada baju atau badan ( dimaafkan jalan yang terkena najis pada musim penghujan, namum tidak dimaafkan pada musim kemarau, dimaafkan najis pada kaki taau ujung kain, tetapi tidak dimaafkan pada tangan atau siku dan sebagainya.)

apabila telah jelas bukti najis dijalan, sekalipun jalan tempat anjing lewat, tidak dimaafkan. begitu juga najis yang memenuhi/meratai jalan, menurut kaul yang termahsyur tetapi imam zarkasyi berpendapat lebih condong memaafkannya. syaikhuna berfatwa tentang jalan yang tak bertanah seeprti jalan aspal atau ubin yang penih dengan kotoran manusia, tahi anjing, dan hewan lain, yang tertimpa hujan lalu air hujan itu mengenai badan atau pakaiannya, maka dimaafkan karena sulit menjaganya.

CATATAN PENTING : 

و هي ِنّ ماأصله الطّهارة وغلب على الظّنّ تنجّسه لغلبة النّجاسة في مثله فيه قولان معروفان بقولى الأصل والظّاهر أوالغالب أرجحهما أنّه طاهر عملا بالأصل المتيقّن لأنّه أضبط من الغالب المختلف بالأحوال والأزمان و ذلك كثياب خمّار و حائض و صبيان و َوانى متديّنين بالنّجاسة وورق يغلبُ نثره على نجس و لعاب صبيّ و جوخ إشتهر عمله بشحم الخنزير و جبن شاميّ إشتهر عمله بأنفخة الخنزير و قدجاءه صلّى اللّه عليه و سلّم جبنة من عندهم فأكل منها و لم يسأل عن ذلك ذكره شيخنا في شرح المنهاج
 setiap perkara yang asalnya suci kemudian diduga terkena najis karena biasanya barang seperti itu adalah najis, maka hukumnya terbagi menjadi dua kaul / pendapat yang termahsyur, yaitu asal dan zhahir atau ghalib ( asalnya suci zahirnya najis ). yang paling benar yaitu mengambil yang suci, berdasarkan asalnya, sebab hal itulah yang diyakini sedangkan asal itu lebih dapat dipertanggungjawabkan dari pada yang biasa terjadi, yang berbeda keadaan dan zamannya. 
yang demikian itu misalnya baju tukang arak, wanita haid, manak-anak. dan bejana orang-orang yang berbakti atau orang yang beribadah menggunakan barang yang najis misalnya kaum penyembah sapi dengan air kencing sapinya.,daun yang jatuh di atas tempat yang najis, air ludah/lir anak-anak, kain bulu yang pembuatannya termahsyur memakai lemak babi, keju syam yang termahsyur memakai perahan lambung besar babi. sebagaimana nabi saw, pernah disuguhi keju dari syam, lalu beliau memakannya tanpa bertanya apa-apa. demikian diterangkan oleh syaikhuna dalam syarah al minhaj.

baca juga artikel tentang kaidah-kaidah ilmu fiqih



يجب الإستنجاء من كلّ خارج ملوّث بماء و يكفي فيه غلبة ظنّ زوال النّجاسة ولا يسنّ حينئذ شمّ يده

وينبغى الإسترخاء لئلّا يبقى أثرها في تضاعيف شرج المقعدة

أو بثلاث مسحات تعمّ المحلّ في كلّ مرة مع تنقية

و يندب لداخل الخلاء أن يقدّم يساره و يمينه لانصرافه بعكس المسجد و ينحى ماعليه معظّم من قرأن واسم نبيّ أو ملك ولو مشتر كا كعزيز وأحمد إن قصد به معظّم

ويسكت حال خروج خارج ولو عن غير ذكر وفي غير حال الخروج عن ذكر و يبعد و يستتر

 (رواه أحمد)إذاتغوّط الرّجلان فليتواركلّ أحد منهما عن صاحبه و لا يتحدّثا فإنّ اللّه يمقت على ذلك  


و أنلا يقضي حاجته في ماء مباح راكد مالم يستبحر

(رواه أبوداود) من أتى الغائط فليستتر

 (ا ه اعانه ص ١١٠/١ ) إنّ الماء ليلا مأوى الجنّ و الإستعاذة مع التّسميّة لا تدفع شرّ عتاتهم 
  wajib istinja dengan air setiap selesai mengeluarkan perkara yang berlumuran  atau basah seperti sesudah buang air baik melalui qubul atau dubur. pada waktu istinja cukup dengan dugaan yang kuat bahwa najisnya telah hilang, dan tidak disunatkan sesudah istinja mencium tangannya. seyogyanya mengempis-ngempiskan lubang duburnya agar sisa najis pada lipatan ujung duburnya tidak ada yang melekat atau dengan tiga kali mengusap, tiap usapan hendaknya meratai tempat najis sehingga dapat menghilangkan bukti najisnya yaitu dengan menggunakan benda keras yang dapat menyerap. 
jika istinja hanya menggunakan batu yang suci maka harus dilakukan dan diperhatikan beberapa syarat :
a). menggunakan tiga batu yang suci 
b). menggunakan tiga batu yang dapat menyerap najis
c). najisnya tidak menyebar melewati tempat keluarnya
d). mengusap tempat najis dengan tiga batu tersebut.
e). mengusap permukaan aurat dengan tiga batu dan jika belum bersih dengan tiga batu, maka wajib disempurnakan denagn lima atau tujuh sampai bersih.

orang yang akan memasuki kakus disunatkan mendahulukan kaki kiri dan mendahulukan kaki kanan ketika hendak keluar, tetapi bila ke masjid sebaliknya. sebelum masuk masjid disunatkan terlebih dahulu menanggalkan barang-barang yang di anggap mulia misalnya tulisan ayat al quran, nama nabi atau malaikat walaupun bersamaan dengan nama lain, seperti lafaz aziz atau ahmad, kalau yang dimaksud adalah nama yang dimuliakan sebagaimana riwayat anas r.a ,"nabi saw apabila akan masuk ke kakus sebelumnya beliau menanggalkan atau menyimpan cincinnya sebab bertuliskan muhammadurasulullah riwayat arba'ah .
 hendaknya diam ketika mengeluarkan kotoran dari duburnya walaupun selain zikir misalnya berbicara, menyanyi dan sebagianya. selain dari waktu mengeluarkan kotoran hendaknya tidak berzikir tapi boleh berbicara apabila diperlukan. tempat membuang kotoran disunatkan jauh dari tempat umum dan memakai penghalang sabda nabi saw 
" apabila dua orang laki-laki buang air besar maka mereka harus memakai penghalang diantara keduanya dan janganlah bercakap-cakap. sesungguhnya allah membenci mereka karena berbuat demikian yakni bercakap-cakap (hr ahmad) 
wanita pun sama aturannya dengan laki-laki. tidak boleh qodho buang hajat karena hukumnya makruh misalnya buang air kecil atau buang air besar pada air mubah yang menggenang, selama tidak seperti laut misalnya dikolam atau empang lebih-lebih kalau malam karena merupakan waktu berkeliarannya jin. sebagaimana sabda nabi saw. ' barang siapa yang buang air besar, hendaknya memakia penghalang"
sabdanya pula " sesungguhnya pada malam hari air menjadi tempat jin. membaca ta'awuddz dan bismillah pun tidak dapat menolak gangguan mereka  (riwayat dari ianatutolibin ) 
ومتحدّث غير مملوك لأحد و طريق  وقيل يحرم التّغوّط فيها و تحت مثمر بملكه أو مملوك علم رضا ملكه و إلّا حرم

 (رواه البيهقيّ) إتّقواالملا عن الثلاثة البراز و الظلّ فى الموارد و قارعة الطّريق

و لا يستقبل عين القبلة و لا يستدبرها ويحرمان في غير المعدّ و حيث لاساتر

فلواستقبلها بصدره و حوّل فرجه عنها ثمّ بال لم يضرّ بخلاف عكسه

و لا يستاك و لا يبزق في بوله و أن يقول عند دخوله ، اَللّٰهُمَّ إِنِّ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ و الْخَبَائِثِ

وا لخروج غُفْرَا نَكَ الْحَمْدُلِلّٰهِ الّٰذِيْ أَذْهَبَ عَنِّى الْأَذٰى وَ عَافَنِيْ و بعد الإستنجاء اَللّٰهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ النِّفَاقِ وَ حَصِّنْ فَرجِيْ مِنَ الْفَوَحِشِ
  makruh qodho hajat di tempat umum atau tempat berkumpulnya orang-orang seperti tempat berteduh dipinggir jalan,yang bukan milik seseorang dan dijalan. orang berkata "haram buang air besar dijalan ". (tetapi jika bukan tempat untuk berkumpul, maka tidak ada larangan, bahkan wajib, jika hal itu dapat menghilangkan kemaksiatan) makruh qodho hajat di bawah pohon yang berbuah, meskipun miliknya sendiri atau milik orang lain yang diketahui kerelaan pemiliknya. kalau tidak demikian, haram qodho hajatnya. sabda nabi saw : "takutilah tiga macam tempat kutukan yaitu :
1.tanah lapang
2.tempat orang-orang berteduh
3.dan ditengah jalan  
sunat tidak menghadap arah kiblat atau membelakanginya (kalau bukan ditempatnya atau kakus atau tertutup atau memakai penghalang). haram menghadap atau membelakangi kiblat itu berlaku ditempat yang bukan disediakan khusu untuk qodho hajat (bukan kakus) dan tidak memakai penghalang. 
jadi hukumnya ada tiga macam 
1.makruh
2.haram
3.mubah.
jika dada seseorang menghadap kiblat dan farjinya dipalingkan dari arah kiblat , lalu buang air kecil hal itu tidak mudharat maka hukumnya diperbolehkan. berbeda dengan sebaliknya yaitu farjinya menghadap kiblat dan dadanya berpaling maka itu tidak diperbolehkan. sunat tidak bersiwak dan meludahi air kencingnya. usahakan waktu kencing ataupun buang air besar tidak dengan berdiri karena hal itu makruh kecuali dalam keadaan darurat maka tidak ada larangan dan tidak bertentangan dengan tat cara istinja yang utama. karena nabi pernah mendatangi tempat pembuangan sampah umum, lalu kencing sambil berdiri, mengenai hadis tersebut ada tiga pendapat 
pertama , rasulullah saw melakukan itu karena tidak bisa duduk akibat adaya bagian tubuhnya yang sakit
kedua karena beliau berobat dengan cara itu untuk mengatasi sakit pada sulbinya sebagaimana kebiasaan orang arab yang mengobati nya dengan cara kencing berdiri
ketiga beliau tidak bisa duduk disitu karena terdapat banyak barang najis.
 bila akan memasuki kakus jangan lupa menggunaka penutup kepala dan alas kaki lalu bacalah doa masuk wc
                                                   اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

 
atau dalam (dalam kitab bidayatul hidayah) riwayat lain bentuk do'anya seperti ini :

بِسْمِ اللّٰهِ أَعُوْذُبِااللّٰهِ مِنَ الرِّجْسِ النَّجِسِ ، اَلْخَبِيْثِ الْمُخبِثْ، الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Artinya :
Dengan menyebut nama allah aku berlindung kepadanya dari segala gangguan setan yang terkutuk,kotor,najis,jijik,dan menjijikan
atau juga dalam riwayat lain dalam kitab maraqil ubudiyah yaitu seperti ini :



اَللّٰهُمَّ اِنِّ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الرِّجْسِ النَّجِسِ الْخَبِيْثِ الْمُخبِثِ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Ya allah aku mohon kepadamu perlindungan dari kotoran yang najis dan setan yang jahat dan menjadikan jahat yaitu setan yang terkutuk . bintangulama.com
 

ketika akan keluar wc bacalah:

غُفرَانَكَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذيْ أَذْهَبَ عنِّى اْلأَذٰى وَعَافَنِيْ


 atau bisa juga baca doa keluar wc yang ini:


sesudah bersuci bacalah:
اَللّٰهُمَّ طَهِرْقَلبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ
 


قال البغقيّ لوشكّ بعد الإستنجاء هل غسل ذكره لم تلزمه إعادته

imam baghawai berkata " kalau sesudah bersuci seseorang ragu apakah sudah mencuci zakarnya atau belum, maka tidak wajib mengulanginya".

وثالثها ستر رجل ولو صبيّا و أمة ولو مكاتبة و أمّ ولد ما بين سرّة و ركبة لهما ولو خاليا في ظلمة للخبر الصّحيح
 

3. menutup aurat 

لا يقبل اللّه صلاة حائض أي بالح إلّا بخمار
 ويجب ستر جزء منهما ليتحقّق به سترالعورة وسترحرّة ولو صغيرة غيروجه و كفّين ظهرهما و بطنهما إلى الكوعين بما لا يصف لونا أي لون البشرة فى مجلس التّخاطب كذا ضبط بذلك أحمدبن موسى بن عجيل
ويكفي ما يحكي لحجم الأعضاء لكنّه خلاف الأولى و يجب السّتر من الأ على و الجوانب لا من الأسفل إن قدر أي كلّ من الرّجل و الحرّة و الأمة عليه أي السّتر
أمّا العاجز عمّايستر العورة فيصلّى و جوبا عاريا بلا إعادة ولو مع وجود ساتر متنجّس يعذّر غسله لا من أمكنه تطهيره و إن خرج الوقت 
syarat shalat yang ketiga ialah menutup aurat. seorang laki-laki (walaupun anak-anak) dan juga wanita budak baik yang mukatab (budak mukatab yaitu budak yang ingin memerdekakan diri dengan imbalan tertentu atas dasar ke inginannya sendiri atas kesepakatan bersama dengan tuannya dengan cara pembayarannya diangsur) ataupun ummulwalad (yaitu anak hasil hubungan antaran budak wanita dengan tuannya ) , wajib menutup bagian anggota badannya antara pusat sampai lutut , walaupun ditempat yang sunyi dan gelap sekalipun shalatnya ditempat gelap secara sendirian. hal ini berdasarkan hadis shohih yang menyatakan " allah tidak menerima shalat seseorang yang haid (telah balig) kecuali dengan menutup kepalanya"
perlu di ingat keterangan ahli hikmah sebagai berikut :
  1. barang siapa yang banyak bicara ketika buang air besar , dikhawatirkan diganggu oleh setan.
  2. kalau sering atau suka melihat kotorannya , giginya menjadi kuning.
  3. kalau suka membuang ingus ketika buang air besar , bisa berakibat tuli 
  4. kalau suka makan sambil buang air besar , menjadikan kekafiran
  5. kalau suka berpaling kekiri atau kekanan , menjadikan penyakit was-was
tetap wajib menutup sebagian lutut dan pusat supaya auratnya jelas tertutup. sedangkan aurat bagi perempuan merdeka , walaupun anak-anak yaitu wajib menutup seluruh badan selain muka dan kedua telapak tangan , yaitu punggung telapak tangan dan telapak kedua tangan sampai kedua pergelangan. dengan penutup yang dapat menutupi seluruh warna kulit dari pandangan umum ( tidak terlihat kulitnya ketika berhadapan). demikian penetapan syeh amad bin musa bin ujail.
sebagai penutup aurat itu boleh menggunakan kain atau pakaian yang dapat memperlihatkan bentuk tubuh misalnya celanan yang sempit tapi hukumnya khilaful aula (menyalahi kesempurnaan) wajib menutup aurat bagian atas dan samping namun tidak wajib menutup bagian bawah yang demikian itu bagi laki-laki perempuan dan wanita budak yang mampu menutupnya
bagi orang yang tidak mempunya kain penutup aurat boleh shalat dengan telanjang dan tidak wajib mengulanginya walaupun dia memiliki penutup aurat yang mutanajis namun sukar membersihkannya tetapi tidak boleh sambil telanjang bila ia dapat membersihkannya meskipun sampai menghabiskan waktu shalat sehingga shalatnya harus diqodho, shalat dalam keadaan telanjang tidak cukup hanya dengan isyarat dengan rukuk atau sujud saja  tapi tetap harus dilakukan dengan sempurna
 ولو قدر على ساتر بعض العورة لزمه السّتر بما و جد و قدّم السّوأتين فالقبل فالدّبر و لا يصلّى عاريا مع وجود حرير بل لا بساله لأنّه يباح للحاجة
ويلزم التّطيين لو عدم الثوب أو نحوه و يجوز لمكتس إقتداء بعار وليس للعاري غصب الثّوب
ويسنّ للمصلّى أن يلبس أحسن ثيابه و يرتدي ويتعمّم ويتقمّص ويتطيلس
seandainya hanya dapat menutup sebagian aurat , maka wajib menutupnya dengan pakaian seadanya dan harus mendahulukan menutup qubul dan dubur. jika tidak cukup maka kubul saja , kemudian baru dubur . tidak boleh shalat sambil telanjang bila memiliki kain sutera , sebab mempergunakan kain sutera itu diperbolehkan jika keadaan darurat , karena menurut kaidah ushul fiqih , keadaan darurat memperbolehkan yang dilarang.
wajib melumurkan tanah / lumpur pada aurat kalau tidak memiliki baju atau yang lainnya , orang yang berpakaian boleh bermakmum kepada orang yang telanjang , tetapi orang yang telanjang tidak boleh menggosob pakaian orang lain.
orang yang shalat disunatkan memakai pakaian yang terbaik , berkain luar / pakai mantel, bersorban, bergamis dan berbaju toga ( baju kebesaran ulama )
menutup aurat harus dengan pakaian suci , bahkan diluar shalat pun aurat tersebut wajib ditutupi , baik dimuka khalayak ramai , maupun di tempat yang sepi kecuali kalau berhajat seperti hendak mandi.
adapun menutup aurat dari pengamatan diri sendiri ( ditempat tertutup ) , tidak wajib , tetapi makruh melihat auratnya.


  " Hai anak adam , pakailah , pakaianmu yang indah di setiap ( memasuki ) mesjid , makan dan minumlah , dan janganlah berlebih-lebihan. sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." SURAH AL A'RAF AYAT 31

( maksudnya ketika akan shalat dan ibadah lainnya ) 
 (رواه مالك) إنّ الأرض تستغفر للمسلّى بالسّراويل

sabda nabi saw :
" sesungguhnya bumi akan memintakan ampun bagi seseorang yang shalat sambil bercelana.: ( riwayat malik dari tarikh asbihan )


ولوكان عنده ثوبان فقط لبس أحد هما وارتدى بالأخر إن كان ثمّ سترة و إلّا جعله مصلّى كما أفتى به شيخنا

apabila seseorang hanya mempunyai dua helai pakaian / baju , maka gunakanlah salah satu pakaian tersebut dan selendangkan yang sehelai lagi , jika memiliki sejadah .  tetapi jika tidak memiliki sejadah , maka jadikanlah sebagai sejadah . demikianlah fatwa syaikhuna.

      (فرع)

يجب هذاالسّتر خارج الصّلاة أيضا ولوبثوب نجس أو حرير لم يجد غيره حتّى فى الخلوة لكن الواجب فيها ستر سوأتي الرّجل و مابين سرّة و ركبة غيره
 و يجوز كشفها فى الخلوة ولو من المسجد لأدنى غرض كتبريد و صيانة ثوب من الدّنس و الغبار عند كنس البيت و كغسل




 cabang :  
wajib pula menutup aurat di luar shalat , walaupun menggunakan pakaian yang najis atau sutera , kalau tidak mempunyai lainnya. demikian pula apabila berada di tempat yang sepi. laki-laki wajib menutup qubul dan duburnya , sedangkan perempuan wajib menutup antara pusat sampai lututnya.
nabi saw bersabda :

(رواه مسلم) لا تمشواعراة
"janganlah kamu berjalan sambil telanjang." ( riwayat muslim ) 
sabdanya kepada jarrad r.a :

  (رواه التّرمذيّغطّ فحذك فإنّ الفحذ من العورة

" tutuplah pahamu , sebab paha itu termasuk aurat ." ( riwayat turmudzi )

ditempat yang sepi boleh membuka aurat sekalipun di mesjid asal memiliki tujuan , misalnya bermaksud menyejukan badan , menjaga baju dari kotoran dan debu ketika menyapu rumah atau mandi. 

4. mengetahui waktu shalat 

ورابعها معرفة دخول و قت يقينا أو ظنّا فمن صلّى بدونها لم تصحّ صلا ته و إن وقعت فى الوقت لأنّ الإعتبار فى العبادات بما في ظنّ المكلّف و بما في نفس الأمر و فى العقود بما فى نفس الأمر فقط 
فوقت ظهر من زوال الشّمس إلى مصير ظلّ كلّ شيء مثله غير ظلّ استواء أي ألظّلّ الموجود عنده إن وجد و سمّيت بذلك لأنّها أوّل صلاة ظهرت
فوقت عصر من أٓخر وقت الظّهر إلى غروب جميع كرص شمس فوقت مغرب من الغروب إلى مغيب الشفق الأحمر
فوقت عشاء من مغيب الشّفق قال شيخنا و ينبغي ندب تأخيرها لزوال الأصفر و الأبيض خروجا من خلاف من أوجب ذلك و يمتدّ إلى طلوع فجر صادق
فوقت صبح من طلوع الفجر الصّادق لاالكاذب إلى طلوع بعض الشمس و العصر هي الصّلاة الوسطى لصحّة الحديث به فهي أفضل الصّلوات و يليها الصّبح ثمّ العشاء ثمّالظهر ثمّ المغرب كما استظهره شيخنا من الأد لّة و إنّما فضلّواجماعة الصّبح و العشاء لأنّها فيهما أشقّ 

 syarat shalat yang ke empat ialah mengetahui waktu shalat. mengetahui masuknya waktu shalat dengan suatu keyakinan atau dugaan yang kuat. barang siapa shalat tidak mengetahui waktunya ( dikira-kira ), maka shalatnya tidak sah , walaupun tiba pada waktunya . sebab yang di anggap sah dalam masalah ibadah ialah menurut dugaan yang kuat dari orang mukallaf ( dewasa ) dan sesuai dengan bukti , sedangkan dalam masalah akad ( jual beli dan sebagainya ) , cukup dengan kenyataan saja. 
firman allah dalam surat an-nisa ayat 103 :
 artinya : maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat mu, ingatlah allah di waktu berdiri , di waktu duduk , dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu ( sebaimana biasa ). sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang - orang yang beriman.

1. waktu shalat zuhur ialah mulai tergelincir matahari sampai dengan panjang bayang-bayang suatu benda sama dengan setengah bayang-bayang istiwa yakni bayang-bayang yang terjadi ketika matahari mencapai titik kulminasi, kalau ada, umpamanya kita tancapkan bambu ukuran satu meter , ternyata bayang-bayangnya tingginya satu meter juga, maka habislah waktu shalat zhuhur. dinamai zuhur karena merupakan permulaan shalat yang tampak jelas 
2. waktu shalat asar mulai dari akhir waktu shalat lohor sampai dengan seluruh lingkaran matahari terbenam. shalat asar adalah shalat wustha ( pertengahan ) , berdasarkan hadis shahih , sabda nabi saw :

شغلونا عن الصّلاة الوسطى صلاة العصر  
 "mereka telah melalaikan kita dari shalat wustha , yaitu shalat asar "
shalat asar adalah shalat yang paling afdhal , kemudian shalat subuh , shalat isya , shalat zuhur , lalau shalat maghrib , sebagaimana penjelasan syaikhuna ( syaikh ibnu hajar al haytami ) dengan dalil-dalilnya  yaitu sebagaimana firman allah dalam surah albaqarah ayat 238 
"peliharalah semua shalatmu dan peliharalah shalat wustha." 
(shalat wustha ada nash khusus. hal ini menunjukan keutamaannya sebab waktu shalat asar itu merupakan waktu orang-orang beristirahat berjalan-jalan, dan sebagainya)
3. waktu shalat maghrib mulai dari matahari terbenam sampai dengan terbenamnya mega marah 
4. waktu shalat isya mulai dari terbenamnya mega merah.
syaikhuna berkata ,"seyogyanya sunat mengakhirkan shalat isya sampai hilang mega kuning dan putih , (agar keluar dari perbedaan pendapat dengan orang yang mewajibkan ta'khir) dan berakhir sampai terbet fajar shadiq." 
5. waktu shalat subuh mulai dari terbit terbit fajar shadiq, (fajar shadiq ialah fajar shadiq ialah fajar yang memancar dari utara ke selatan.)  bukan fajar kadzib , ( fajar kadzib ialah fajar yang memancar dari bawah sebelah timur ke atas. ) sampai terbit sebagaian matahari.
para ulama lebih mengutamakan shalat subuh berjama'ah dan isya berjama'ah , sebab pada dua waktu itu lebih berat daripada lainnya.
  قال الرّفعيّ كانت الصّبح صلاة أدم والظّهر صلاة داود والعصر صلاة سليمان والمغرب صلاة يعقوب والعشاء صلاة يونس عليهم الصلاة والسّلام
واعلم أنّ الصّلاة تجب بأوّل الوقت وجوبا موسّعا فله التّاخير عن أوّله إلى وقت يسعها بشرط أن يعزم على فعلها فيه  
imam rafi'i berkata :" shalat subuh adalah shalat nabi adam a.s, shalat zuhur adalah shalat nabi daud a.s , shalat asar adalah shalat nabi sulaiman a.s , shalat maghrib adalah shalat nabi yaqub a.s, dan shalat isya adalah shalat nabi yunus a.s.
hikmah perbedaan setiap raka'at dalam shalat ialah subuh dua rakaat karena masih baru bangun dari tidur atau juga masih segan, zuhur dan asar empat raka'at sebab badan masih segar , maghrib tiga raka'at sebab menunjukan waktu pemisah antara siang dan  malam , isya empat rakaat , sebab untuk menambal kekurangan shalat malam yang hanya dua raka'at dan sedangkan siang tiga kali shalat 
ketahuilah sesungguhnya mengerjakan shalat itu wajib pada awal waktu dengan kewajiban yang leluasa. boleh saja diakhirkan sampai waktu yang mencukupi untuk shalat dapat diperkirakan sekitar 10 menitan dengan syarat berniat akan mengerjakan tepat pada waktunya.
seandainya seseorang dalam mengerjakan shalat mendapatkan satu raka'at pada waktunya, maka termasuk shalat ada' ( pada waktunya tapi bukan qodha shalat ) , kalau tidak mencukupi satu raka'at maka termasuk qodha karena sudah termasuk mengerjakan shalat di luar waktu shalat yang ada
sebagaimana sabda rasulullah SAW :
من أدرك ركعة من الصّلاة فقد أدرك الصّلاة أي مؤادة
" barang siapa yang mendapatkan satu raka'at shalat, maka ia mendapatkan shalat pada waktunya." (h.r imam muslim )

نعم لو شرع في غير الجمعة وقدبقي مايسعهاجازله بلااكرهة أن يطوّلها بالقراءة أوالذّكر حتّى يخرج الوقت و إن لم يوقع منها ركعة فيه على المعتمد
فإن لم يبق من الوقت ما يسعها أو كانت جمعة لم يجزالمدّ ولايسنّ الإقتصر على أركان الصّلاة لإدراك كلّها فى الوقت
jika sebagian rakaat keluar pada waktunya , walaupun mendapatkan satu raka'at , maka berdosa ia.
betul demikian , kalau mengerjakan shalat pada selain shalat jum'at , yang waktunya cukup untuk shalat , maka boleh baginya memanjangkan bacaan shalat atau zikir , dan tidak makruh walaupun itu tidak cukup untuk satu raka'at , menurut kaul yang mu'tamad 
bila waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk memulai shalat , atau pada shalat jum"at , tidak boleh memanjangkan bacaan shalat , serta juga tidak disunatkan hanya mengerjakan yang rukun saja untuk mendapatkan semua raka'at pada waktunya  
 (فرع)
يندب تعجيل صلاة ولو عشاء لأوّل وقتها لخبر أفضل الأعمال الصّلاة لأوّل وقتها وتأخيرها عن أوّله.لتيقّن جماعة أثناءه وإن فحش التّاخير مالم يضق الوقت ولظنّها إذالم يفحش عرفالالشكّ فيها مطلقا والجماعة القليلة أوّل الوقت أفضل من الكثيرة أخره
ويؤخرالمحرم صلاةالعشاء وجوبالأجل خوف فوات حجّ بفوت الوقوف بعرفة لوصلّاها متمكّنالأنّ قضاءه صعب والصّلاة تؤخرّ لأنّها أسهل من مشقّته
ولايصلّيها صلاة شدّة الخوف ويؤخر أيضا وجوبا من رأى نحو غريق أو أسير لو أنقذه خرج الوقت 

 cabang :
disunatkan menyegerakan shalat pada awal waktunya walaupun shalat isya, berdasarkan hadis nabi S.A.W :"amal yang paling utama ialah shalat pada awal waktunya."(meskipun demikian) , sunat mengakhirkan shalat dari awal waktunya karena 2 hal :
1. meyakinkan ada jama'ah pada tengah - tengah waktu , selama tidak sempit waktunya . tetapi mengakhirkan shalat itu kurang baik
2. menyangka ada jama'ah bila tidak jelek ta'khir (maksudnya tidak terlalu akhir ) menurut urf (adat)
tidak disunatkan mengakhirkan shalat bila ragu adanya jama'ah secara mutlak (baik terlalu akhir atau tidak). adapun berjama'ah dengan jumlah banyak tetapi pada akhir waktu 
orang yang sedang melaksanakan ihram haji , wajib mengakhirkan shalat isya karena takut tertinggal ibadah hajinya , yaitu tertinggal wukuf di arafah kalau ia shalat isya dengan sempurna ( syarat dan rukunnya pada awal waktu) sebab mengqodho ibadah haji itu lebih sulit dibandingkan dengan mengakhirkan shalat yang dianggap lebih mudah.
orang yang ihram haji tidak diperbolehkan shalat syiddatul khauf yaitu shalat sambil berjalan atau naik kendaraan.
tambahan:
 bagi orang yang berada disuatu tempat yang sukar menentukan waktu karena tidak dapat melihat matahari, bulan, atau peredarannya berbeda, misalnya dikutub, gua atau ruang angkasa, maka untuk shalat, puasa, dan ibadah lainnya yang membutuhkan penentuan waktu , diwajibkan berijtihad ,bisa menggunakan jam, almanak, dan sebagainya. tertulis didalam kitab qalyubi wa umairah dan kitab nihayatu zain.
juga wajib mengakhirkan shalat bagi orang yang berusaha menyelamatkan seseorang yang tenggelam atau ditawan , sehingga menghabiskan waktu shalatnya.
يكره النّوم بعد دخل وقت الصّلاة و قبل فعلها حيث ظنّ الإستيقاظ قبل ضيقه لعادة أو لإيقاظ غيره له و إلّا حرم النّوم الّذي لم يغلب فى الوقت

 يكره تحريما صلاة لاسبب لها كالنّفل المطلق ومنه صلاة التّسبيح أولها متأخّركركعتي استخارة وإحرام بعد أداء صبح حتّى ترتفع الشّمس كرمح وعصر حتّى تغرب وعند إستواء غير يوم الجمعة
لاماله سبب متقدّم كركعتي وضوء وطواف وتحيّة وكسوف وصلاةجنازة ولو على غائب وإعادة مع جماعة ولوإمام
وكفائتة فرض أونفل لم يقتصد تأخيرها للوقت المكروه ليقضيهافيه أويداوم عليه
فلوتحرّى إيقاع صلاةغيرصاحبة الوقت فى الوقت المكروه من حيث كونه مكروها فتحرم مطلقا ولا تنعقد ولوفائتة يجب قضاؤها فورالأنّه معاندللشّرع 
makruh tidur sesudah masuk tiba waktu shalat dan belum mengerjakannya , karena memperkirakan akan bangun sebelum waktunya berakhir , karena kebiasaan atau dibangunkan orang lain. jika tidak demikian, haram tidurnya. hal itu tidak dimaksudkan bagi orang yang tertidur pada waktu shalat telah tiba karena kalau tertidur tidak dan tidak makruh asal berniat akan mengerjakan shalat. sebagaimana pendapat abu barazah asma'i r.a , sesungguhnya rasulullah SAW membenci orang yang tidur sebelum shalat isya.. (riwayat syaikhan)

mengerjakan shalat yang tidak beralasan atau bersebab adalah makruh tahrim (suatu hukum makruh yang keadaanya lebh mendekati keharaman, jadi lebih baik ditinggalkan saja ) , misalnya shalat sunat mutlak. (termasuk juga shalat sunat mutlak yaitu shalat sunat tasbih), atau yang mempunyai alasan dibelakang , misalnya shalat sunat istikharah atau shalat sunat ihram dengan pengerjaan shalat tersebut di tiga waktu yaitu :
1. sesudah shalat subuh hingga tinggi matahari ukuran satu tombak.
2. sesudah shalat ashar hingga terbenam matahari.
3. ketika istiwa selain pada hari juma'at
sebagaimana uqbah bin amir meriwayatkan :

"rasulullah saw melarang kita shalat dan mengubur mayat pada tiga macam waktu yaitu ketika terbit matahari sampai setinggi tombak, ketika berdiri waktu zuhur sampai tergelincir matahari , dan ketika matahri condong untuk terbenam." (riwayat muslim )
ثلاثساعات كان رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم ينها ناإن نصلّي فيهنّ وأن نقبر موتانا حين تطلع الشّمس بازغة حتّى تضيف الشّمس للغروب
tidak tergolong makruh tahrim shalat yang mempunyaisebab terdahulu sebelumnya, misalnya shalat sunat gerhana, shalat jenazah, walaupun mayatnya gaib , serta mengulangi shalat berjama'ah walaupun menjadi imam.
tidak makruh juga mengqodho shalat fardhu atau shalat sunat yang tidak sengaja mengakhirkannya sampai waktu makruh , namun diharapkan pada waktu makruh itu atau tidak membiasakannya.
bila sengaja mengerjakan shalat yang tidak mempunya waktu pada waktu makruh, sedangkan iya tahu waktu itu makruh , maka hukumnya mutlak haram baik ada sebab ataupun tidak , tidak sah shalatnya walaupun shalat qodho yang wajib segera diqodhoi yang tidak sebab uzur , sebab perbuatannya itu bertentangan dengan hukum syara.  

5. MENGHADAP KIBLAT

وخامسهااستقبال عين القبلة أي الكعبة بالصّدرفلايكفيباستقبال جهتهاخلافالأبى حنيفة رحمه اللّه تعالى
إلّافي حقّ العاجزعنه وفي شدّةكوف ولوفرض فيصلّى كيف أمكنه ماشياوراكبامستقبلاأومستدبراكهارب من حريق وسيل وسبع وحيّة ومن دائن عندإعساروخوف حبس 
syarat shalat yang kelima ialah menghadap kiblat tapi tidak cukup dengan menghadap arahnya., yakni dengan yakin menghadapkan dada ke ka'bah, bagi yang dekat dengan ka'bah harus dengan keyakinan penuh tapi bagi yang jauh dari ka'bah , cukup dengan perkiraan saja. berbeda pendapat dengan imam abu hanifah rahimahullah ta'ala.
allah SWT berfirman:

"sungguh kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah masjidil haram. dan dimana saja kamu berada palingkanlah mukamu ke arahnya. dan sesungguhnya oarang-orang yahudi dan nasrani yang diberi alkitab taurat dan injil memang mengetahui bahwa berpaling kemasjidil haram itu adalah benar dari tuhannya dan allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." ( surah al baqarah ayat 144 )
dalam hadis shahih :


إنّه صلّى اللّه عليه وسلّم صلّى ركعتين في جهتهاوقال هذه القبلة

"sesungguhnya nabi SAW pernah shalat dua raka'at menghadap kearah kiblat, lalu sabdanya inilah arah kiblat."
 (إعانةالطالبيناه ) مابين المشرق والمغرب قبلة فمحمول لأهل المدينة ومن دانهم
"arah kiblat antara masyrik dan maghrib." hadis ini dimahmulkan kepada penduduk madinah dan orang-orang yang dekat kepadanya.

kecuali bagi orang-orang yang sulit untuk menghadap ke arahnya , misalnya sakit atau dalam tawanan dan pada shalat syiddatul khauf walaupun shalat fardhu. orang yang shalat siddatul khauf boleh mengerjakan shalat sebisanya , baik sambil berjalan , naik kendaraan baik menghadap ke arah kiblat atau membelakinya. begitu juga orang yang berusaha lari dari kebakaran, banjir, binatang buas, ular , atau kejaran dari orang yang menagih hutang sedangkan dia belum mampu membayar , dan takut dipenjara musuh. 

وإلّافي نفل سفرمباح لقاصدمحلّ معيّن فيجوز النّفل راكباوماشيافيهولوقصيرانعم يشترط أن يكون مقصده على مسافة لايسمع النّداء من بلده بشروطه المقرّرةفى الجمعة
وخرج بالمباح سفرالمعصية فلايجوزترك القبلة فى النّفل لأبق ومسافرعليه دين حال قادرعليه من غير إذن دائنه
ويجب على ماش إتمام ركوع وسجود لسهولة ذلك عليه و على ركب إيماء بهما واستقبال فيهما وفي تحرّم وجلوس بين السّجدتين فلا يمش إلّافي القيام ولإعتدال والتّشهّد والسّلام
ويحرم ِنحرافه عن استقبال صوب مقصده عامداعالمامختاراإلّاإلى القبلة
ويشترط ترك فعل كثيركعدووتحريك رجل بلاحاجة وترك تعمّد وطء نجس ولويابساوإن عمّ الطّريق

ولايضرّوطءيابس خطأولايكلّف ماش ن التّحفّظ عنه ويجب الإستقبال فى النّفل لراكب سفينة غيرملّاح

واعلم َيضاأنّه يسترط في صحّة الصّلاة العلم بفرضيّة الصّلاة فلوجهل فرضيّة أصل الصّلاة أوصلاته الّتي شرع فيها لم تصحّ كمافي المجموع والرّوضة

وتمييزفروضهامن سننهانعم إن اعتقدالعامى أوالعالم على الأوجه الكلّ فرضاصحّت أو سنّة فلا والعلم بكيفيّتهاالأتى بيانها قريباإن شاءاللّه تعالى 

tidak termasuk harus menghadap kiblat bagi shalat sunat dalam perjalanan yang mubah bagi orang yang menuju tempat tertentu. ia boleh sambil shalat sunat sambil naik kendaraan atau berjalan kaki, walaupun dalam perjalanan yang dekat. betul demikian, tetapi disyaratkan tujuannya dalam perjalanan itu tidak terdengar azan dari kampungnya dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam shalat juma'at.
sebagaimana riwayat amir bin rabi'ah : 
(متفق عليه) رأيت رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم يصلّي على راحلته حيث توجّهت به
 "saya melihat rasulullah SAW shalat diatas kendaraannya ketika itu beliau menghadap ke arah tujuan kendaraannnya."(muttafaqa'alaih)

tidak termasuk perjalanan mubah yaitu perjalanan maksiat , oleh karena itu tidak boleh berpaling dari arah kiblat ketika dalam shalat sunat. umpamanya hamba sahaya yang melarikan diri , atau seseorang yang mempunya hutang yang harus seger dibayar dan mampu membayarnya, ia berpergian tanpa izin orang yang memberi hutang kepadanya.   

bagi orang yang berpergian dengan berjalan kaki , wajib menyempurnakan rukuk dan sujudnya, sebab yang demikian itu mudah. bagi yang naik kendaraan rukuk dan sujudnya cukup isyarat saja dengan meng anggukan kepala kebawah ketika rukuk dan ketika sujud lebih kebawah lagi. ia diwajibkan menghadap karah kiblat ketika rukuk,sujud,takbiratul ihram, dan ketika duduk antara dua kali sujud, tidak boleh berjalan kecuali ketika berdiri , i'tidal, membaca tasyahud dan salam.

haram baginya apabila sengaja berpaling dari arah tujuannya dan dia mengetahui haramnya serta atas kehendak sendiri, kecuali kearah kiblat.maksudnya ketika shalat sunat dalam perjalanan diwajibkan menghadap kiblat hanya ketika takbiratul ihram,ruku,sujud dan ketika duduk antara dua kali sujud. selain itu ia boleh menghadap kearah tujuannya . kalau menghadap ke arah selain tujuannya adalah haram, kecuali ke kiblat.

disyaratkan tidak mengerjakan suatu perbuatan yang tidak perlu, misalnya berlari, menggerakan kaki sekedar iseng dan tidak menginjak najsi dengan sengaja walaupun najis kering dan memenuhi jalan. 

tidak apa-apa menginjak najis kering tanpa disengaja , sebab seseorang yang berjalan tidak harus selalu menjaga diri  agar tidak menginjak najis.. wajib menghadap kiblat ketika shalat sunat di atas perahu (kapal laut) kecuali pengemudinya.

perlu diketahui pula , sesungguhnya syarat sahnya shalat itu harus mengetahui kefardhuan shalat. kalau tidak mengetahui dasar kefardhuan shalat secara mutlak yaitu shalat lima waktu atau kefardhuan shalat yang sedang ia kerjakan , maka shalatnya tidak sah , sebagaimana dinyatakan di dalam kitab almajmu dan arraudhah karangan imam an-nawawi.

dapat membedakan antara fardhu-fardhu shalat dan sunat-sunatnya. betul demikian , kalau orang bodoh meng i'tikadkan atau orang yang mengerti menurut kaul yang termahsyur meng i'tikadkan semua pekerjaan shalat itu fardhu , maka shalatnya sah . tetapi kalau mengi'tikadkan semua pekerjaan itu sunat , maka shalat itu tidak sah demikian menurut kaul yang utama. wajib mengetahui craa mengerjakan shalat.

cara shalat di pesawat terbang , bagi penumpang pesawat terbang kalau tidak tersedia air maka dengan tayamum dengan bertaqlid kepada imam malik yang memperbolehkan dengan segala sesuatu yang berada di atas bumi kecuali permata. misalnya dengan tembok , barang tambang , rumput dan sebagainya ( diambil dari kitab madzaahibul arba'ah halaman 160 juz 1 ) shalat sambil duduk dikursi saja  diperbolehkan jika sempit tanpa menghadap ke arah kiblat ketika ruku atau sujud dengan membungkuk sedangkan membungkuk untuk sujud harus lebih rendah dari rukuk. (dari kitab i'aanah juz 1 hal 124 dan bafadhal hlm 52). demikian pula di atas kendaraan lainnya , disesuaikan dengan kemampuan . bila dapat menghadap ke kiblat ketika rukuk,sujud,dan lain'lainnya, maka kerjakannlah. bila tidak kerjakannlah sebisanya. cara tersebut adalah sah dan tanpa diulang.

alhamdulillah sekali artikel bab shalat saya yang membahas tentang syarat sahnya shalat sudah selesai walaupun masih banyak sekali kekurangan disana-sini. saya berharap sekali kepada pembaca untuk mendoakan saya agar terus dapat menulis artikel-artikel yang bermanfaat dan dapat meluruskan niat dalam menulis artikel yang saya buat juga dapat memberikat masukan yang bermanfaat bagi saya. selanjutnya dalam pembahasan bab shalat akan dilanjutkan dengan shifat shalat yang membahas tentang rukun.sunat, atau hal-hal yang dimakrukan dalam shalat.hatur nuhun wasalam.


1 komentar:

Bintang ulama said...

Sip gan lanjutkan artikelnya

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html